Pencarian Berlanjut, 9 Korban Kapal Terbakar di NTT Diduga Masih Hilang
Pencarian korban terbakarnya Fery Cepat Express Cantika 77 di Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur, terus dilanjutkan pada Rabu (26/10/2022). Diperkirakan ada 9 korban yang belum ditemukan.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Pencarian korban terbakarnya Fery Cepat Express Cantika 77 di Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur, terus dilanjutkan pada Rabu (26/10/2022). Berdasarkan laporan keluarga penumpang, diperkirakan ada 9 korban yang masih hilang.
Pencarian korban telah memasuki hari ketiga setelah kapal naas tersebut terbakar di Laut Sawu dekat perkampungan Naikliu, Kecamatan Amfoang Utara, Kabupaten Kupang, Senin (24/10/2022). Pencarian dilakukan menggunakan kapal milik Basarnas, yakni Kapal Negara Antareja.
Pencarian hari ketiga difokuskan pada beberapa area dengan memperhitungkan arus dan gelombang air laut. ”Biasanya, berdasarkan pengalaman, pada hari ketiga jenazah mulai mengapung,” kata Kepala Seksi Operasi dan Kedaruratan Kantor SAR Kupang Saidar R Jaya yang memimpin langsung operasi tersebut.
Menurut Saidar, jumlah korban yang hilang belum dapat dipastikan karena adanya perbedaan data jumlah penumpang yang naik kapal dengan data yang tertulis di manifes. Namun, diduga ada 9 penumpang yang belum ditemukan. ”Sebanyak 9 penumpang yang hilang ini berdasarkan laporan keluarga,” tuturnya.
Dalam manifes disebutkan, kapal itu mengangkut 167 penumpang dan 10 awak kapal. Namun, jumlah penumpang yang naik kapal ternyata jauh lebih banyak dari yang tercatat di manifes. Hal itu terlihat dari jumlah korban selamat sebanyak 312 orang, korban meninggal 17 orang, dan korban yang diduga masih hilang 9 orang.
Oleh karena itu, petugas masih terus melanjutkan pencarian korban kapal terbakar tersebut. Menurut rencana, pencarian akan berlangsung hingga 14 hari.
Sebelumnya diberitakan, Fery Cepat Express Cantika 77 yang dinakhodai Edwin Pareda terbakar saat berlayar dari Pelabuhan Tenau, Kupang, menuju Pelabuhan Kalabahi, Kabupaten Alor. Titik kebakaran itu sekitar 48 mil laut atau 88,9 kilometer dari Pelabuhan Tenau.
Saat kapal itu dalam pelayaran, penumpang panik melihat munculnya asap dari ruang mesin. Mereka lalu bergerak ke haluan kapal, sementara kapal terus melaju dan tidak bisa dikendalikan. Penumpang yang mengenakan baju pelampung lalu terjun ke laut dan berenang untuk menjauhi kapal yang kian terbakar hebat.
Melihat kejadian tersebut, warga lokal di sekitar tempat kejadian berusaha menyelamatkan para korban. Dengan perahu motor, mereka menjemput para korban yang berada sekitar 1 mil laut atau 1,852 kilometer dari pesisir. Beberapa penumpang berusaha berenang hingga ke pesisir.
Kondisi kapal
Sejumlah penumpang mengungkapkan kondisi Fery Cepat Express Cantika 77 tidak laik operasi. Sejak keluar dari Pelabuhan Tenau, pendingin ruangan kapal tidak berfungsi. Teknisi kapal berusaha melakukan perbaikan, tetapi pendingin ruangan tetap tidak berfungsi.
”Dalam perjalanan, tiba-tiba muncul api yang membesar. Harusnya pada suhu tertentu alarm sudah bunyi. Jika sampai terbakar pun, harusnya ada alat pemadam. Kenapa ini tidak?” ujar Rendi, salah satu penumpang kapal yang selamat.
Kepala Bidang Humas Polda NTT Komisaris Besar Ariasandy mengatakan, tim khusus yang dibentuk Polda NTT sudah mulai menyelidiki kebakaran kapal tersebut. Tim itu melibatkan Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara serta Direktorat Kriminal Umum. Tim tersebut juga akan bersinergi dengan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi.
Fery Cepat Express Cantika 77 merupakan milik PT Pelayaran Dharma Indah. Kompas telah berupaya menghubungi pemilik kapal, Jhonny de Queljue. Namun, Jhony tidak merespons permintaan wawancara.
Jumlah korban yang hilang belum dapat dipastikan karena adanya perbedaan data jumlah penumpang yang naik kapal dengan data yang tertulis di manifes.