Sejumlah bandara yang telah disiapkan untuk menampung pesawat delegasi G20 telah bersiap untuk menambah jam operasionalisasi mereka hingga 24 jam per hari. Pembatasan akan diberlakukan di Ngurah Rai.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI, RENY SRI AYU ARMAN, COKORDA YUDISTIRA M PUTRA, ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Spanduk bertemakan Presidensi G20 Indonesia terlihat di kawasan Karet Tengsin, Jakarta, Minggu (23/10/2022). Indonesia sudah memimpin G20 sejak 1 Desember 2021 dengan menggelar sejumlah pertemuan. KTT G20 akan berlangsung di Bali pada 15-16 November 2022 di tengah ketegangan geopolitik dan ancaman resesi global tahun depan.
Indonesia tidak ingin ”biasa-biasa” saja menggelar perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang bakal digelar di Nusa Dua pada 15-16 November mendatang. Bertindak lebih, antara lain, diwujudkan dalam layanan penerbangan untuk para delegasi.
Sebagaimana diketahui, Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan hadir dalam KTT itu. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga memastikan akan hadir. Hingga saat ini, sebagaimana diungkapkan Presiden Joko Widodo, 16 kepala negara dan organisasi kawasan akan hadir dalam KTT G20 di Nusa Dua, Bali.
Menurut Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, masing-masing kepala negara dikabarkan akan menggunakan pesawat kepresidenan. Tak hanya itu, sejumlah kepala negara juga akan membawa sejumlah pesawat lain. Sebagaimana umum diketahui, selain Air Force One, pesawat kepresidenan Presiden Joe Biden, Washington juga akan membawa pesawat pendukung, termasuk kendaraan-kendaraan pendukung yang harus diangkut pesawat-pesawat angkut berbadan lebar. ”Tentu Bandara Ngurah Rai tidak akan cukup menampung semua pesawat itu,” kata Retno.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, ada empat bandara yang disiapkan untuk parkir pesawat para kepala negara yang akan menghadiri KTT G20 di Bali. Empat bandara tersebut, yaitu Bandara Ngurah Rai di Denpasar, Bandara Juanda di Sidoarjo, Bandara Lombok, dan Bandara Sultan Hasanuddin. Selain empat bandara itu, Kementerian Perhubungan juga menyiapkan Bandara Adisutjipto Yogyakarta dan Bandara Adi Soemarmo Solo untuk mengantisipasi jika keempat bandara tersebut tidak mampu menampung pesawat delegasi.
Untuk mengoptimalkan layanan bandara-bandara, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk menambah waktu pengoperasian.
HUMAS BANDARA JUANDA
Suasana arus penumpang di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya, Senin (10/10/2022). Penumpang rute internasional selama tahun ini naik lebih dari lima kali lipat atau 500 persen dari periode yang sama tahun lalu
Bandara Internasional Juanda, misalnya, dijadwalkan beroperasi penuh selama 24 jam untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan KTT G20. Sebelumnya, bandara yang berlokasi di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, ini hanya beroperasi 16 jam setiap hari. Ada penambahan jam pengoperasian bandara selama 8 jam.
Selama ini, Bandara Juanda mulai beroperasi sejak pukul 05.00 hingga pukul 21.00. Terkait penambahan jam operasionalisasi tersebut, pengelola bandara sudah berkomunikasi dengan institusi terkait lain, seperti Kementerian Perhubungan, Air Navigation, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan Surabaya. Selain itu, dengan pihak penyedia jasa layanan darat dan penyedia layanan bahan bakar minyak untuk pesawat.
”Penambahan jam operasionalisasi layanan kebandarudaraan tentunya memerlukan dukungan sumber daya manusia. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait sudah dilakukan, termasuk ground handling dan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Pertamina Aviation,” ujar Stakeholder Relation Manager Bandara Juanda Yuristo Ardhi Hanggoro, Jumat (4/11).
Selain menambah jam operasionalisasi, Bandara Juanda juga menyiapkan tempat atau ploting untuk parkir pesawat delegasi peserta KTT G20. Adapun jumlah detail pesawat yang akan parkir di Bandara Juanda belum bisa dipastikan.
Pembatasan
General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Handy Heryudhitiawan mengatakan, selain akan menambah jam operasionalisasi, pihak otoritas bandara juga akan melakukan sejumlah penyesuaian baik layanan di darat maupun udara.
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Suasana di sekitar terminal kedatangan internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Jumat (4/11/2022), masih normal. Tampak pula jadwal ketibaan pesawat rute penerbangan internasional di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Secara khusus sebagai tuan rumah, Ngurah Rai akan menerapkan pembatasan operasionalisasi penerbangan untuk penerbangan reguler pada 14 November pukul 00.00-02.00 dan pukul 13.00-21.00. Pembatasan berikutnya dilakukan pada 17 November pukul 12.00 hingga 19.00.
Prioritas pelayanan penerbangan selama pemberlakuan pembatasan operasionalisasi diberikan untuk penerbangan pesawat utama dan pesawat pendukung VVIP G20, penerbangan pesawat kemiliteran pendukung G20, penerbangan carter delegasi G20, dan penerbangan bukan niaga delegasi G20.
Selama periode pembatasan operasionalisasi penerbangan diterapkan, pihak Angkasa Pura I memastikan pelayanan penerbangan komersial berjadwal tetap dilayani di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Adapun calon penumpang yang akan bepergian pada periode pembatasan penerbangan 14 November 2022 dan 17 November 2022 diimbau agar menyesuaikan jadwal perjalanan udara dan berkoordinasi dengan pihak maskapai penerbangan karena adanya penyesuaian operasionalisasi di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai tersebut.
Seperti Bandara Juanda dan Ngurah Rai, penambahan operasionalisasi juga dilakukan di Bandara Lombok dan Bandara Sultan Hasanuddin. Stakeholder Relation Manager PT Angkasa Pura I Bandara Lombok Arif Haryanto, saat dihubungi, Jumat (4/11), mengatakan, Bandara Lombok telah siap baik dari sisi infrastruktur, fasilitas, maupun personel untuk mendukung KTT G20 di Bali. ”Mulai dari runway, apron, terminal, serta fasilitas pendukung lainnya telah dilakukan pengembangan baik kapasitas maupun daya dukungnya,” kata Arif.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Pengguna jalan melintas di depan land mark bertuliskan Welcome to Lombok atau Selamat Datang di Lombok di depan gerbang Bandara Internasional Lombok di Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Rabu (20/10/2021).
Menurut Arif, Bandara Lombok mengalokasikan tempat parkir pesawat untuk empat pesawat narrow body atau dua pesawat wide body bagi pesawat VVIP delegasi G20. Pada saat yang sama, Bandara Lombok juga telah mengakomodasi parkir pesawat pengamanan TNI AU untuk kegiatan G20.
”Sampai saat ini, informasi yang kami terima ada dua pesawat milik delegasi Perancis yang akan parkir di Bandara Lombok,” kata Arif.
Ditemui terpisah, Iwan Rusdianto, Stakeholder Relation Manager PT Angkasa Pura I Bandara Sultan Hasanuddin, mengatakan, pihaknya belum mendapat kepastian berapa pesawat dan dari mana saja yang akan parkir di Bandara Sultan Hasanuddin. ”Namun, kami sudah bersiap. Setidaknya untuk parking stand, kami siapkan dan bisa menampung setidaknya dua pesawat berbadan lebar dan sembilan pesawat kecil,” katanya. ”Intinya kami siap ikut ambil bagian menyukseskan G20,” kata Iwan.