BMKG Sulsel Peringatkan Potensi Banjir di Sejumlah Wilayah
Pemerintah dan masyarakat diminta mewaspadai cuaca buruk yang diperkirakan terjadi akhir bulan ini hingga awal Desember. Banjir, banjir bandang, angin kencang, dan pohon tumbang patut diwaspadai.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah IV mengeluarkan peringatan terkait potensi bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan. Karena itu, pemerintah dan masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan banjir, banjir bandang, longsor, angin kencang, dan pohon tumbang.
Peringatan ini dikeluarkan BBMKG Wilayah IV pada Senin (28/11/2022) sore. Selain potensi banjir, masyarakat juga diminta mewaspadai ancaman gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan di sekitar Sulsel.
”Hasil analisis terkini menunjukkan suhu muka air laut dalam kondisi hangat, yakni 29-31 derajat di sekitar perairan Sulsel. Sementara kelembaban udara di lapisan atas hingga ketinggian 500 MB diprakirakan dalam kondisi basah 70-100 persen. Selain itu, ada pertemuan angin yang menyebabkan penumpukan massa udara yang mendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Sulsel,” papar Irwan Slamet, Kepala BBMKG Wilayah IV.
Dengan kondisi ini diperkirakan akan terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat sepanjang Selasa (29/11/2022)-Kamis (1/12). Potensi hujan lebat ini membuat BBMKG Wilayah IV mengeluarkan peringatan dini di sebagian besar wilayah Sulsel.
Wilayah ini meliputi Sulsel bagian barat, yakni Pinrang, Parepare, Barru, Pangkep, Maros, Makassar, dan Takalar; Sulsel bagian tengah yang meliputi Soppeng, Sidrap, dan Gowa; Sulsel bagian selatan dan timur meliputi Jeneponto, Bantaeng, Sinjai, Bulukumba, dan Kepulauan Selayar; serta Sulsel bagian utara meliputi Luwu Utara, Luwu, dan Palopo. Potensi angin kencang ada di pesisir barat dan selatan Sulsel.
”Selain potensi banjir dan longsor, hasil analisis juga menujukkan potensi gelombang dengan ketinggian 1,5-2,5 meter di perairan Sabalana, Perairan Kepulauan Selayar, Teluk Bone bagian selatan, perairan Pulau Bonerate-Kalaotoa, dan Laut Flores. Hal ini bisa berdampak pula pada keterlambatan jadwal pelayaran ataupun penerbangan,” tutur Irwan.
Sebelumnya, pada pertengahan November lalu, sejumlah wilayah mengalami banjir dan longsor.
Bahkan, pada Jumat (18/11) banjir di sejumlah kabupaten, termasuk Kota Makassar, membuat sejumlah akses lumpuh. Sebelumnya, di Gowa, longsor menyebabkan tujuh orang meninggal.
Kepala BPBD Sulsel M Firda mengatakan, memasuki musim hujan, pihaknya telah meningkatkan koordinasi dengan BPBD di seluruh kabupaten dan kota. Koordinasi juga di antaranya untuk memastikan kesiapsiagaan, baik personel, peralatan, maupun logistik.
”Kami juga menyiapkan logistik bencana, seperti pangan, perlengkapan keluarga, perlengkapan bayi, selimut, dan tenda yang merupakan kebutuhan dasar korban bencana. Di beberapa daerah, kami melakukan simulasi penanggulangan bencana banjir dan longsor,” katanya.