Data BPBD Kepulauan Mentawai per 14 November 2022 menyebutkan, sedikitnya 697 keluarga terdampak banjir.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Banjir yang merendam sejumlah dusun di empat desa di Pulau Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, beberapa hari terakhir berangsur-angsur surut. Warga mulai beraktivitas tetapi belum normal.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Mentawai Amir Ahmari, Selasa (15/11/2022), mengatakan, banjir di sebagian lokasi mulai surut. Selasa ini, matahari sudah bersinar meskipun masih diselingi hujan.
”Sebagian sudah ada yang mulai surut. Air masih tergenang, tapi sudah mulai surut. Namun, kami belum tahu bagaimana kondisi beberapa hari ke depan. Aktivitas warga sekarang belum normal,” kata Amir, ketika dihubungi dari Padang, Selasa sore.
Banjir secara bertahap sejak Jumat (11/11/2022) mulai melanda sejumlah desa di Kecamatan Siberut Utara dan Kecamatan Siberut Barat. BPBD Kepulauan Mentawai mencatat ketinggian banjir mulai dari 30 cm hingga 2 meter.
Data BPBD Kepulauan Mentawai per 14 November 2022 menunjukkan, sedikitnya 697 keluarga terdampak banjir. Mereka tinggal di Desa Mongan Poula, Desa Malancan, dan Desa Sikabaluan di Siberut Utara, serta Desa Sigapokna di Siberut Barat.
Amir melanjutkan, BPBD belum bisa mengirimkan bantuan kepada warga terdampak banjir. Walakin, untuk Desa Mongan Poula, lumbung sosial di pusat kecamatan sudah mendistribusikan bantuan logistik ,seperti selimut, tenda, dan makanan siap saji dengan sampan kepada warga terdampak.
”Kalau kami, tidak bisa kirim logistik. Kami tidak bisa tembus (dari Pulau Sipora ke Pulau Siberut). Ketinggian gelombang laut 3-4 meter. Bahkan sampai sekarang kapal tidak bisa berangkat karena gelombang besar,” ujar Amir.
Amir berharap, jika stok lumbung sosial masih ada, pihak kecamatan bisa mengirimkan bantuan kepada warga terdampak. Ia juga mengimbau warga yang berada di daerah rawan banjir selalu waspada. Kalau banjir semakin parah, warga diminta segera mengungsi ke tempat tinggi.
Data BPBD Kepulauan Mentawai per 14 November 2022 menyebutkan, sedikitnya 697 keluarga terdampak banjir. Mereka tinggal di Desa Mongan Poula, Desa Malancan, dan Desa Sikabaluan di Kecamatan Siberut Utara; serta Desa Sigapokna di Kecamatan Siberut Barat.
Di Sigapokna, banjir terjadi di dua dusun, Muara Sigep dan Toktuk, sejak 12 November dengan ketinggian air sekitar 2 meter. Jumlah warga terdampak di Muara Sigep 73 keluarga dan Toktuk 96 keluarga.
Sementara itu, di Mongan Poula banjir terjadi di dua dusun, Mongan Poula Barat dan Mongan Poula Selatan, sejak 13 November dengan ketinggian 1-2 meter. Jumlah warga terdampak di desa tersebut 306 keluarga.
Di Malancan, banjir terjadi di tiga dusun, yaitu Sirilanggai, Sibeuotcun, dan Ukra, sejak 11 November dengan ketinggian 1-2 meter. Jumlah warga terdampak di Sirilanggai 40 keluarga, Siebeuotcun 114 keluarga, dan Ukra 69 keluarga. Adapun di Sikabaluan, banjir terjadi di Dusun Nang-Nang sekitar 30 sentimeter dan merendam SMA 1 Siberut Utara.
Secara terpisah, Kepala Desa Malancan Jalimin Saleleu, Selasa sore, mengatakan, banjir yang melanda tiga dusun di desa ini sejak empat hari terakhir mulai surut. Ketinggian banjir saat ini 15-20 cm. Jalimin tidak bisa mengirimkan foto banjir terbaru karena tidak ada sinyal internet.
”Warga sudah mulai bisa ke mana-mana. Anak-anak yang dekat dengan sekolah mulai masuk sekolah, yang lain belum. Siswa SMP dan SMA mulai berangkat sekolah juga (ke pusat kecamatan). Warga mulai ke ladang, tetapi aktivitas belum normal,” kata Jalimin.
Meskipun banjir perlahan surut, kata Jalimin, warga masih membutuhkan bantuan, terutama sembako. Sudah empat hari terakhir warga tidak bisa bekerja, termasuk ke ladang, untuk mendapatkan penghasilan.
Menurut Jalimin, sejauh ini belum ada bantuan diterima warga. Sebelumnya, ia mendapat informasi bahwa pihak kecamatan akan datang ke Dusun Sirilanggai mengirimkan bantuan, tetapi ditunggu hingga kemarin sore tidak ada yang datang.
”Kami berharap betul, apalagi empat hari ini kami dilanda banjir. Mudah-mudahan pemerintah bisa bantu kami. Yang sangat dibutuhkan sembako,” ujarnya.