Damai Cartenz Tak Sekadar Operasi Penegakan Hukum di Papua
Pelaksanaan operasi Damai Cartenz bukan hanya demi terciptanya situasi yang kondusif di tanah Papua. Operasi ini lebih memprioritaskan membantu masyarakat dalam kegiatan ekonomi, pelayanan kesehatan, dan pendidikan.
Polri meluncurkan Operasi Damai Cartenz di sembilan kabupaten Provinsi Papua pada 2022. Operasi ini bukan hanya terfokus pada upaya penegakan hukum, melainkan lebih memprioritaskan berbagai kegiatan yang meningkatkan tingkat ekonomi masyarakat, pelayanan kesehatan dan pendidikan bagi generasi muda Papua.
Siang sekitar pukul 12.00 WIT pada awal Oktober tahun ini, tampak Hendrikus Maubak, salah seorang warga di Distrik Kwanki Narama, Kabupaten Mimika, berjalan kaki dari Kantor Pemerintahan Kampung Tunas Matoa ke rumahnya. Perjalanan dari kantor ke tempat tinggalnya berjarak sekitar 200 meter.
Pria yang biasa disapa dengan nama Hengky ini berjalan dengan penuh semangat di bawah terik matahari yang menyengat kulit dan peluh keringat membasahi tubuhnya. Diketahui setiap senin hingga jumat, Hengky bekerja sebagai staf honorer di Kantor Pemerintahan Kampung Tunas Matoa.
Tak lama kemudian Hengky tiba di rumahnya yang dihuni kedua orangtua dan lima saudara laki-laki. Hengky pun segera menyantap makanan masakan ibunya dan kemudian beristirahat sejenak.
Sekitar pukul 15.00 WIT, Hengky pun meninggalkan rumahnya dan berjalan kaki sekitar 50 meter ke lokasi kebun dan kolam budidaya ikan nila miliknya. Kebun dan kolam berada tepat di belakang rumah Hengky. Ia akan membersihkan rumput di sekitar kebun tersebut dan memberi makan ikan.
Baca Juga: Polri Terapkan Pendekatan Kesejahteraan untuk Operasi di Papua
Wajah pria berusia 31 tahun ini tampak berseri-seri saat tiba di kebunnya. Tinggi jagung yang ditanamnya sejak dua bulan lalu sudah mencapai sekitar 1 meter. Sekitar dua bulan lagi, Hengky akan memanen jagung yang pertama kali di kebun miliknya.
Sebelumnya Hengky sudah memanen kacang tanah di kebunnya yang seluas 500 meter persegi. Ia pun menjual satu ikat kacang tanah dengan berat sekitar satu kilogram seharga Rp 50.000.
Selain kebun, Hendrik juga memiliki sebuah kolam budidaya ikan nila dengan panjang 20 meter, lebar 2 meter dan kedalaman sekitar 1 meter. Ia pun telah mendapatkan pemasukan dari hasil panen ikan nila yang penjualannya mencapai Rp 30.000 per kilogram. Hengky telah berhasil menjual 25 kilogram ikan nila ke sejumlah konsumen.
Hasil penjualan kacang tanah dan ikan nila sangat membantu Hengky dan keluarganya. Sebab, penghasilannya sebagai anggota staf honorer tidaklah seberapa dibandingkan tingginya biaya hidup di Papua. Ia juga sedang menabung untuk biaya pernikahan dengan calon istrinya bernama Natalia.
Keberhasilan Hengky dalam berkebun dan budidaya ikan nila berkat kontribusi tenaga pendamping dan bantuan dari Satuan Tugas Polri Binmas Noken di Kabupaten Mimika. Satuan ini merupakan salah bagian penting dalam pelaksanaan operasi Damai Cartenz pada 2022.
Hengky termasuk salah satu dari dua warga di Kampung Tunas Matoa yang mendapatkan bantuan pendampingan dan benih sejumlah komoditas tanaman, benih ikan air tawar serta bantuan untuk memiliki peternakan babi dari Binmas Noken Damai Cartenz. Pemberian bantuan ini merupakan implementasi dari Program Kasuari yang merupakan singkatan dari Kesejahteraan Untuk Anak Negeri.
”Bantuan dari Binmas Noken Damai Cartenz sangat berarti bagi saya. Mereka membersihkan lahan kebun dan menyediakan alat berat untuk pembuatan kolam ikan. Saya juga mendapatkan bantuan benih ikan nila sekitar 200 ekor dan benih tanaman kacang tanah hingga jagung untuk ditanam di kebun,” ungkap Hengky saat diwawancarai Kompas pada 6 Oktober tahun 2022.
Briptu Nikson Mehuwe, salah satu anggota Binmas Noken Damai Cartenz di Mimika mengatakan, dirinya bersama dua rekan lain yang sering kali mendampingi Hengky dalam berkebun dan budidaya ikan nila. Dalam sepekan ketiga anggota Binmas Noken ini mengunjungi Hengky dan salah satu warga lainnya bernama Daud Tabuni yang membuka peternakan babi sebanyak tiga kali.
”Kami tidak hanya membantu dengan menyiapkan benih dan peralatan saja. Kami juga mendampingi Hengky dan Daud serta memberi motivasi agar tetap bersemangat berkebun, budidaya ikan air tawar dan mengelola peternakan babi,” tutur Nikson.
Akses pendidikan
Operasi Damai Cartenz tidak hanya menjangkau kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat saja. Salah satu kegiatan yang sangat membantu masyarakat setempat adalah Program Polisi Pi Ajar atau disingkat Si-Ipar khusus bagi anak-anak di daerah yang minim akses pendidikan.
Kapolsek Sugapa Inspektur Dua Engel Mayor bersama tiga anggotanya termasuk personel Binmas Noken Damai Cartenz yang paling aktif melaksanakan Program Si-Ipar di Kabupaten Intan Jaya pada tahun ini. Engel melatih anak-anak menulis, membaca serta berhitung khusus yang berusia enam tahun ke atas di halaman Markas Polsek Sugapa. Sementara anak berusia empat hingga lima tahun dilatih mewarnai dan mengenal huruf serta angka.
Kegiatan belajar di halaman Mapolsek Sugapa berlangsung setiap hari dari pukul 15.00 hingga pukul 17.00 WIT. Engel dan tiga anggotanya dengan tekun mendampingi anak-anak agar fokus belajar. Setelah kegiatan tersebut, anak-anak bisa bermain bola dan karet dengan riang gembira.
Anak-anak ini begitu merindukan suasana bermain dan belajar yang aman sebab situasi di Sugapa yang tidak kondusif sejak 2017. Kelompok Kriminal bersenjata sering menyerang warga sipil dan aparat keamanan.
Kondisi ini menyebabkan pelayanan publik di Intan Jaya terganggu. Banyak guru yang mengamankan diri ke Kabupaten Nabire yang berbatasan dengan Intan Jaya.
Total sebanyak 32 anak yang mengikuti Program Si-Ipar di Mapolsek Sugapa dengan antusias. 17 dari 32 anak ini merupakan pelajar di SD Negeri Inpres Yokatapa. Engel menggunakan gajinya untuk membayar pendaftaran 17 anak ini serta membelikan pelengkapan Buku tulis, tas, buku hingga seragam sekolah.
Saya sangat senang dengan bantuan bapa Kapolsek yang telah mengajar kami selama ini. Bapa juga yang mendaftarkan kami di SD Inpres Yokatapa dan membelikan seluruh perlengkapan sekolah.
”Saya menemukan banyak anak di Sugapa yang tidak bersekolah karena kondisi ekonomi keluarganya. Mereka harus membantu orangtuanya di kebun setiap hari selama berjam-jam. Hal inilah yang mendorong kami fokus untuk membantu anak-anak tidak berhenti bersekolah demi meraih cita-citanya di masa depan,” ungkap Engel.
Marince Selenggani, salah seorang anak yang mengikuti Program Si-Ipar di Intan Jaya mengaku sangat bahagia dan terbantu bisa mengikuti kegiatan belajar yang dilaksanakan Binmas Noken Damai Cartenz. Kini anak yang berusia enam tahun ini sudah dapat membaca dan berhitung berkat pendampingan yang rutin oleh Engel dan tiga anggotanya.
”Saya sangat senang dengan bantuan bapa Kapolsek yang telah mengajar kami selama ini. Bapa juga yang mendaftarkan kami di SD Inpres Yokatapa dan membelikan seluruh perlengkapan sekolah,” kata Marince.
Wakil Kepala Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar Faisal Ramadhani mengatakan, sesungguhnya tujuan utama dari operasi ini untuk membantu pemberdayaan masyarakat, pelayanan kesehatan dan pendidikan di daerah-daerah yang minim akses pelayanan publik dan rawan gangguan keamanan. Sembilan daerah pelaksanaan Damai Cartenz meliputi Jayapura, Jayawijaya, Dogiyai, Mimika, Pegunungan Bintang, Yahukimo, Nduga, Intan Jaya dan Puncak. Adapun anggota Polri yang terlibat dalam operasi Damai Cartenz mencapai 2.000 orang.
Berdasarkan data sementara hingga bulan Oktober ini, Program Si-Ipar telah memberikan kegiatan belajar bagi 2.101 anak, sedangkan layanan kesehatan gratis dari Damai Cartenz telah membantu 1.748 warga di daerah-daerah terpencil.
Baca Juga: Pendekatan yang Lebih Humanis untuk Papua
Sementara berkat Program Kasuari telah membuka 30 hektar lahan perkebunan, 4 hektar lahan untuk budidaya padi, 21 titik peternakan babi dan 42 kolam budidaya ikan air tawar. Sebanyak 246 warga yang mendapatkan lapangan pekerjaan dari Program Kasuari.
”Selama 10 bulan terakhir, program ini berjalan dengan baik. Masyarakat dengan antusias mendukung pelaksanaan program Damai Cartenz karena sangat berdampak besar bagi mereka,” tutur Faisal.