Longsor terus menghantui warga ataupun pengendara di sekitar jalan poros Majene-Mamuju, Sulbar. Kondisi struktur tanah yang kian labil pascagempa pada 2021 menuntut kewaspadaan tinggi warga saat cuaca ekstrem.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Jalur jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Majene dengan Kabupaten Mamuju di Sulawesi Barat hingga Selasa (11/10/2022) sore lumpuh total akibat longsor yang menutup badan jalan. Antrean kendaraan akibat tertutupnya jalan ini mencapai panjang 6 kilometer karena tak ada jalur alternatif.
Informasi yang diperoleh dari Majene menyebutkan, longsor terjadi pada Selasa sekitar pukul 14.15 Wita. Titik longsor itu di Kecamatan Sendana, Majene, tepatnya di perbatasan antara Desa Lalattedong dan Desa Leppangan.
Longsor berasal dari tebing di sisi jalan akibat hujan deras yang terjadi sejak beberapa hari terakhir. Sepanjang Selasa pagi, hujan deras disertai angin kencang terus turun dan menyebabkan tanah dan bebatuan dari tebing runtuh seketika.
”Longsor sejak siang dan tidak ada jalan alternatif, makanya kendaraan terjebak. Semua pengendara hanya menunggu sampai jalan terbuka kembali. Sebenarnya menunggu di sini juga mengkhawatirkan karena bisa saja ada longsor susulan,” kata Irwan, warga setempat.
Irwan mengatakan, panjang badan jalan yang tertutup longsor hampir mencapai 30 meter. Sebagian material yang runtuh adalah bebatuan besar bercampur tanah. Tinggi timbunan bervariasi hingga mencapai lima meter.
Terkait soal ini, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majene Ilhamsyah mengatakan, alat berat untuk membersihkan jalan dari tumpukan material longsor sudah tiba pada Selasa sore. Diperkirakan, pembersihan baru akan selesai tengah malam nanti.
”Memang tidak ada jalur alternatif sehingga kendaraan terjebak dan harus menunggu pembersihan jalan selesai. Materialnya sebagian adalah bebatuan, tapi kami berupaya agar malam ini kendaraan bisa kembali melintas,” katanya.
Dia menjelaskan, antrean kendaraan hingga Selasa sore sudah mencapai panjang lebih dari enam kilometer. Dari arah Majene ke Mamuju tiga kilometer dan sebaliknya dari arah Mamuju ke Majene juga sekitar tiga kilometer. Panjang antrean dipastikan terus bertambah karena kendaraan dari dua arah terus berdatangan.
Jalan ini bukan hanya jadi penghubung antara Majene dan Mamuju, melankan juga jalan poros yang menghubungkan Sulawesi Selatan ke Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah. Jalan ini adalah bagian dari jalur Trans-Sulawesi, jaringan jalan nasional yang menghubungkan seluruh Pulau Sulawesi.
Kontur jalan Trans-Sulawesi yang melintasi Majene ini banyak berupa tebing di satu sisi dan laut di sisi lain. Struktur tanah dan bebatuan di tebing ini sangat labil. Hujan berhari-hari bisa membuat tanah menjadi sangat rapuh dan runtuh.
Kondisi tanah tersebut makin labil pacagempa yang melanda Majene dan Mamuju pada Januari 2021. Getaran gempa bermagnitudo 6,2 kala itu menyebabkan banyak retakan di tebing sepanjang sisi jalan. Bahkan, pascagempa, longsor makin sering terjadi di jalur vital ini.