Banjir Rendam 2.000 Rumah dan Bandar Udara Tampapadang di Mamuju
Banjir bandang tak hanya merendam rumah dan merusak fasilitas Mamuju, Sulawesi Barat. Penerbangan dari dan ke Mamuju seluruhnya dibatalkan akibat landas pacu masih dibersihkan dari genangan lumpur.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Setidaknya 2.000-an rumah terendam dan sebagian rusak akibat banjir bandang yang terjadi di Mamuju, Sulawesi Barat. Sejumlah fasilitas rusak, bahkan landas pacu Bandar Udara Tampapadang di Mamuju juga terendam lumpur. Hal ini menyebabkan penerbangan dari dan ke Mamuju untuk sementara dibatalkan.
Banjir bandang yang membawa material lumpur dan batang kayu terjadi Selasa (11/10/2022) sore. Puncak banjir terjadi pada Selasa malam. Lokasi terparah adalah Kecamatan Kalukku yang dekat dengan Mamuju, ibu kota Sulawesi Barat.
Terjangan banjir bandang membuat ratusan warga harus dievakuasi oleh regu penolong Basarnas Mamuju. Evakuasi berlangsung sejak Selasa malam hingga Rabu pagi. Setidaknya 154 orang dievakuasi dari lokasi yang terdampak parah. Empat orang dievakuasi dari atas pohon dan seorang ibu hamil yang akan melahirkan dievakuasi dari Puskesmas Tampapadang yang terendam air menuju RSUD Mamuju.
”Sejak malam tadi, saat puncak banjir bandang, kami melakukan evakuasi dan baru berakhir subuh tadi. Umumnya warga ini terjebak di rumah mereka di tengah puncak luapan banjir bandang. Ada empat orang yang proses evakuasinya cukup dramatis karena mereka hanyut terbawa air dan tersangkut di pohon. Semua selamat dan tak ada korban jiwa,” kata Devis Weken, Koordinator Humas Basarnas Mamuju, Rabu (12/10/2022).
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Mamuju Taslim mengatakan, sampai Rabu pagi tercatat lebih dari 2.000 rumah serta sekitar 5.000 jiwa terdampak banjir yang meliputi enam kelurahan dan desa di Kalukku dan sebagian Kecamatan Mamuju. Sebagian warga mengungsi ke rumah keluarga secara mandiri, sebagian lainnya di posko-posko pengungsian.
”Kami masih terus mendata karena masih banyak warga yang berada di rumah mereka. Ada satu desa yang masih terisolasi dan belum bisa dijangkau. Kami masih berusaha masuk ke desa yang terisolasi dan mengamankan warga. Kami juga membuka dapur umum untuk warga korban banjir,” katanya.
Selain rumah, banjir bandang juga merusak sejumlah fasilitas, seperti sekolah, puskesmas, jalan, hingga jembatan. Bahkan landas pacu Bandara Tampapadang hingga Rabu siang masih dibersihkan dari genangan lumpur. Terminal penumpang juga sempat terendam air walau sudah surut. Informasi yang diperoleh menyebutkan, sampai saat ini seluruh penerbangan dari dan ke Mamuju dibatalkan.
Dampak banjir bandang juga melumpuhkan akses Mamuju ke Kabupaten Mamasa. Sementara itu, terkait longsor di Kecamatan Sendana, Majene, saat ini kendaraan sudah bisa melintas, tetapi masih separuh jalan. Petugas terpaksa melakukan buka tutup jalan dan kendaraan harus bergantian melewati jalur yang sebagian masih dibersihkan.