RSD Gunung Jati di Cirebon Siap Tangani Gangguan Ginjal Akut Anak
Rumah Sakit Daerah Gunung Jati di Cirebon, Jawa Barat, hingga kini belum menangani gangguan ginjal akut pada anak. Meski demikian, rumah sakit menyiapkan tim ginjal untuk menghadapi kasus itu.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Rumah Sakit Daerah Gunung Jati di Cirebon, Jawa Barat, bersiap menangani kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak. Selain menghentikan obat sirop anak sesuai dengan anjuran pemerintah, pihak rumah sakit juga telah membentuk tim ginjal.
Direktur RSD Gunung Jati Katibi mengatakan, hingga kini rumah sakit belum merawat pasien anak dengan gangguan ginjal akut progresif. ”Kami sudah siap menangani penyakit itu. Apalagi, ada wacana RSD Gunung Jati jadi salah satu rujukan kasus ginjal,” katanya, Jumat (21/10/2022).
Menurut dia, RSD Gunung Jati telah memiliki tim khusus ginjal yang berisi dokter spesialis penyakit dalam, spesialis anak, hingga anestesi. Tim yang dibentuk sejak 2020 itu menangani pasien dengan gangguan ginjal, termasuk yang menjalani hemodialisis atau cuci darah.
Sepanjang 2021, pihaknya mengidentifikasi 224 pasien gagal ginjal yang melakukan rawat jalan di RSD Gunung Jati. Adapun pasien yang menjalani rawat inap sebanyak 97 orang. ”Dari jumlah yang rawat inap itu, angka kematiannya mencapai 15 orang. Ini relatif banyak,” ucapnya.
Dari Januari hingga September tahun ini, pasien gagal ginjal yang masih rawat jalan sebanyak 224 orang dan 143 pasien menjalani rawat inap. Dari jumlah itu, sembilan orang di antaranya meninggal dunia. Hampir semua pasien adalah orang dewasa dengan kasus gagal ginjal kronis.
Wizhar Syamsuri, dokter spesialis penyakit dalam di RSD Gunung Jati, mengatakan, sekitar 70 persen pasien gangguan ginjal yang ia tangani memiliki riwayat diabetes dan hipertensi. Pasien tersebut menderita penyakit ginjal kronis yang berlangsung lama atau lebih dari tiga bulan.
Adapun penyakit ginjal akut terjadi secara mendadak karena infeksi hingga dampak operasi. ”Saat ini, kami menangani seorang anak berusia 16 tahun yang gagal ginjal akut. Tapi, ini karena pascaoperasi berat. Ini bukan penyakit ginjal akut yang ramai seperti sekarang,” katanya.
Gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak bermunculan beberapa bulan terakhir. Data Kementerian Kesehatan per 20 Oktober 2022 menunjukkan, sebanyak 208 kasus terkait dengan gangguan ginjal akut telah dilaporkan di 20 provinsi, seperti Jabar, Jawa Timur, hingga Aceh.
Dari jumlah itu, terdapat 118 kasus kematian yang dilaporkan, 56 kasus masih dalam perawatan, dan 34 kasus dinyatakan sembuh. Angka kematian tertinggi terdapat di DKI Jakarta dengan 27 anak, Jabar (17 anak), dan Jatim (13 anak). Sebagian besar pasien yang meninggal adalah anak balita.
Pasien gangguan ginjal akut umumnya memiliki gejala infeksi demam, batuk, muntah, ataupun diare. Dalam 2-5 hari kemudian, anak mengalami penurunan jumlah urine sampai tak ada urine. ”Deteksinya juga bisa dengan melihat kreatinin. Ini bisa dilakukan di rumah sakit,” ujarnya.
Meskipun belum punya ruangan khusus ginjal anak serta dokter subspesialis ginjal dan anak, menurut dia, RSD Gunung Jati mampu menangani pasien dengan penyakit itu. ”Kami juga berkoordinasi dengan RSHS Bandung untuk resepnya,” kata konsultan ginjal dan hipertensi ini.
Rumah Sakit Hasan Sadikin merupakan salah satu dari 14 rumah sakit yang menjadi rujukan penanganan gangguan ginjal akut progresif atipikal. Pihaknya juga telah menjalani anjuran Kemenkes agar tidak memberikan obat cair atau sirop kepada anak untuk sementara waktu.
Penelitian Kemenkes menunjukkan, obat sirop anak yang terkontaminasi etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) diduga menyebabkan gangguan ginjal akut itu. Badan Pengawas Obat dan Makanan juga telah menemukan sejumlah obat dengan EG yang melebihi ambang batas.
Kepala Bidang Pelayanan Medis RSD Gunung Jati Sulfi Irfan meminta masyarakat, khususnya orangtua, agar melakukan deteksi dini gangguan ginjal akut pada anak. ”Kalau ada gejala seperti demam, diare, penurunan urine, langsung bawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat,” katanya.