Bermodal Uang Sisa Belanja, Pengusaha Jamur Probolinggo Kini Beromzet Rp 45 Juta Sebulan
Bermodalkan uang sisa belanja, pengusaha jamur asal Pajarakan Probolinggo bisa meraup omzet Rp 45 juga sebulan. Usaha jamur ini tidak terganggu pandemi Covid-19.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·2 menit baca
PROBOLINGGO, KOMPAS — Usaha budidaya jamur di Probolinggo, Jawa Timur, tetap bersemi di tengah pandemi Covid-19. Bahkan, ada warga yang omzet usahanya kini mencapai Rp 45 juta per bulan.
Salah satu pengusaha jamur Probolinggo adalah Ninik Mufarihah (48) dari Mahkota Jamur di kawasan Pajarakan Kulon. Sejak 2011, ia mengenal budidaya jamur saat mengikuti pelatihan dari PT Paiton Energy-PT Paiton Operation & Maintenance Indonesia (PE-POMI).
Awalnya produksi jamur sebanyak 1 kilogram habis untuk konsumsi sendiri. Setelah itu, naik menjadi 3 kilogram dan bisa dititipkan untuk dijual ke tukang sayur keliling.
Kini, usaha Ninik semakin besar. Omzet usaha antara Rp 20 juta dan Rp 45 juta per bulan. Ia bahkan dipercaya mendampingi pelatihan usaha kecil menengah jamur.
”Dulu, saya tidak tahu apa-apa soal usaha jamur, lalu dilatih dan dibina sampai sekarang. Kami tidak pernah ditinggalkan. Itu sangat membantu. Kalau ada kesulitan, kami bisa mengadu dan mendapatkan saran,” kata Ninik, Kamis (27/10/2022).
Ninik berkisah, awalnya dia memproduksi jamur siap olah. Kapasitas produksinya 1 kuintal per hari. Dia lalu menjualnya Rp 15.000-Rp 20.000 per kg.
Seiring waktu, enam tahun kemudian, dia lantas mencoba membibitkan jamur. Jangkauan pasarnya kini dari Aceh hingga Papua.
”Saat ini, saya lebih banyak memproduksi bibit jamur dan menjual baglog jamur. Produksi baglog lebih kurang 5.000 unit sebulan,” kata Ninik. Harga baglog Rp 3.000 per unit. Sementara bibit jamur dijual Rp 65.000-Rp 200.000 per botol.
Kunci keberhasilannya, menurut Ninik, adalah tidak mudah menyerah. Di awal usaha, ia bahkan hanya bermodalkan sisa uang belanja Rp 150.000 per bulan.
”Paling penting, usaha ini sekarang membantu banyak orang, khususnya saat pandemi. Banyak orang kehilangan kerja, lalu belajar, dan berusaha membudidayakan jamur,” kata ibu dua anak itu.
Head of External Relations PT Paiton Energy Bambang Jiwantoro mengatakan, PE-POMI konsisten memberdayakan UMKM di Probolinggo. Semua ditujukan untuk meningkatkan produktivitas usaha hingga membuka lapangan pekerjaan warga. Selain jamur, ada juga pertanian organik hingga usaha minuman kolagen sisik ikan.
Kami menganalisis produksi, membuka jaringan pemasaran, standar kelayakan usaha, dan mendorong warga terlibat dalam produksi dan pemasaran,” kata Bambang.
Menurut dia, ada tiga strategi pembinaan UMKM, yaitu pemberdayaan yang terdiri dari pelatihan dan penyediaan fasilitas. Selain itu, ada replikasi untuk mendorong usaha sejenis hingga peningkatan skala usaha.
”Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, pendampingan UMKM dilakukan bersama konservasi lingkungan dan energi terbarukan,” kata Bambang.