Presiden: Bantuan Langsung Tunai BBM Telah Tersalurkan 99,7 Persen
Presiden Joko Widodo menyatakan, penyaluran bantuan langsung tunai bahan bakar minyak atau BLT BBM telah mencapai 99,7 persen. Sementara itu, penyaluran bantuan subsidi upah mencapai 72 persen.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menyatakan, penyaluran bantuan langsung tunai bahan bakar minyak atau BLT BBM telah mencapai 99,7 persen. Sementara itu, penyaluran bantuan subsidi upah mencapai 72 persen. Selain penyaluran bantuan sosial, pemerintah juga melakukan sejumlah upaya untuk menekan dampak inflasi.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat melakukan kunjungan kerja ke Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (25/10/2022) siang. Presiden didampingi sejumlah pejabat, seperti Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Komandan Paspampres Marsda TNI Wahyu Hidayat Soedjatmiko, serta Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
”Sampai hari ini, BLT BBM telah tersalurkan 99,7 persen. Hampir selesai dan tinggal menyisir yang belum,” kata Presiden dalam kunjungan tersebut.
BLT BBM belum semuanya tersalurkan karena terdapat sejumlah daerah di Indonesia yang sulit dijangkau. Presiden mengatakan, penyaluran bantuan di tempat-tempat tersebut memang perlu penanganan khusus karena medannya yang sulit. Dalam waktu dekat, penyaluran BLT BBM di tempat-tempat itu akan segera dilakukan.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan progres penyaluran bantuan subsidi upah yang sedang berjalan. Dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 10 Tahun 2022 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Pemerintah Berupa Subsidi Gaji/Upah bagi Pekerja/Buruh, warga dengan gaji maksimal Rp 3,5 juta berhak mendapat subsidi upah Rp 600.000.
”Untuk bantuan subsidi upah, sudah tersalurkan 72 persen. Sisanya ini terus akan kami kebut. Diharapkan dengan bantuan ini, konsumsi masyarakat bisa terjaga, daya beli terjaga, dan memengaruhi pertumbuhan ekonomi, baik di daerah maupun negara kita,” kata Presiden.
Sampai hari ini, BLT BBM telah tersalurkan 99,7 persen. Hampir selesai dan tinggal menyisir yang belum.
Mitigasi inflasi
Sebelumnya, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4,75 persen pada Oktober 2022. Dibandingkan dengan sebelumnya, ini tercatat yang tertinggi sejak Maret 2020.
Sejumlah pengamat ekonomi memperkirakan kebijakan itu bisa menekan dampak inflasi di tengah kenaikan harga BBM dan sejumlah barang pokok. Sebab, kenaikan suku bunga bisa menekan permintaan barang dari warga. Dengan demikian, inflasi bisa ditekan dari sisi permintaan barang.
Presiden mengatakan, pemerintah di tingkat pusat dan daerah juga melakukan sejumlah upaya untuk menekan dampak inflasi. Salah satu upaya itu adalah pemberian bantuan dari pemerintah daerah untuk menekan ongkos transportasi pengangkut bahan pokok.
”Itu juga akan mengurangi kenaikan harga barang dan jasa. (Sumber dana) bisa diambil dari belanja tidak terduga dan 2 persen dari dana transfer umum,” kata Presiden.
Dalam kunjungan kali ini, Presiden Jokowi bersama rombongan melihat kondisi Pasar Klandasan, Balikpapan, untuk menyerahkan BLT kepada para pedagang pasar dan pedagang kaki lima yang ada di kawasan tersebut.
Presiden juga menyerahkan sejumlah bantuan sosial kepada warga di Kantor Pos Cabang Balikpapan. Rombongan Presiden kemudian menuju Pelabuhan Semayang Balikpapan, meninjau Ibu Kota Nusantara.
Sementara itu, untuk menekan angka inflasi dari kenaikan harga BBM, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kota Balikpapan bersama pemerintah kota yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Kota Balikpapan (TPID) menggelar pasar murah di halaman Gedung Parkir Klandasan. Pasar murah ini dibuka selama enam hari, yakni pada 24-29 Oktober 2022.
Sebanyak 11 distributor barang pokok terlibat dalam program ini. Harga jual sembako di sini memiliki selisih harga sekitar Rp 5.000 dari harga pasaran. Misalnya, beras 5 kilogram dijual Rp 43.000, sedangkan di pasaran harganya Rp 48.000.
Kepala Kantor Perwakilan BI Balikpapan Bambang Setyo Pambudi mengatakan, Balikpapan bukan daerah penghasil barang pokok. Sebagian besar kebutuhan warga didatangkan dari luar daerah, seperti Sulawesi dan Pulau Jawa. Oleh karena itu, saat sampai di Balikpapan, harga sejumlah barang kebutuhan itu menjadi lebih tinggi.
”Inflasi di Kota Balikpapan pada September 2022 sekitar 0,88 persen, tetapi secara tahunan mencapai 6,26 persen. Oktober ini diharapkan menurun dari bulan sebelumnya karena ada beberapa program yang dilakukan untuk menekan harga,” kata Bambang.