Banjir di Parigi Moutong, Tiga Tewas dan Empat Hilang
Tiga orang tewas dan empat warga lainnya masih dicari akibat banjir bandang di Desa Torue, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng, Kamis (28/7/2022). Banjir berpotensi melanda sejumlah daerah di Sulteng.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Banjir bandang melanda Desa Torue, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, pada Kamis (28/7/2022) malam. Banjir tersebut menewaskan tiga orang, sedangkan empat warga lainnya dilaporkan hilang dan masih dicari regu penyelamat gabungan.
Banjir bandang tersebut menerjang permukiman warga Dusun II, Dusun III, dan Dusun IV di Desa Torue pada pukul 21.00 Wita setelah wilayah itu diguyur hujan lebat sejak pukul 19.00 Wita. Banjir disertai lumpur dan tanah serta potongan kayu. Air mengalir deras ke permukiman warga karena tak bisa ditampung Sungai Torue yang melintasi desa itu.
Torue terletak di jalan trans-Sulawesi poros Parigi Moutong-Kabupaten Poso yang berjarak sekitar 45 kilometer dari Parigi, ibu kota Kabupaten Parigi Moutong. Dari Palu, ibu kota Sulteng, Torue berjarak 110 kilometer.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong Rivai menyebutkan, ketiga korban meninggal sudah dievakuasi dan diidentifikasi pada Kamis malam. ”Satu korban warga Desa Torue, dua korban lainnya pengendara mobil yang melintas di jalan trans-Sulawesi saat banjir terjadi,” katanya saat dihubungi dari Palu, Jumat (29/7/2022).
Sementara empat orang yang dinyatakan hilang semuanya merupakan warga Desa Torue. Tim gabungan yang dipimpin Badan Search and Rescue Nasional Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu masih mencari keempat korban tersebut.
Rivai menyebutkan, warga tak menyangka dengan kedatangan banjir bandang tersebut. Hal itulah yang menyebabkan sejumlah warga tak sempat melarikan diri sehingga menjadi korban. Selain korban jiwa, BPBD Sulteng mendata sembilan rumah rusak berat. Pendataan dampak banjir masih terus dilakukan, termasuk kerusakan fasilitas umum.
Saat ini, warga Desa Torue mengungsi di halaman kantor desa. Jumlah pengungsi dari tiga dusun yang terdampak banjir itu sebanyak 450 jiwa. Di antara mereka ada warga lanjut usia dan anak balita.
Rivai menyatakan, selain mencari empat korban yang belum ditemukan, pihaknya fokus menangani pengungsi. Dapur umur sudah diaktifkan sejak Kamis malam. ”Kami pastikan semua kebutuhan pengungsi dipenuhi,” ujarnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng Andi Sembiring menambahkan, saat ini air sudah mulai surut. Jalan trans-Sulawesi pun telah bisa dilintasi. Namun, listrik di tempat terdampak banjir masih padam. Pihaknya berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan untuk penanganan dampak banjir.
Desa Torue adalah salah satu desa di Parigi Moutong dengan mata pencarian utama penduduknya bertani kebun. Kebun warga yang dominan ditanami kakao berada di sisi barat, di lereng gunung yang merupakan hulu Sungai Torue.
Hujan melanda hampir semua daerah di Sulteng dalam tiga hari terakhir. Selain di Parigi Moutong, banjir juga dilaporkan terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Moilong, Kabupaten Banggai. Namun, banjir tak menelan korban jiwa.
Banjir diperkirakan masih bisa terjadi di sejumlah wilayah Sulteng hingga Sabtu (30/7/2022). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Mutiara Palu menyebutkan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di Parigi Moutong, Kota Palu, Tolitoli, Sigi, Donggala, Poso, Morowali, dan Morowali Utara. Daerah-daerah tersebut selama ini rawan banjir dan longsor.