Konflik di Dogiyai, Satu Warga dan Dua Polisi Terluka akibat Aksi Massa
Gangguan keamanan terjadi di Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah. Massa membakar belasan rumah, enam kantor Pemkab Dogiyai, serta menyerang warga dan aparat kepolisian.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Sekelompok orang membakar rumah serta fasilitas umum lainnya di Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua Tengah, Sabtu (12/11/2022) sore hingga malam hari. Seorang warga dan dua polisi terluka dalam peristiwa ini.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal, di Jayapura, Minggu (13/11/2022), mengatakan, aksi massa dipicu kejadian kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 14.30 WIT di Kampung Ikebo, Distrik (Kecamatan) Kamu, Sabtu.
Ahmad memaparkan, truk yang dikemudikan warga berinisial KM menabrak seorang anak bernama Noldi Goo. Peristiwa ini menyebabkan korban yang berusia 5 tahun itu tewas di lokasi kejadian.
KM pun segera menyerahkan diri ke pihak kepolisian setempat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Akan tetapi, massa yang berada di lokasi kejadian tidak menerima hal tersebut.
Sekitar pukul 15.00 WIT, massa yang berjumlah lebih dari 100 orang ini mendatangi Markas Polres Dogiyai dan menuntut aparat menyerahkan pelaku kepada mereka. Pihak kepolisian pun meminta warga kembali ke rumah dan menjamin akan memproses hukum pelaku.
”Tak terima dengan jawaban pihak kepolisian, massa pun melakukan aksi penyerangan ke aparat dengan menggunakan batu dan panah. Aksi ini menyebabkan Brigadir Dua Muhammad Tahir dan Brigadir Dua Wahyudi Eka Ramadhani terluka karena terkena anak panah,” tutur Ahmad.
Ia menuturkan, massa kemudian berpencar dan melakukan aksi perusakan di sejumlah titik. Massa membakar dua truk dan empat rumah. Mereka juga membacok seorang warga bernama Marthen Peni Serli.
Aparat pun mengeluarkan tembakan peringatan dan gas air mata untuk menghalau massa. Situasi di Dogiyai berangsur kembali kondusif sekitar pukul 18.00 WIT. Namun, sekitar pukul 20.00 WIT, massa yang terpencar kembali melakukan aksi pembakaran di tujuh titik. Aksi ini menyebabkan 15 rumah dan enam kantor Pemkab Dogiyai terbakar.
”Massa melakukan aksi ini secara terencana dan melakukan aksi anarkistis saat terjadi listrik padam di Distrik Kamu, ibu kota Dogiyai. Saat ini aparat gabungan TNI dan Polri berhasil menghalau massa dan situasi keamanan di Dogiyai telah terkendali,” ucap Ahmad.
Ia menambahkan, Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri telah mengirim sejumlah pejabat utama Polda Papua dan bantuan 60 personel Brimob dari Kabupaten Nabire ke Dogiyai. Bantuan personel itu untuk mencegah aksi massa terjadi lagi.
Kami berharap aparat keamanan menggunakan pendekatan secara kemanusiaan untuk mengatasi konflik ini.
Ahmad mengimbau agar masyarakat tidak terprovokasi dengan informasi bohong yang bertujuan mengganggu situasi keamanan di Dogiyai. Pelaku yang terlibat dalam kasus kecelakaan yang menewaskan Noldi itu akan diproses hukum.
”Tim yang dipimpin Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua Komisaris Besar Faisal Ramadhani akan menyelidiki motif di balik aksi massa yang melakukan aksi anarkistis ini. Tujuannya untuk mengungkap indikasi adanya kelompok lain yang terlibat dalam aksi massa,” ujar Ahmad.
Sementara itu, juru bicara Jaringan Damai Papua, Yan Christian Warinussy, menyampaikan rasa prihatin atas konflik yang terjadi di Dogiyai. Ia berharap konflik yang dapat memicu kontak antara aparat keamanan dan masyarakat tidak semakin meluas sehingga tidak memicu jatuh korban.
”Kami berharap aparat keamanan menggunakan pendekatan secara kemanusiaan untuk mengatasi konflik ini. Tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat juga harus berupaya meredam konflik sehingga tercipta kembali damai di Dogiyai,” ucap Yan.