Korban Longsor Ditemukan 16 Kilometer dari Titik Kejadian
Longsor di Desa Lonjoboko Kecamatan Parangloe, Gowa, Sulsel total menelan tujuh korban jiwa. Kondisi cuaca ekstrem belakangan ini harus terus diwaspadai, terutama di wilayah rawan bencana.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS - Korban terakhir dalam peristiwa longsor di Desa Lonjoboko, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, ditemukan oleh tim SAR gabungan, Minggu (20/11/2022) malam. Korban ditemukan sekitar 16 kilometer dari titik kejadian.
Kepala Basarnas Sulawesi Selatan Djunaidi mengatakan, korban adalah M Royan (6). Dia adalah satu dari tujuh warga yang diterjang longsor di Desa Lonjoboko. Bencana itu terjadi pada Rabu (16/11/2022) petang.
“Korban ditemukan sekitar 16 kilometer dari tempat kejadian. Lokasi penemuan korban di dekat pintu air Bendungan Bili-bili. Dengan penemuan ini, total ada tujuh korban meninggal yang ditemukan akibat longsor di Lonjoboko,” kata Djunaidi.
Usai ditemukan, jenazah Royan langsung dievakuasi dan diserahkan ke pihak Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sulsel. Sebelumnya, sepanjang Rabu hingga Jumat (18/11), tim SAR menemukan enam korban meninggal lainnya. Mereka adalah Nurhaya (24), Nuraeni (47), Sunaria (38), Daeng Ngasseng (60), Jumria (37), dan Nur Syamsia (25)
Saat longsor terjadi, Royan berada dalam kendaraan roda empat yang melintas. Saat itu, mobil yang berisi empat orang tersebut terseret material longsor hingga ke dasar jurang. Di dasar jurang adalah aliran Sungai Jeneberang yang masuk ke Bendungan Bili-bili.
Selain itu, ada dua orang yang berboncengan dengan satu sepeda motor yang ikut terseret longsor. Sebuah rumah di tepi jalan yang berbatasan dengan jurang di bagian belakang juga terseret dan menewaskan seorang penghuninya.
Jalur yang tertimpa longsor ini merupakan akses utama warga Kabupaten Sinjai, Sulsel, menuju ke Makassar dan sebaliknya. Selain itu, jalan tersebut menjadi akses ke obyek wisata Malino, Kabupaten Gowa.
Selama lima hari pencarian, tim SAR gabungan berjibaku melawan cuaca buruk berupa hujan deras dan angin kencang untuk menemukan korban. Sejumlah alat berat juga dikerahkan karena besarnya material longsoran yang jatuh dari tebing.
Ada setidaknya 10 titik longsor dan empat di antaranya cukup parah. Dua titik yang memakan korban adalah di Dusun Borong Sapiria dan Dusun Kunyika.
Untuk membersihkan material longsoran, Dinas Pekerjaan Umum PUTR Sulsel menggerakkan alat berat sejak Kamis lalu. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulsel Astina Abbas mengatakan, selain digunakan pada lokasi pencarian korban, alat berat juga digunakan membersihkan jalan dan rumah warga dari material longsor.