Bandara Sultan Hasanuddin Siap Ambil Peran untuk G20
Bandara Sultan Hasanuddin sudah sering berperan dalam kondisi darurat diantaranya jadi tempat datang dan berangkat penyintas maupun relawan saat bencana di Palu dan Mamuju. Kini otoritas bandara siap menopang KTT G20
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
Pihak Angkasa Pura I yang mengelola Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, siap mengambil peran dalam KTT G20. Menempati posisi ke 10 sebagai bandara yang tersibuk di Asia Tengara, Sultan Hasanuddin berbenah dan bersiap ikut menjadi tuan rumah.
Belakangan ini Bandara Sultan Hasanuddin disibukkan dengan aktivitas umroh yang cukup tinggi. Hampir setiap hari rombongan umroh datang dan berangkat. Pandemi yang mereda memang sontak membuat bandara ini sibuk.
Selain aktivitas umrah dan berbagai perjalanan lainnya, Bandara Sultan Hasanuddin yang berkode UPG, juga menjadi bandara HUB yang menghubungkan Wilayah Indonesia Barat dan Wilayah Indonesia Timur. Sejauh ini rute terbanyak melayani penerbangan dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng, Juanda di Sidoarjo, dan Kendari.
Di tengah kesibukan ini Sultan Hasanuddin berbenah. Dalam perhelatan KTT G20 nanti, bandara ini bukan hanya menjadi tempat transit. Bandara Sultan Hasanuddin menjadi salah satu yang akan ditempati untuk memarkir pesawat-pesawat yang mengangkut tamu maupun logistik dari berbagai negara.
“Sejauh ini kami belum mendapat kepastian berapa pesawat dan dari mana saja yang akan parkir disini. Tapi kami sudah bersiap. Setidaknya untuk parking stand, kami siapkan dan bisa menampung setidaknya dua pesawat berbadan lebar dan sembilan pesawat kecil,” kata Iwan Rusdianto, Stakeholder Relation Manager PT Angkasa Pura I Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Jumat (4/11/2022).
Dengan menyiapkan tempat parkir bandara, segala fasilitas ikutan telah disiapkan. Bahkan pihak Angkasa Pura I juga sudah bersiap dengan pengaturan penerbangan atau pengaturan datang dan pergi pesawat tamu tanpa menganggu aktivitas penerbangan komersil sehari-hari.
Saat ini memang sedang ada pekerjaan peningkatan kapasitas bandara. Pembangunan terminal penumpang baru dirancang bisa menampung hingga lebih 15 juta penumpang per tahun. Sedianya proyek perluasan bandara ini seleai tahun lalu, namun pandemi membuat target ini mundur. Sejauh ini aktivitas pembangunan perluasan bandara tak menganggu aktivitas harian.
“Intinya kami tinggal menunggu kepastian dari Kementrian Luar Negeri dan otoritas kain terkait berapa pesawat yang akan parkir disini dan kapan mereka datang atau berangkat. Kami siap ikut ambil bagian menyukseskan G20,” kata Iwan.
Sebagai bandara yang cukup sibuk, hingga Oktober tahun ini ada setidaknya 64.225 pergerakan pesawat. Jumlah ini naik 18 persen dari tahun 2021 yaitu 54.442 pergerakan. Sebelum pandemi, pada 2019 penerbangan mencapai 97.894. Jumlah ini turun cukup signifikan menjadi 64.930 penerbangan pada 2020. Namun sejak tahun lalu hingga tahun ini jumlah penerbangan kian meningkat.
Saat ini penerbangan internasional juga sudah kembali aktif seperti semula. Ada beberapa rute yaitu Madinah, Jeddah, Kuala Lumpur dan Singapura.