Ratusan Warga Mengungsi akibat Banjir di Muaro Jambi
Hujan yang turun terus dalam dua pekan terakhir menyebabkan sungai-sungai di Kabupaten Muaro Jambi meluap. Wilayah Nyogan di Kecamatan Mestong kini diliputi banjir. Ratusan orang mengungsi.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
MUARO JAMBI, KOMPAS — Luapan sejumlah sungai menyebabkan banjir melanda wilayah Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, Rabu (9/11/2022). Sebagian warga kini mengungsi di badan-badan jalan dengan memasang tenda-tenda darurat. Jumlah pengungsi lebih dari 700 orang.
Banjir terjadi seiring meningkatnya curah hujan di wilayah itu. Lindra (20), warga Desa Nyogan, Kecamatan Mestong, menceritakan, banjir terjadi sejak Minggu dini hari. Hujan yang turun terus dalam dua pekan terakhir menyebabkan sungai-sungai meluap. Wilayah itu pun kini diliputi banjir. ”Rumah kami panggung, tetapi air sudah masuk ke dalam rumah sampai hampir satu meter,” katanya.
Kondisi itu membuatnya terpaksa mengungsi bersama warga sekitar. Mereka membangun tenda darurat di badan jalan yang terletak lebih tinggi. Sebagian barang turut diungsikan ke dalam tenda. Sebagian warga lain membangun tenda darurat di depan salah satu masjid yang juga letaknya lebih tinggi.
Rabu siang hingga sore. hujan kembali turun di wilayah itu. Sebagian warga mulai mengeluh karena harus bertahan tinggal di tenda dalam kondisi cuaca yang basah dan berangin kencang. ”Badan saya mulai meriang,” ujar Maemunah, warga lainnya.
Rumah kami panggung, tetapi air sudah masuk ke dalam rumah sampai hampir satu meter. (Lindra)
Kepala Kepolisian Sektor Mestong Ajun Komisaris Taroni Zebua mengatakan, banjir itu terpantau melanda di Dusun Selapik, Nyogan, dan Nebang Para yang terletak di Desa Nyogan. Lebih dari 150 rumah terendam banjir. Selain itu, ribuan batang sawit dan karet turut terendam banjir karena letak wilayah itu berada di dekat sejumlah sungai, yakni Panerokan, Bajubang, Lalan, Nyogan, dan Sungai Bahar.
Sejauh ini pihaknya terus patroli untuk mengecek keamanan di sekitar lokasi banjir. Pihaknya mengantisipasi jangan sampai terjadi tindak kriminal. ”Karena banyak warga meninggalkan rumahnya untuk mengungsi, kami terus patroli agar jangan sampai terjadi pencurian pada korban banjir,” katanya.
Pihaknya juga turut menyalurkan bantuan kepada korban banjir. Bantuan datang dari perorangan dan swasta yang mengetahui adanya banjir.
Hingga Rabu siang, bantuan dari pemerintah daerah berupa bahan makanan ataupun tenda darurat masih belum ada. Begitu pula bantuan medis belum menjangkau ke wilayah itu. ”Sudah kami komunikasikan kepada puskesmas setempat agar mereka turut membantu korban banjir yang kini mulai berjatuhan sakit,” lanjutnya.
Banjir di wilayah itu disebut-sebut sebagai yang terparah. Menurut Iwan, warga setempat yang telah lebih dari 30 tahun tinggal di sana, baru kali ini luapan air sungai menyebab banjir separah kali ini. ”Kalau air sungai meluap biasanya tidak pernah masuk sampai ke dalam rumah,” ujarnya.