Diterjang Banjir dan Longsor, Akses Majene-Mamuju Lumpuh
Baru dua pekan lalu longsor memutus akses Majene-Mamuju, saat ini banjir disertai longsor di beberapa titik kembali memutus akses kedua wilayah. Di Mamuju, warga baru kembali ke rumah saat banjir kembali menerjang.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Banjir dan longsor yang datang bersamaan di Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, membuat akses penghubung kedua kabupaten itu lumpuh. Di Majene, luapan air menerjang ibu kota kabupaten tersebut sejak Kamis (27/10/2022) pagi. Hal sama terjadi di wilayah Mamuju yang merupakan ibu kota Sulawesi Barat.
Informasi yang diperoleh dari Majene menyebut, luapan Sungai Saleppa yang melintasi Kecamatan Banggae di tengah-tengah kota terjadi sekitar pukul 04.30 Wita. Selain itu, sebuah sungai di Kecamatan Pamboang juga meluap. Selain permukiman, luapan sungai tersebut juga merendam sekolah, pasar, puskesmas, perkantoran, dan berbagai fasilitas lainnya.
”Banjirnya kali ini cukup parah. Pasar, sekolah, dan puskesmas ikut terendam. Ada kendaraan hanyut, banyak yang terendam juga. Ini banjirnya di tengah kota dan aktivitas terganggu,” kata salah seorang warga Majene, Irwan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majene Ilhamsyah mengatakan, banjir tersebut disebabkan oleh curah hujan yang cukup tinggi sejak Rabu (26/10/2022). Pada Kamis dini hari, hujan menjadi kian deras.
Ilhamsyah mengatakan, sampai saat ini, BPBD Majene masih melakukan pendataan terkait dampak banjir tersebut. Namun, berdasarkan laporan awal yang diperoleh BPBD Majene, diperkirakan ada lebih dari 1.000 rumah yang terendam.
”Petugas masih di lapangan dan terus melakukan pendataan, termasuk nilai kerugian. Ada lebih 1.000 rumah yang terendam berdasarkan data sementara,” kata Ilhamsyah.
Dia menambahkan, sejumlah fasilitas umum dan kendaraan juga terendam air. Selain itu, ada sebuah jembatan yang rusak diterjang air luapan sungai. ”Ketinggian air 50 sentimeter hingga 80 sentimeter. Bahkan, ada titik-titik yang lebih tinggi lagi,” tuturnya.
Berdasarkan laporan awal yang diperoleh BPBD Majene, diperkirakan ada lebih dari 1.000 rumah yang terendam.
Pada saat yang bersamaan, longsor juga terjadi di Kecamatan Tubo, Majene. Setidaknya ada empat titik longsor parah di wilayah itu sehingga membuat akses Majene-Mamuju putus total. Longsor berasal dari tebing-tebing di sisi jalan.
Titik longsor itu antara lain berlokasi di Dusun Onang Labuang, Desa Onang Utara; Dusun Belang, Desa Onang Utara; Dusun Parabbaya, Desa Onang; dan Dusun Sumakuyu, Desa Onang. Dusun-dusun itu berada di jalur Trans-Sulawesi yang menghubungkan Majene dan Mamuju. Jalur itu juga menjadi penghubung dari Makassar, Sulawesi Selatan, ke Palu, Sulawesi Tengah, via Mamuju.
Ilhamsyah mengatakan, BPBD Majene terus mengimbau masyarakat dan pengguna jalan untuk berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan. Dia menyebut, jalan sempit di antara tebing dan laut serta cuaca yang masih buruk membuat tebing-tebing di sisi jalan sangat rawan longsor. Saat ini, petugas masih berupaya membersihkan material longsoran yang menutupi badan jalan.