Tanah dan bantalan rel di lokasi amblesan di Cilacap akan diperkuat. Hal ini untuk mencegah kembali terjadinya rel ambles seperti pada Sabtu lalu.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 5 Purwokerto bersama Satuan Kerja IMO Balai Teknik Perkeretaapian akan memperkuat titik-titik rel rawan ambles di petak jalan Maos-Sikampug dan Kawunganten-Jeruklegi.
Upaya perbaikan dan penguatan bantalan rel dilakukan untuk mencegah berulangnya kejadian rel ambles yang menyebabkan gangguan perjalanan lebih dari 10 jam pada sejumlah kereta di jalur selatan menuju Bandung.
”Amblesan paling serius ada di Km 372+3/4 (Kawunganten-Jeruklegi) dengan kondisi rel menggantung hampir 6 meter. Di bagian bawahnya diberi bantalan kayu, lalu di bawahnya ada kricak (batuan) yang dimasukkan ke dalam karung. Itu untuk penanganan sementara,” kata Manajer Humas Daop 5 Kereta Api Krisbiyantoro, Senin (10/10/2022).
Krisbiyantoro menyampaikan, untuk selanjutnya penguatan lokasi amblesan akan dilakukan oleh Satuan Kerja IMO Balai Teknik Perkeretaapian dengan menggunakan besi (H-beam). ”Sisi kanan-kiri jalur rel kereta akan ditalut dengan material dari besi (sheet pile),” ujarnya.
Amblesan tanah di petak jalan Kawunganten-Jeruklegi itu, lanjut Krisbiyanto, terjadi lantaran jenis tanah ekspansif. Jika air jenuh, maka akan runtuh. Air jenuh disebabkan curah hujan yang tinggi. KAI Daop 5 Purwokerto juga meletakkan alat materi untuk siaga (AMUS) di Kroya, Purwokerto, Prupuk, Sidareja, dan Kutoarjo.
”Khusus untuk kejadian ambles kemarin, pasokan bantuan kricak didatangkan dari Banjar (Banjar Patroman) Daop 2 Bandung,” katanya.
Seperti diberitakan Kompas.id (Sabtu, 8/10/2022), terdapat lima titik amblesan rel di petak Sikampuh-Maos dan Kawunganten-Jeruklegi. Hal itu mengakibatkan sedikitnya perjalanan 13 kereta api terganggu.
Durasi perjalanan yang terganggu ada yang sampai lebih dari 10 jam karena kejadian rel ambles diketahui terjadi pukul 00.50, sedangkan jalur baru bisa dilewati pada pukul 12.25 dengan kecepatan kereta 5 kilometer per jam.
Secara terpisah, prakirawan Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Rendi Krisnawan, menyampaikan, saat ini sebagian wilayah Jawa Tengah sudah memasuki musim hujan sejak awal September 2022. Selain itu, di tingkat global terjadi kondisi La Nina moderate yang secara umum meningkatkan secara signifikan aktivitas pembentukan awan di wilayah Indonesia bagian timur.
Selain itu, lanjut Rendi, terdapat pula kondisi Indian Ocean Dipole yang menunjukkan adanya pergerakan suplai uap air basah dari Samudra Hindia sebelah timur Afrika ke wilayah Samudra Hindia sebelah barat Sumatera. ”Hal ini menyebabkan aktivitas pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat menjadi signifikan,” ujarnya.
Faktor lain pendukung hujan lebat adalah adanya Madden-Julian Oscillation, gelombang Rossby Ekuator di tingkat global, serta belokan angin dan konvergensi di sekitar Jawa Tengah.
”Potensi terjadi hujan dengan intensitas lebat bisa berlangsung hingga akhir tahun ini walaupun kadang kala beberapa hari kondisi cuaca cerah berawan,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut Rendi, masyarakat diimbau waspada terhadap potensi bencana alam, mulai dari banjir hingga tanah longsor.