Jambi Usulkan Kolonel Abundjani sebagai Pahlawan Nasional
Pemimpin tertinggi militer Jambi semasa revolusi diusulkan menjadi Pahlawan Nasional. Perjuangannya disebut-sebut layak menjadi teladan bagi masyarakat.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Kolonel Abundjani, pemimpin tertinggi militer Jambi semasa revolusi, diusulkan menjadi Pahlawan Nasional. Perjuangannya demi kemerdekaan Indonesia dan heroisme yang pantang mundur disebut-sebut layak menjadi teladan bagi masyarakat.
Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani mengatakan, Abundjani merupakan pimpinan militer paling berpengaruh di Jambi selama masa revolusi. Ia pun berperan penting dalam ekonomi di masa perang.
Abundjani membentuk Badan Keuangan Perjuangan yang memobilisasi 10 persen keuntungan dari hasil karet Jambi dialokasikan menyokong perjuangan Indonesia. ”Perjuangan yang dilakukannya pada masa itu sangat besar,” ujarnya, dalam seminar Nasional Usulan Pahlawan Nasional atas Nama Kolonel Abundjani, di Jambi, Senin (28/11/2022).
Abundjani lahir di Sarolangun-Bangko tahun 1918 dan meninggal di Jakarta pada 1980. Nama Kolonel Abundjani telah disematkan sebagai nama jalan di Kota Jambi dan nama rumah sakit di Kabupaten Merangin.
Sani menambahkan, baru ada dua pejuang asal Provinsi Jambi yang mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Keduanya adalah Sultan Thaha Saifuddin dan Raden Mattaher. Abundjani disebut layak memiliki penghargaan serupa. Mereka tak hanya memberi arti penting bagi sejarah kontekstual negara Indonesia, tetapi secara personal merupakan tokoh inspiratif dan teladan.
Peneliti Politik dan Sejarah BRIN, Asvi Warman Adam, mengatakan, Kolonel Abundjani layak diangkat sebagai Pahlawan Nasional. Ia pun mendorong agar tim perumus dapat melengkapi naskah akademik usulan secara memadai. Tim agar mampu memberi alasan yang kuat mengapa Abundjani penting dan layak diangkat sebagai pahlawan. Selain itu, tekanan ke pusat akan mempercepat proses pengesahan. Hal-hal ini, lanjutnya, agar menjadi perhatian tim perumus.
Perjuangan yang dilakukannya pada masa itu sangat besar.
Anggota DPR asal Jambi, Syarahsadin, mengatakan siap merekomendasikan pengusulan nama Kolonel Abundjani sebagai Pahlawan Nasional. Rekomendasi itu diberikan setelah pihaknya mengetahui latar belakang dan perjuangan yang dilakukannya semasa kemerdekaan. ”Karena itu, kami siap memberi rekomendasi ke pemerintah pusat,” ujarnya.
Dari catatan sejarah, Guru Sejarah dari Kabupaten Batanghari, Puteri Soraya Mansur, menyebut, Kolonel Abundjani merupakan Komandan TNI Jambi selama periode 1947 hingga 1950. Kecakapannya sebagai pemimpin tertinggi militer Jambi selama masa revolusi tampak dari kemampuannya bersinergi dengan pemimpin militer dan pemimpin sipil di Jambi maupun Palembang. ”Sinergi tersebut berhasil membentengi Jambi dari awal kemerdekaan hingga sebelum Agresi Militer Belanda I,” katanya.
Peranan penting Abundjani dalam pendanaan perang di masa itu juga tercatat dalam dokumen sejarah. Jambi pernah memberikan sumbangan berjumlah besar untuk dipergunakan bagi perjuangan nasional. Sumbangan sebesar 450.000 dollar AS itu berasal dari hasil penjualan karet yang dimobilisasi oleh Abundjani.
Kolonel Abundjani merupakan Komandan Sub Teritorium Djambi (STD) dalam Agresi Militer Belanda II. Menurut Puteri, ia menyusun strategi perlawanan saat Kota Jambi jatuh akibat serangan pada 28-29 Desember 1948. Abundjani juga memerintahkan strategi gerilya sampai penyerahan kedaulatan di Jambi pada 27 Desember 1949.
Ia menilai perjuangan yang dilakukan menunjukkan sosok pemimpin militer yang piawai membentengi daerahnya. Abundjani sekaligus pemegang peran penting pengendalian jaringan perdagangan di Jambi dan gerilyawan yang pantang mundur. ”Ketiga perspektif tersebut merupakan satu kesatuan utuh dari sosok Kolonel Abundjani sehingga nilai heroisme mampu dihadirkan, tidak hanya bersifat lokal, tetapi nasional,” katanya.