Pada Jumat sore, warga masih mengungsi karena rumah mereka rusak. Jalur jalan pun sebagian belum bisa dilalui karena dipenuhi lumpur dan sisa-sisa batang pohon yang terbawa air dari hulu.
Oleh
SIWI YUNITA CAHYANINGRUM
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS —Hujan deras memicu banjir di sejumlah desa di Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (3/11/2022). Tidak ada korban jiwa akibat kejadian ini. Namun, tercatat 71 rumah rusak hingga Jumat (4/11/2022).
Banjir terjadi pada Kamis malam setelah hujan deras mengguyur kawasan Kalibaru selama empat jam. Sungai Yas dan beberapa sungai kecil lainnya yang berhulu di Gunung Raung meluap. Akibatnya, enam desa yang berada di sekitar alirannya terdampak.
Enam desa itu adalah Kajarharjo, Kalibaru Kulon, Kalibaru Manis, Banyuanyar, Kebunrejo, dan Kalibaru Wetan. Di Desa Kalibaru Wetan, yang terdampak cukup parah, sebagian rumah berdiri di dekat bantaran sungai.
Pada Jumat siang, banjir mulai surut. Namun, warga masih mengungsi karena rumahnya rusak. Jalur jalan dan lingkungan pun sebagian belum bisa dilalui karena dipenuhi lumpur dan sisa-sisa material yang terbawa air.
Berdasarkan data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banyuwangi, 35 rumah rusak berat, 13 rusak sedang, dan 13 rusak ringan. Ada juga kendaraan dan hewan ternak yang hanyut. Banjir juga memutus dua jembatan di Dusun Krajan, Desa Kajarharjo.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan Banyuwangi Guntur Priambodo mengatakan, salah satu penyebab banjir adalah curah hujan dengan intensitas tinggi mencapai 338 milimeter selama empat jam. Kondisi itu membuat sungai-sungai kecil tidak mampu menampung lonjakan debit air. Kondisi semakin parah karena sampah dan material kayu menyumbat aliran sungai.
Bupati Banyuwangi Ipuk Festiandani saat meninjau Desa Kalibaru Wetan pada Jumat siang mengatakan, personel puskesmas dan tim kesehatan telah dikerahkan untuk memeriksa kondisi warga terdampak banjir. Pemkab bersama dengan jajaran forum komunikasi daerah dan sukarelawan juga turun untuk membersihkan lingkungan.
”Alat berat telah ditempatkan di lokasi untuk melakukan pembersihan. Truk-truk sampah juga kami kerahkan,” kata Ipuk dalam rilis humas Pemkab Banyuwangi, Jumat.
Pemkab Banyuwangi juga mendirikan posko bantuan dan dapur umum di Balai Desa Kalibaru Wetan. Bantuan untuk kebutuhan darurat telah disalurkan. ”(Sampai saat ini) pendataan masih terus berlangsung. Bagi warga yang rumahnya rusak berat, kami siapkan tempat tinggal sementara di Hotel Margo Utomo. Namun, banyak warga yang memilih tinggal di rumah kerabatnya,” kata Ipuk.
Agar kejadian tidak kembali terulang, Pemkab Banyuwangi bersama instansi terkait akan membuat jalur air baru dari hulu. Dengan saluran baru itu, debit air tidak terkonsentrasi di sungai-sungai kecil di sekitar permukiman warga.
Adapun untuk penanganan jangka pendek, saluran air akan dibersihkan dan diperbaiki agar di masa mendatang tak lagi mengganggu aliran air. ”Kami juga akan membuat saluran pembuangan perkebunan tebu (agar) diarahkan ke sungai besar supaya aliran yang kecil ini tidak meluap lagi,” kata Guntur.
Sementara jembatan-jembatan yang rusak, menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Banyuwangi Danang Hartanto, akan diganti dengan jembatan sementara. ”Kami akan identifikasi semua bangunan yang ada di bantaran sungai. Kami petakan mana yang harus direlokasi dan yang masih dipertahankan,” tambah Danang.