Memasuki Musim Hujan, Surabaya Intensifkan Perantingan Pohon
Upaya meminimalkan dampak musim hujan di Kota Surabaya dilakukan dengan perampingan pohon dan mengeruk saluran-saluran air.
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya kian gencar melakukan perantingan sebagai upaya pencegahan pohon tumbang saat memasuki musim hujan. Setidaknya dalam sehari pemkot bisa menyasar 20 pohon di permukiman warga dan 100 pohon di jalan protokol.
Selain perantingan pohon, Pemkot Surabaya juga mengeruk saluran, baik di jalan protokol maupun di permukiman. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro, Sabtu (8/10/2022), mengatakan, pihaknya rutin melakukan perantingan secara menyeluruh. Bahkan, memasuki musim hujan, kegiatan itu semakin dimasifkan.
”Kami melakukan perantingan sampai di permukiman atau tingkat rukun tetangga (RT),” ujarnya.
Adapun jadwal perantingan pohon dan pengerukan saluran di tingkat RT, Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya akan menyesuaikan dengan permohonan tertulis dari RT atau RW yang masuk ke instansi tersebut.
Baca juga: Perjuangan Tiada Akhir Surabaya Keruk Saluran dan Bangun Waduk Mini
Hebi menerangkan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir dengan pohon besar dan tinggi. Sebab, jika pohon tersebut tidak terganggu, tidak akan menimbulkan permasalahan. Hal yang paling dikhawatirkan justru akar pohon yang bermasalah akibat pembakaran sampah di sekitar pohon. Itu salah satu alasan tidak membakar sampah sembarangan,” ujarnya.
Oleh karena itu, masyarakat Kota Surabaya bisa menyampaikan usulan perantingan, terutama yang dianggap berpotensi membahayakan, melalui aplikasi WargaKu atau mengirimkan surat ke kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya agar bisa segera dilakukan penanganan.
Laporan lewat aplikasi WargaKu pada beberapa periode ini sudah mencapai 300 lebih dan sudah dilakukan perantingan secara bertahap.
Berdasarkan pantauan Kompas, hampir setiap hari ada wilayah RT yang mendapat giliran pengerukan saluran air dan perantingan pohon. Petugas dari Pemkot Surabaya yang melakukan pengerukan saluran maupun perantingan pohon sejak pagi hingga petang hari.
Kami melakukan perantingan secara menyeluruh, artinya sampai di permukiman atau tingkat rukun tetangga (Agus Hebi).
Pada 8-9 Oktober 2022, Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya melakukan agenda perantingan di kawasan Jalan Kenjeran dan sepanjang Merr (Jalan Ir Soekarno), Jalan Rajawali dan Perak, Jalan Adityawarman, Jalan Mayjend Sungkono, Jalan HR Muhammad, Jalan Woyo Suwono, dan Jalan Tenggilis Kota Surabaya.
Permukiman
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak saat menutup The Eastern Regional Organisation for Planning and Housing atau Organisasi Regional Timur untuk Perencanaan dan Perumahan (Earoph) Ke-28 yang berlangsung di Shangri-La Hotel, Surabaya, menegaskan, selama pertemuan itu telah ada rekomendasi untuk permasalahan infrastruktur dan permukiman, terutama bagi Asia Tenggara.
Emil mengatakan, beberapa hal yang menjadi fokus pembahasan, antara lain, bencana dan mitigasi bencana, pembangunan berkelanjutan, serta perumahan yang terjangkau. Seperti di Jepang, banjir biasanya terjadi akibat hujan intensif pada kurun waktu yang sempit.
Kondisi tersebut juga melanda kota-kota di Indonesia, seperti Jakarta. Salah satu solusi yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah dengan menggunakan sumur resapan. ”Sumur resapan salah satu solusi,” katanya.
Baca juga: Surabaya Antisipasi Potensi Banjir
Emil kemudian mengatakan, Indonesia telah membangun infrastruktur yang masif dalam delapan tahun terakhir. Berbagai pembangunan ambisius dan strategis yang telah dibangun, antara lain, adalah jalan tol, pelabuhan laut, dan pembangkit listrik.
Soal ini memang memunculkan perdebatan, infrastruktur seperti apa yang benar-benar dibutuhkan dengan kondisi sekarang. Seperti diungkap Wali Kota Kuala Lumpur Datuk Seri Mahadi Che Ngah, pengguna kendaraan umum harus naik menjadi 60 persen pada 2030.
”Cara ini akan mengurangi emisi karbon hingga 70 persen. Ini sudah dicontohkan oleh Kuala Lumpur dan bisa menjadi inspirasi bagi semua,” ujarnya.
Lebih jauh, Emil mengatakan, pandemi Covid-19 telah membuat masyarakat sadar adanya urgensi untuk pembangunan berkelanjutan yang melibatkan komunitas lokal. Selain itu, pelayanan publik juga dibutuhkan untuk membangun masa depan lebih baik.
Pada kesempatan itu, Presiden Earoph 2020-2022 Yolanda Reyes mengungkapkan rasa kagum atas kepemimpinan Emil dalam Earoph kali ini.
Baca juga: Pembangunan Kota Berkelanjutan Masuki Babak Baru Setelah Pandemi