Lampung Jadi Tuan Rumah Gelar Teknologi Tepat Guna Nusantara 2023
Provinsi Lampung menjadi tuan rumah Gelar Teknologi Tepat Guna Nusantara atau TTGN XXIV Tahun 2023. Ajang itu diharapkan memacu inovasi dari desa.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menetapkan Provinsi Lampung sebagai tuan rumah Gelar Teknologi Tepat Guna Nusantara atau TTGN XXIV Tahun 2023. Berbagai pihak berharap ajang itu dapat memacu inovasi dari desa.
”Untuk tahun 2023, kita sepakati (TTGN) di Provinsi Lampung,” kata Sekretaris Badan Pengembangan Informasi Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Kementerian Desa PDTT Razali saat penutupan TTGN XXIII di Cirebon, Jawa Barat, Jumat (21/10/2022).
Menurut dia, selain Lampung, Provinsi Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, dan Papua juga mengajukan diri sebagai tuan rumah TTGN XXIV. Namun, berdasarkan pertimbangan dan kesepakatan bersama beberapa pemerintah daerah, Kemendesa PDTT pun memilih Lampung.
”Untuk tahun 2024, kita sepakati (TTGN XXV) di Jatim,” kata Razali. Pihaknya berharap Lampung dan Jatim segera mempersiapkan diri sebagai pelaksana ajang pameran inovator desa. Pandemi Covid-19 juga sudah melandai sehingga pertemuan bisa secara luring seperti sekarang.
Gelar TTGN XXIII tahun ini berlangsung pada Selasa hingga Jumat (19-21/10) di Cirebon. Sebanyak 48 inovator dari sejumlah daerah hadir menampilkan karya TTG mereka. Teknologi itu lebih murah, sederhana, perawatannya mudah, ramah lingkungan, dan sesuai dengan kebutuhan warga.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Lampung Zaidirina mengapresiasi penunjukan Lampung sebagai tempat gelaran TTGN tahun depan. ”Kami sangat peduli dengan teknologi tepat guna, khususnya di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan,” ujarnya.
Pada Lomba TTGN XXIII, misalnya, Lampung membawa pulang tiga piala. Heri Irawan dan Yuli Sunaryo asal Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung, meraih juara pertama kategori TTG Unggulan dengan inovasi mesin penepung dan pencacah serbaguna.
Nurhadi asal Lampung mendapatkan juara ketiga untuk kategori Inovasi TTG dengan mesin pengolah padi mini ramah lingkungan yang berbasis tenaga surya. Pos Pelayanan TTG Maju Bersama Kampung Tanggulangin asal Lampung meraih juara II Posyantek Berprestasi.
Menurut Zaidirina, penerapan TTG turut mengembangkan sektor pertanian di Lampung. Pada 2020 produksi padi di daerah itu mencapai 2,65 juta ton atau salah satu yang tertinggi di Indonesia. ”Sektor ini yang membuat Lampung selamat dari Pandemi Covid-19,” ucapnya.
Pihaknya berharap Gelar TTGN terus memacu para inovator di desa untuk berkarya. ”Dari kegiatan ini, mesin-mesin inovator kami sudah terjual dan kami banyak menerima pesanan. Artinya, itu langsung dimanfaatkan. Kami harus siap untuk memenuhi ekspektasi Kemendesa,” ujar Zaidirina.
Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar mengatakan, banyak pemerintah desa yang telah menerapkan TTG. Sejak 2015 hingga kini, sebanyak 909.004 alat hasil TTG telah dimanfaatkan di bidang pertanian, 653.986 alat untuk bidang peternakan, dan 450.466 alat di bidang perikanan.
Pihaknya juga memastikan, karya inovator dalam Gelar TTGN XXIII akan masuk ke dalam katalog elektronik Kemendesa PDTT. Dengan begitu, pemerintah dan masyarakat dapat membeli teknologi itu. Bahkan, pemdes tidak perlu lagi menempuh lelang lagi dalam pengadaannya.
Halim juga berjanji memperluas jejaring para inovator dengan pihak lainnya melalui pertemuan bisnis, termasuk perbankan. ”Kami juga akan berupaya seluruh hasil (TTGN) ini dipatenkan dalam Haki (hak kekayaan intelektual). (Ini) fasilitas penuh dari Kemendesa,” katanya.
Heri Irawan, inovator asal Lampung, berharap pemerintah mendorong penggunaan teknologi tepat guna dari desa. ”Selama ini, banyak bantuan pertanian. Tapi, pakai barang dari perusahaan besar. Ada juga yang impor. Inovasi warga desa harusnya didukung pemerintah,” ujarnya.