Akibat Teror KKB, Pilot Enggan Layani Rute Bandara Ilaga
Aktivitas penerbangan di Bandara Ilaga kembali berjalan normal pascainsiden penembakan pesawat oleh KKB. Namun, jumlah penerbangan di bandara menurun drastis hingga 50 persen karena para pilot ketakutan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Aktivitas penerbangan di Bandar Udara Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, menurun drastis karena para pilot ketakutan terhadap serangan kelompok kriminal bersenjata. Akibatnya, jumlah angkutan barang dan penumpang di kabupaten tersebut anjlok.
Kepala Bandara Ilaga Herman Sujito, saat dikonfirmasi melalui telepon pada Selasa (17/5/2022), mengungkapkan, jumlah penerbangan di Bandara Ilaga turun dari 30 kali per hari menjadi hanya 15 kali per hari. Kondisi ini disebabkan para pilot merasa ketakutan dan trauma pascainsiden penembakan pesawat Asian One oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB), Jumat (13/5/2022).
Anggota KKB yang merupakan bawahan Luki Murib tersebut menembaki pesawat bernomor registrasi PK-LTF ketika hendak mendarat di Bandara Ilaga. Peristiwa ini menyebabkan pesawat Asian One dan tiga pesawat lainnya batal mendarat di bandara.
Setelah peristiwa tersebut, kegiatan operasional di Bandara Ilaga terpaksa dihentikan. Para pegawai bandara juga dipulangkan untuk menghindari kemungkinan serangan susulan KKB di area bandara. ”Jumlah penerbangan di Bandara Ilaga turun hingga 50 persen. Padahal, bandara telah dibuka kembali dan melayani penerbangan sejak Sabtu pekan lalu,” ujarnya.
Ia menuturkan, minimnya aktivitas penerbangan otomatis berdampak pada turunnya jumlah angkutan barang kebutuhan pokok dan material untuk pembangunan ke Kabupaten Puncak. Biasanya distribusi barang ke Puncak dilakukan melalui dua kabupaten, yakni Nabire dan Mimika. Adapun maskapai yang melayani rute penerbangan ke Puncak sebanyak delapan maskapai.
Dalam setiap penerbangan, pesawat hanya mampu mengangkut muatan maksimal 250 kilogram. Pasalnya, hanya pesawat berbadan kecil yang dapat memasuki Bandara Ilaga karena panjang landasan pacu yang belum memadai. ”Semakin sedikit pesawat yang masuk ke Puncak, maka jumlah angkutan barang juga menurun drastis. Kebutuhan masyarakat setempat jadi terdampak akibat masalah gangguan keamanan di Bandara Ilaga,” tutur Herman.
Bandara Ilaga berada pada ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut dan panjang landasan pacu 600 meter. Aktivitas penerbangan di bandara ini setiap hari mulai pukul 06.00 hingga pukul 12.30 WIT. Tidak hanya rawan gangguan teror KKB, di bandara ini juga sering terjadi kecelakaan pesawat karena kondisi geografis dan cuaca.
Pengamat penerbangan di Papua, Norbertus Tunjanan, mengatakan, penembakan terhadap pesawat yang sedang melakukan manuver, baik saat mendarat maupun lepas landas di bandara, sangat membahayakan awak pesawat dan penumpang. Gangguan keamanan seperti ini sudah beberapa kali terjadi selama beberapa tahun terakhir. KKB juga pernah membakar menara pengawas dan ruang tunggu Bandara Ilaga pada 3 Juni 2021.
Menurut catatan Norbertus, KKB juga pernah menyerang pesawat maskapai Dimonim Air dan maskapai Trigana Air pada pertengahan Juni 2018. Akibat insiden tersebut, kopilot pesawat Dimonim Air, Irene Nur Farida, mengalami luka di pergelangan kaki kanan akibat terkena serpihan peluru, sedangkan pilot pesawat Trigana Air, Kapten Ahmad Abdillah Kamil, terluka karena tertembak di punggung.
”Para pilot yang melayani rute penerbangan di wilayah pegunungan Papua kini tak hanya menghadapi tantangan kondisi cuaca dan fasilitas infrastruktur bandara yang belum memadai. Para pilot juga kini harus menghadapi masalah gangguan keamanan di area bandara,” kata Norbertus.
Moda transportasi udara menjadi satu-satunya sarana untuk menjangkau sejumlah daerah pegunungan di Papua.
Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Papua Sabar Iwanggin berharap peran negara melalui aparat keamanan untuk menghentikan gangguan keamanan di area bandara. Ia menyatakan, serangan KKB ke pesawat sangat membahayakan penerbangan sipil dan menghambat pelayanan publik bagi masyarakat.
”Aparat keamanan harus memastikan aksi teror di area bandara tak terjadi terus-menerus. Sebab, moda transportasi udara menjadi satu-satunya sarana untuk menjangkau sejumlah daerah pegunungan di Papua,” tambahnya.
Kepala Polres Puncak Komisaris I Nyoman Punia menyatakan, Bandara Ilaga menjadi salah satu obyek vital yang diprioritaskan pengamanannya. Aparat gabungan TNI-Polri telah meningkatkan pengamanan di area bandara untuk mengantisipasi serangan KKB.
”Kami bersama Satgas Damai Cartenz dan TNI terus melaksanakan patroli di seluruh wilayah Ilaga, ibu kota Puncak, pada pagi dan malam hari. Ini untuk menghentikan serangan KKB, baik terhadap warga sipil maupun obyek vital,” ujar Nyoman.