Perjuangan Tiada Akhir Surabaya Keruk Saluran dan Bangun Waduk Mini
Pengerukan saluran air dan sungai tidak pernah berhenti untuk memastikan dampak hujan tidak terus merugikan warga. Dua waduk mini dibangun untuk meminimalkan risiko banjir di kawasan Tanjung Perak.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Semakin mendekati musim hujan, kerja-kerja pembenahan dan penambahan infrastruktur terkait saluran pembuangan di Kota Surabaya, Jawa Timur, digencarkan. Hal itu, pengerukan saluran air, meninggikan tanggul Kali Lamong, dan pembangunan dua bozem atau waduk mini di Tubanan dan Manukan Tirto.
Pengerukan sungai dan saluran air di ”Kota Pahlawan” tak pernah berhenti. Pekerjaan itu dilakukan sepanjang tahun, bukan hanya menjelang musim hujan. Endapan lumpur yang dikeruk tidak hanya di saluran atau sungai, tetapi juga di saluran air (box culvert) di beberapa lokasi yang endapan lumpurnya sudah tinggi.
Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati, pada Senin (13/9/2021), mengatakan, sebelum dilakukan pengerukan, semua box culvert dicek keberadaan endapan lumpurnya. ”Pengecekan secara rutin mudah dilakukan karena setiap jarak 100 meter ada pintu masuk ke dalam box culvert lebar 3,5 meter dengan tinggi 4 meter,” katanya.
Menurut Erna, pengerukan lumpur dalam saluran box culvert lebih mudah karena setiap 100 meter dikonstruksi pintu inspeksi yang bisa dibuka untuk mobilisasi alat berat. Alat ini berfungsi mendorong endapan lumpur untuk selanjutnya diangkut ke lokasi taman atau proyek yang sedang dikerjakan Pemkot Surabaya.
”iasanya dalam saluran tidak melulu lumpur, tetapi juga tumpukan sampah,” ujar dia. Selama pengerukan saluran air dan sungai tak kurang diperoleh sampah 200 dump truck.
Saat ini, Pemkot Surabaya tengah menyiapkan proyek pembangunan dua bozem di Tubanan dan Manukan Tirto untuk menanggulangi banjir di wilayah itu. Sampai sekarang, ketika intensitas hujan tinggi, wilayah tersebut masih dilanda banjir setinggi 50 sentimeter. Genangan air biasanya surut paling lama satu jam.
Menurut Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, selama pandemi Covid-19 yang muncul pada Maret 2020, banyak anggaran yang dialihkan untuk penanganan pandemi. Namun, masih ada beberapa proyek yang bisa digarap dengan sistem swakelola atau tanpa melalui lelang.
Beberapa proyek yang ditunda karena refocusing anggaran, antara lain, proyek lanjutan box culvert dan jalan lingkar luar barat (JLLB). Namun, ada juga proyek yang bisa dikerjakan sendiri oleh satgas PUBMP sehigga dilanjutkan, termasuk dua bozem tersebut.
Pembangunan dua waduk mini tersebut di antaranya untuk mengurangi risiko banjir di kawasan Tanjung Perak. Bozem Tubanan memiliki luas 3 hektar dan Manukan 1 hektar dengan kedalaman masing-masing 3 meter.
Kedua waduk mini itu menambah jumlah saat ini 72 bozem menjadi 74 waduk mini. Total luas bozem yang ada mencapai 151 hektar dengan kapasitas tampung mencapai 6.164.889 meter kubik..