Tahun Ini, Kejadian Bencana Alam di Bandung Berpotensi Lebih Tinggi
Sepanjang 2022, kejadian banjir di Kota Bandung hanya sembilan titik, tapi warga yang terdampak hingga 503 jiwa. Karena itu, cuaca ekstrem kali ini perlu diantisipasi.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Selama tahun 2022, kejadian bencana alam di Kota Bandung, Jawa Barat, tercatat mencapai 22 kejadian yang berdampak pada 621 orang. Koordinasi dari berbagai pihak dibangun untuk mengantisipasi bencana yang akan hadir, salah satunya lewat kampung siaga bencana.
Hal itu terungkap dalam Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana Kota Bandung, Senin (10/10/2022). Dalam acara itu disebutkan, ada tiga bencana alam yang terjadi, yaitu banjir, longsor, dan puting beliung. Dengan sembilan kejadian, banjir memberikan dampak kepada 503 jiwa.
Selain itu, tercatat dua kejadian longsor yang berdampak pada 13 orang dan 11 kali puting beliung pada 105 jiwa. Tidak ada korban tewas akibat semua kejadian itu. Dibandingkan dengan tahun lalu, terjadi peningkatan kejadian bencana alam. Tahun 2021, dilaporkan enam kejadian banjir, longsor (3), dan angin kencang (4).
Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, gambaran di atas menunjukkan dampak cuaca ekstrem masih rentan menimpa warga. ”BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) sudah mengingatkan, beberapa waktu ke depan cuaca akan cukup ekstrem di Kota Bandung. Harapannya, semua dinas terkait perlu koordinasi dengan tugas dan fungsi yang jelas,” ujarnya.
Menurut Yana, salah satu alur koordinasi kepada wilayah rawan bencana ini dengan pembentukan Kampung Siaga Bencana. Nantinya, potensi kebencanaan di setiap daerah lebih terpetakan dengan baik untuk mitigasi hingga penanggulangan bencana.
Yana berharap kampung siaga bencana hadir secepatnya di Kota Bandung karena dianggap mampu mempersiapkan mitigasi dari setiap pihak yang terlibat. Warga pun mendapatkan edukasi untuk menghadapi bencana karena semuanya membutuhkan kesiapsiagaan dari masyarakat.
Kepala Dinas Sosial Kota Bandung Soni Bakhtiyar menargetkan, kampung siaga bencana hadir pada 2023. Saat ini, pihaknya tengah memetakan potensi bencana itu. ”Nantinya kami akan memberikan format pada setiap wilayah untuk inventarisasi potensi bencana di Kota Bandung. Kalau ada datanya, kami akan lebih siap menghadapi bencana. Saya berharap kampung siaga bencana ini sudah ada di tahun 2023,” ujarnya.
Antisipasi kebakaran
Sekretaris Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung Iwan Rusmawan memaparkan, potensi kebakaran terjadi di daerah padat penduduk. Sebagian besar adalah permukiman warga.
Data Diskar PB menyebutkan, tahun 2018 tercatat 195 kejadian. Lalu, pada 2019 naik menjadi 272 kejadian dan tahun 2020 terdapat 195 kejadian. Setelahnya, tahun 2021, menurun menjadi 182 kejadian. Sedangkan periode Januari-Agustus 2022 tercatat 116 kejadian.
Berbagai ancaman ini, lanjut Iwan, perlu diantisipasi dengan kesiapsiagaan. Sebanyak 40 petugas bersiaga di markas komando Diskar PB. Di samping itu, setiap perangkat daerah melakukan koordinasi mulai dari tindak pencegahan hingga penanganan jika terjadi bencana.
”Intinya, kami selalu siap. Semua berjalan dengan fungsi koordinatif. Kami (Diskar PB) masuk ketika ada bencana, tetapi semua tetap bersama-sama untuk antisipasi. Bencana tidak bisa diprediksi kapan terjadi, tapi semua perlu mempersiapkannya,” papar Iwan.