Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem, Jabar Siaga Satu Bencana Hidrometeorologi
Cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Jawa Barat hingga akhir tahun 2022. Semua pihak yang berperan dalam penanggulangan bencana pun diminta bersiaga 24 jam.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Barat menerapkan Siaga 1 bencana hidrometeorologi menjelang akhir tahun 2022. Petugas dan setiap pihak yang berperan dalam penanggulangan bencana diminta menyiapkan diri dalam beragam aspek, mulai dari persiapan logistik hingga memastikan jalur evakuasi.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Budi Juanda mengatakan, mitigasi bencana di setiap daerah perlu ditingkatkan untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan. Tidak hanya identifikasi sumber daya dan logistik, koordinasi dengan sejumlah pihak untuk peringatan dini dan evakuasi pun perlu dipersiapkan.
Menurut Budi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengingatkan sejumlah daerah, termasuk Jabar, untuk waspada bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem. Di samping itu, lanjut Budi, Gubernur Jabar Ridwan Kamil juga menyerukan Siaga 1 sehingga bisa meningkatkan kewaspadaan.
Oleh karena itu, petugas yang ada di lapangan juga diminta untuk memberikan laporan secara rutin selama 24 jam penuh. Menurut Budi, kesiapsiagaan ini untuk memastikan sistem peringatan dini secara berkesinambungan kepada masyarakat dari berbagai saluran, termasuk media sosial.
”Kami menindaklanjuti arahan Gubernur Jabar dengan rapat koordinasi, apel siaga darurat bencana, hingga mendirikan posko siaga bencana. Mengingat potensi cuaca ekstrem ada hingga sepekan ke depan, mitigasi semakin ditingkatkan,” ujar Budi di Bandung, Rabu (12/10/2022).
Selain peringatan dini, Budi juga meminta setiap daerah untuk mendirikan posko siaga darurat bencana hidrometeorologi. Dia berharap seruan untuk kesiapsiagaan ini memberikan rasa tenang bagi masyarakat dalam menghadapi cuaca ekstrem hingga akhir tahun ini.
Mitigasi bencana di setiap daerah perlu ditingkatkan untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan.
Sebelumnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengingatkan semua perangkat terkait penanggulangan bencana untuk bersiaga menghadapi potensi bencana akibat cuaca ekstrem menjelang akhir tahun. Masyarakat juga diminta waspada karena potensi bencana yang tinggi di berbagai daerah.
”BPBD dan perangkat-perangkat yang terkait dengan kebencanaan diminta Siaga 1 setiap hari. Masyarakat juga diminta waspada, kami berharap tidak banyak terjadi bencana,” ujar pria yang akrab disapa Emil itu.
Emil memaparkan, Jabar bagian utara memiliki potensi banjir yang tinggi. Sementara itu, ancaman bencana hidrometeorologi dari selatan berupa longsor dan pergerakan tanah. Kondisi ini mengancam masyarakat hingga bisa menimbulkan korban jiwa.
Di Kota Bandung, kesiapsiagaan terhadap cuaca ekstrem dilakukan dengan memeriksa jalur-jalur air. Sebelumnya, saat terjadi hujan deras di Kota Bandung, sejumlah daerah tergenang banjir akibat luapan sungai ataupun saluran air.
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna menyatakan, pihaknya berupaya meminimalkan potensi banjir dengan mengoptimalkan kolam retensi dan memantau tanggul yang ada di setiap sungai dan saluran air. Semua itu dilakukan agar daya tampung air bisa maksimal sehingga memperlambat luapan air.
”Apa pun ancaman yang ada, kami hadapi dengan preventif. Saat ini kami masih menyiapkan solusi-solusi lain untuk menghadapi potensi banjir, seperti di Gedebage. Semua itu untuk mereduksi, bahkan semoga mengeliminasi potensi bencana,” ujarnya.