Kehidupan Sepi Pardi Berjuang dengan Stroke di Tengah Hingar Kunjungan Presiden
Sementara Rubianti mendorong kursi roda tempat suaminya duduk ke salah satu sudut pasar, situasi yang semula riuh dan penuh kegembiraan melihat pejabat kembali sepi.
Di antara warga yang berdesakan, Rubianti berdiri di sisi timur Pasar Klandasan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, dengan dahi mengernyit. Perempuan 59 tahun itu mendorong kursi roda tempat suaminya, Pardi Subono (60), duduk. Mereka mendekat ke Pasukan Pengamanan Presiden yang berjaga.
Biasanya, Rubianti hanya mengantar suaminya menggunakan angkutan kota ke pasar kemudian kembali ke rumah untuk berjualan gorengan. Pada Selasa (25/10/2022) siang yang terik itu, ia tak kuasa meninggalkan suaminya sendirian. Pasar begitu ramai dan orang-orang diminta oleh Paspampres berdiri di tepi jalan. Beberapa kali orang yang duduk di pasar diminta bergeser ke pintu keluar pasar. Pasar begitu sesak.
Maklum, Presiden Joko Widodo beserta rombongan dijadwalkan membagikan sembako kepada warga di pasar. Ratusan personel polisi dan TNI, baik yang berseragam maupun tidak, berjaga di luar hingga dalam pasar.
”Biasanya saya duduk saja di pasar. Begini,” kata Pardi seraya menadahkan tangan kanannya yang bergetar.
Sekitar pukul 11.00 Wita, rombongan Presiden tiba di Pasar Klandasan. Pardi dan istrinya menengadah di antara kepala warga yang sudah berkerumun, tetapi tak kuasa melihat Presiden yang berhenti di pintu masuk pasar, sementara Rubianti dan Pardi berada di pintu keluar pasar. Mereka tak beranjak dan setia berdiri meski panas begitu terik.
Di antara rombongan itu terlihat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Sekretaris Militer Presiden Laksda Hersan, Komandan Paspampres Marsda Wahyu Hidayat Soedjatmiko, Sekretaris Pribadi Presiden Anggit Noegroho, serta Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Rombongan kemudian berjalan masuk pasar di pusat kota Balikpapan tersebut. Tak lama berselang, warga di pintu keluar pasar riuh. Rubianti semakin kencang menggenggam pegangan kursi roda lantaran warga tiba-tiba menyesaki pintu keluar. Beberapa warga di antaranya menyenggol kursi roda tempat suaminya duduk.
Baca juga: Presiden: Bantuan Langsung Tunai BBM Telah Tersalurkan 99,7 Persen
Presiden Jokowi melintas dan mendekati tempat Rubianti dan Pardi berdiri. Seorang Paspampres menyerahkan tas jinjing berisi sembako ke pangkuan Pardi. Mereka berdua bergeming, tetap tak beranjak sampai akhirnya kerumunan terurai lantaran Presiden beralih ke tempat kunjungan selanjutnya, termasuk Ibu Kota Nusantara.
Berjuang dengan stroke
Keramaian sejenak itu sirna dan kembali membuat Rubianti dan Pardi sepi. Mereka harus kembali berjuang untuk pengobatan Pardi yang terserang stroke sejak 2018. ”Kami sudah 12 tahun di Balikpapan. Sebelumnya buka bengkel mobil dan angkot. Sekarang sudah dijual semua untuk pengobatan,” ujar Pardi terbata-bata.
Pardi dan istri tak terdaftar sebagai peserta jaminan kesehatan nasional atau BPJS Kesehatan. Seluruh pengobatan akhirnya mereka lakukan dengan biaya pribadi. Lantaran uang simpanan dan aset bengkel sudah habis terjual, mereka akhirnya memilih pengobatan alternatif.
Alih-alih mengeluarkan biaya murah dari pengobatan alternatif, mereka malah menghabiskan banyak uang untuk pengobatan dan menebus obat. Suatu kali, Rubianti bercerita, ia pernah menebus obat Rp 1,5 juta untuk suaminya yang habis dalam beberapa minggu.
Keadaan semakin sulit ketika suaminya terserang stroke. Mereka kini mengontrak rumah di daerah kampung baru. Rubianti turut berjualan gorengan di depan rumah kontrakan dengan penghasilan tak menentu.
”Setiap bulan biaya kontrakan, air, dan listrik Rp 1,7 juta,” katanya.
Baca juga: Topeng Guy Fawkes Ijun Tak Sampai ke Presiden
Rubianti sebenarnya tak tega membiarkan suaminya duduk di pasar dan berharap belas kasihan dari pedagang serta orang yang berbelanja. Namun, ia tak punya pilihan lain. Aset bengkel sudah habis terjual dan suaminya tak bisa berkegiatan lain.
Adapun seorang anaknya yang tinggal di Balikpapan sudah menikah dan perlu menghidupi keluarga kecilnya. Sembako dalam goody bag yang diterima Pardi dan istrinya dari presiden mungkin bakal membantu dalam beberapa minggu. Selebihnya, mereka akan kembali bertahan hidup dengan cara sendiri: Rubianti menjual gorengan dan Pardi duduk sepi di antara lalu lalang orang pasar.
Dari Pasar Klandasan, Presiden Jokowi memberi sambutan di Kantor Pos Kota Balikpapan. Ia menyampaikan progres pemerintah dalam memberi bantuan langsung tunai atau BLT BBM yang sudah mencapai 99,7 persen. Selain itu, ia juga menyampaikanbantuan subsidi upah yang sudah tersalurkan 72 persen.
”Sisanya ini terus akan kami kebut. Diharapkan dengan bantuan ini konsumsi masyarakat bisa terjaga, daya beli terjaga, dan memengaruhi pertumbuhan ekonomi, baik di daerah maupun negara kita,” kata Presiden.
Sementara Rubianti mendorong kursi roda tempat suaminya duduk ke salah satu sudut pasar, suasana yang semula ramai penuh kegembiraan warga lantaran melihat pejabat kini kembali sepi. Pardi dan Rubianti kembali menjalani hidup seperti sebelumnya yang rentan.