Kesaksian Teman-teman Kuliah Presiden Jokowi untuk Menepis Isu Ijazah Palsu
Teman-teman kuliah Presiden Joko Widodo di Fakultas Kehutanan UGM ramai-ramai memberikan kesaksian tentang pengalaman semasa kuliah. Kesaksian itu diungkapkan untuk menepis isu ijazah Presiden Jokowi adalah ijazah palsu.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
Teman-teman kuliah Presiden Joko Widodo di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, ramai-ramai memberikan kesaksian tentang pengalaman semasa kuliah bersama Presiden Jokowi. Kesaksian itu diungkapkan untuk menepis isu bahwa ijazah Presiden Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM merupakan ijazah palsu.
”Sebagai teman satu angkatan, kami membantu meluruskan dan membuktikan keaslian ijazah dari Pak Jokowi. Ini sudah menjadi bagian dari tanggung jawab moril kami,” kata Mustofa Iskandar, salah seorang teman kuliah Presiden Jokowi dalam acara konferensi pers di Fakultas Hukum UGM, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (21/10/2022).
Menurut Mustofa, teman-teman kuliah Presiden Jokowi merasa perlu memberikan kesaksian karena sebelumnya banyak beredar isu yang menuduh ijazah kelulusan Presiden Jokowi sebagai sarjana dari Fakultas Hukum UGM merupakan ijazah palsu.
”Kami adalah saksi hidup. Kami bisa menceritakan pengalaman bersama Pak Jokowi karena kami melihat, mendengarkan, dan berinteraksi langsung dengan beliau,” ujar Mustofa.
Joko Santoso, teman kuliah Presiden Jokowi lainnya, menuturkan, semasa kuliah, Presiden Jokowi memang tidak tergabung menjadi pengurus atau anggota organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala). Namun, menurut Joko, Presiden Jokowi sering mengikuti kegiatan pendakian gunung semasa kuliah.
Menurut Joko, salah satu kegiatan pendakian yang diikutinya bersama Presiden Jokowi adalah pendakian ke Gunung Kerinci di Sumatera Barat pada tahun 1983. Saat itu, kata Joko, bus yang ditumpangi oleh rombongan mereka bertabrakan dengan bus rombongan lain.
Akibat kejadian itu, Joko menyebut, para penumpang bus akhirnya dibawa ke kantor Polres Solok. Setelah itu, mereka juga terpaksa menunggu kedatangan bus pengganti di tepi jalan. ”Saat itu, kami menunggu di tepi jalan sekitar dua sampai tiga jam,” tuturnya.
Selama kuliah, Joko juga sering meminjam buku catatan milik Presiden Jokowi. Dia menyebut, buku catatan Presiden Jokowi kerap dipinjam teman-temannya karena catatan di dalamnya selalu ditulis lengkap dan rapi.
Joko juga mengenang sosok Presiden Jokowi sebagai figur yang sangat tenang dan tidak pernah menyela perkataan teman yang sedang menjadi lawan bicaranya. Sekalipun diam, Presiden Jokowi ternyata masih banyak mengingat perkataan-perkataan temannya semasa kuliah.
”Pak Jokowi pernah mengulangi perkataan yang pernah saya ungkapkan bertahun-tahun sebelumnya,” ungkap Joko.
Selama kuliah, Joko juga sering meminjam buku catatan milik Presiden Jokowi.
Toto Suripto, teman Presiden Jokowi lainnya, mengaku pernah menjadi teman tandem Presiden Jokowi saat mendaki Gunung Kerinci. Saat itu, Presiden Jokowi yang pertama kali mencapai puncak gunung, disusul Toto di urutan kedua. Sekitar 15-20 menit kemudian, barulah teman-teman yang lain menyusul.
Selain mendaki gunung, semasa kuliah Presiden Jokowi juga memiliki hobi berjalan-jalan dengan sepeda motor, terutama pada Sabtu dan Minggu. Toto pun mengingat dirinya pernah berboncengan dengan Presiden Jokowi.
”Kami pernah mengendarai sepeda motor berboncengan. Pak Jokowi selalu ngebut. Pernah saat melalui jalan turun, sepeda motor pun tetap melaju cepat sehingga kami pun jatuh ndlosor ke bawah,” kata Toto sembari tertawa.
Ketua Keluarga Alumni Gajah Mada (Kagama) Bantuan Hukum, Romulo Silaen, mengatakan, Rektor UGM Ova Emilia sudah menyampaikan keterangan untuk memastikan keaslian ijazah Presiden Jokowi. Dengan adanya keterangan itu, seharusnya tidak perlu ada lagi keraguan mengenai keaslian ijazah sang presiden.
Apalagi, teman-teman kuliah Presiden Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM angkatan tahun 1980 juga telah memberi kesaksian. Oleh karena itu, Kagama Bantuan Hukum dan Kagama Fakultas Kehutanan (Kagamahut) mengecam keras kesesatan informasi dan berita bohong terkait Presiden Jokowi.
Mereka juga meminta masyarakat tidak memercayai berita bohong atau hoaks. Pihak-pihak yang menyebarluaskan berita bohong itu juga diminta segera menghentikan aktivitas tersebut.
”Ada konsekuensi hukum yang harus ditanggung oleh siapa pun yang berani menyebarkan hoaks,” kata Romulo.