Enam Pasien Gangguan Ginjal pada Anak Masih Dirawat di M Djamil Padang
Sebanyak enam pasien gangguan ginjal akut pada anak masih dirawat di RSUP Dr M Djamil Padang, Sumatera Barat. Deteksi dan penanganan dini disebut bisa meningkatkan angka keselamatan anak.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Sebanyak enam pasien gangguan ginjal akut pada anak masih dirawat di RSUP Dr M Djamil Padang, Sumatera Barat. Deteksi dan penanganan dini disebut bisa meningkatkan angka keselamatan anak.
”Tiga pasien gangguan ginjal akut pada anak ini masih pakai ventilator, tiga lagi menjalani cuci darah,” kata Gustafianof, Pejabat Pembuat Informasi dan Dokumentasi RSUP Dr M Djamil di Padang, Selasa (1/11/2022).
Pria yang karib disapa Nof ini melanjutkan, hingga Selasa, rumah sakit ini sudah merawat 26 anak-anak yang mengalami gangguan ginjal akut ini, 5 di antaranya dari Provinsi Jambi. Dari total kasus itu, 12 anak meninggal, 6 anak masih dirawat, dan sisanya sembuh ataupun rawat jalan.
Jumlah kasus di RSUP Dr M Djamil itu bertambah tiga orang dibandingkan kondisi pada Senin (24/10/2022). Saat itu, jumlah kasus yang ditangani rumah sakit ini 23 orang, yaitu 10 pasien meninggal, 7 pasien dirawat, dan sisanya sembuh dengan tetap dipantau petugas kesehatan (Kompas.id, 24/10/2022).
Menurut Nof, satu pasien meninggal pada Senin (31/10/2022) setelah dua pekan dirawat. Kondisi pasien asal Provinsi Jambi ini sejak awal dirujuk ke Padang memang sudah berat, yaitu sudah tidak buang air kecil beberapa hari, tidak sadarkan diri, dan sesak napas.
Selain itu, ada pula satu pasien yang sembuh Senin kemarin dan menjalani rawat jalan. Kondisi pasien saat baru masuk relatif baik, antara lain masih sadarkan diri, buang air kecil masih keluar sedikit, atau belum parah.
”Orangtuanya mungkin paham juga. Ada keluhan pada anak langsung dibawa ke rumah sakit. Itu kami harapkan ke depan. Orangtua kenali kelainan pada anaknya. Kalau anak 1-2 hari tidak buang air kecil, harus cepat dibawa ke rumah sakit terdekat,” ujarnya.
Nof menambahkan, orangtua tidak perlu khawatir tentang biaya jika pasien belum terdaftar pada program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kartu Indonesia Sehat (KIS) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. ”Pasien yang dirawat tidak perlu pikirkan biaya. Negara juga mem-backup,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Lila Yanwar belum memberikan keterangan tentang jumlah total kasus gangguan ginjal akut pada anak di Sumbar. ”Silakan hubungi dr Ef saja, ya,” katanya melalui pesan teks.
Hingga berita ini diturunkan, dr Ef atau Yun Efiantina, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sumbar, juga tidak bisa dihubungi. Lila juga tidak bisa dihubungi lebih lanjut.
Adapun pada Senin pekan lalu, Lila menyatakan, kasus ini sudah ditemukan di sebagian besar daerah di Sumbar, yaitu 11 dari 19 kabupaten/kota. Daerah-daerah itu, antara lain, Limapuluh Kota, Payakumbuh, Padang, Agam, Kepulauan Mentawai, Tanah Datar, Padang Pariaman, Pariaman, Bukittinggi, Pasaman, dan Sijunjung.
Pada saat itu jumlah kasus gangguan ginjal akut di Sumbar mencapai 25 orang, 4 orang di antaranya berasal dari Jambi. Jumlah tersebut bertambah tiga kasus dibandingkan dengan data terakhir pada Kamis (20/10/2022). Dari total kasus, 13 pasien meninggal, 2 orang di antaranya tidak sempat dirujuk ke RSUP Dr M Djamil Padang.
Menurut Lila, petugas kesehatan di daerah, termasuk di puskesmas, terus mendeteksi dini kasus gangguan ginjal akut pada anak ini. Petugas sudah paham, setiap anak demam, perlu dicek urinenya.
”Entry point-nya (titik masuk) ada di urine. Gangguan ginjal akut progresif atipikal ini ditandai tidak adanya urine keluar atau anuria, jumlah urine menurun atau oliguria. Waspadalah, sederhana saja, setiap anak demam, pantau terus urinenya. Begitu ada gangguan, kirim cepat ke (RSUP Dr) M Djamil,” katanya.