Perpanjangan landasan pacu Bandara Ilaga di Kabupaten Puncak, Papua, dari 600 meter menjadi 1.200 meter terkendala situasi keamanan yang belum kondusif.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Bandar Udara Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, selama beberapa tahun terakhir kerap mengalami insiden pesawat tergelincir. Upaya peningkatan panjang landasan pacu yang masih di bawah 1.000 meter ini terkendala faktor keamanan di daerah tersebut.
Bupati Puncak Willem Wandik, saat dihubungi dari Jayapura, Jumat (28/10/2022), mengatakan, pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan sejak 2018 telah berkomitmen menambah panjang landasan pacu Bandara Ilaga. Namun, upaya tersebut terkendala kondisi keamanan yang belum kondusif dan pandemi Covid-19.
Ia menuturkan, peranan Bandara Ilaga sangat vital bagi kehidupan masyarakat Puncak. Bandara itu merupakan pintu masuk satu-satunya ke Puncak untuk membawa barang kebutuhan pokok, material bangunan, dan barang strategis lainnya.
Namun, Bandara Ilaga rawan gangguan teror kelompok kriminal bersenjata (KKB). Kelompok itu pernah membakar menara pengawas dan ruang tunggu bandara pada 3 Juni 2021. Terakhir, kelompok ini juga menembak pesawat maskapai Asian One ketika hendak mendarat pada 13 Mei 2022. Peristiwa ini menyebabkan pesawat Asian One dan tiga pesawat lainnya batal mendarat di Ilaga.
”Kami berharap situasi di Puncak kembali kondusif. Masyarakat dan aparat keamanan juga saling bersinergi menjaga keamanan sehingga pembangunan landasan pacu Bandara Ilaga segera terealisasi pada tahun depan,” ujar Willem.
Ia menambahkan, pembangunan landasan pacu Bandara Ilaga harus diprioritaskan sehingga mencegah kecelakaan pesawat tergelincir terulang kembali. Hal tersebut dapat menyebabkan aktivitas penerbangan terhenti dan pasokan logistik untuk masyarakat terhambat.
Bandara Ilaga berada pada ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut dengan panjang landasan pacu 600 meter. Aktivitas penerbangan di bandara ini berjalan setiap hari mulai pukul 06.00 hingga pukul 12.30 WIT.
Sejak tahun 2016 hingga kini, tercatat terjadi enam peristiwa pesawat tergelincir di bandara tersebut. Peristiwa terbaru dialami pesawat maskapai Reven Global Airtransport pada 25 Oktober 2022. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, tetapi aktivitas penerbangan dihentikan sementara untuk mengevakuasi pesawat dari landasan.
”Pembangunan infrastruktur Bandara Ilaga akan memperlancar pelaksanaan program nasional tol udara di Puncak. Tujuannya agar masyarakat dapat membeli barang pokok dan strategis dengan harga yang terjangkau,” ujar Willem.
Kepala Bandara Ilaga Herman Sujito mengakui, faktor keamanan menjadi penyebab upaya perpanjangan landasan pacu belum tuntas. Padahal, proses pembangunan telah dimulai sejak beberapa tahun lalu.
”Menurut rencana, Kementerian Perhubungan akan memperpanjang landasan pacu Bandara Ilaga dari 600 meter menjadi 1.200 meter. Namun, kondisi keamanan yang belum kondusif menyebabkan perpanjangan landasan pacu terkendala,” tutur Herman.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, situasi keamanan di Puncak telah kondusif dalam beberapa bulan terakhir. Pelayanan publik dan aktivitas masyarakat pun telah berjalan normal. ”Saat ini anggota Polres Puncak dan Satgas Damai Cartenz terus melakukan patroli dan kegiatan persuasif di tengah masyarakat. Pengamanan obyek vital, seperti Bandara Ilaga, oleh aparat keamanan telah ditingkatkan,” ujarnya.