Hari Jadi Ke-495 Indramayu, Prestasi Banyak, tetapi Masalah Menumpuk
Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, kini berusia 495 tahun. Berbagai prestasi ditorehkan. Namun, sejumlah masalah masih menumpuk.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS – Di usianya yang ke-495 tahun, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, meraih aneka prestasi, seperti penurunan angka stunting (tengkes) dan produksi padi terbanyak nasional. Namun, masalah kemiskinan hingga disharmonisasi bupati dan wakilnya masih saja terjadi.
Peringatan Hari Jadi Ke-495 tahun Indramayu berlangsung di Kantor DPRD Indramayu, Jumat (7/10/2022). Turut hadir, antara lain, Bupati Nina Agustina Bachtiar, Wakil Bupati Lucky Hakim, Ketua DPRD Syaefudin, pejabat setempat, serta tamu undangan.
Sebelum sampai ke lokasi, pemkab menggelar Kirab Tunggul dari Pendopo Indramayu, sekitar 2 kilometer dari kantor DPRD. Para pejabat menumpang becak hias, sedangkan Bupati Nina menaiki Kereta Paksi Griya Kencana. Warga berpakaian hitam dan paskibra turut mengiringi.
Dalam sambutannya, Nina membeberkan deretan prestasi yang diraih Indramayu setahun terakhir. Salah satunya, capaian penurunan angka tengkes di Jabar pada 2021. Tengkes adalah kondisi kurang gizi kronis sejak bayi dalam kandungan dan berpengaruh secara kognitif.
Prevalensi tengkes di Indramayu 14,4 persen atau terbaik ketiga di antara 27 daerah di Jabar. Adapun rata-rata prevalensi tengkes di provinsi itu tercatat 24,5 persen. Idealnya, kasus tengkes di bawah 20 persen. Pihaknya mengklaim kasus tengkes turun 50 persen dibandingkan 2019.
Daerah berpenduduk sekitar 1,8 juta jiwa ini juga masih menjadi produsen padi terbesar nasional, yakni 1,3 juta ton. ”Selanjutnya, kami akan buat strategi ketahanan pangan dan tetap menjadi lumbung pangan nasional. Terima kasih kepada petani dan pelaku usaha di bidang pertanian,” katanya.
Meski menjadi sentra produksi padi nasional, lanjut Nina, Indramayu juga jadi target investasi asing. Indramayu bahkan meraih penghargaan terbaik pertama sebagai daerah dengan pertumbuhan investasi penanaman modal asing tahun 2022 dari Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
”Ini bukti, Indramayu jadi tujuan investasi yang nyaman. Kita patut berbangga dengan raihan prestasi ini,” ucap Nina. Pada periode Januari-Maret tahun ini, misalnya, nilai investasi penanaman modal asing di Indramayu tercatat 5,6 juta dollar AS atau Rp 80 miliar.
Anak mantan Kepala Polri Jenderal (Pol) Da’i Bachtiar ini mengajak berbagai elemen masyarakat ikut membangun Indramayu. ”Kami butuh dukungan semuanya. Jika ada hal-hal yang kurang, karena ini baru peralihan, tentunya butuh proses dan waktu,” ujar Nina, yang baru menjabat dua tahun.
Ketua DPRD Indramayu Syaefudin mengapresiasi prestasi pemkab. ”Namun, berbagai prestasi dan apresiasi tersebut akan lebih bermakna apabila memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Ke depan, masih banyak yang harus dilakukan oleh seluruh jajaran pemda,” katanya.
Salah satunya masalah perekonomian. Indramayu, misalnya, tercatat sebagai daerah termiskin ketiga di Jabar pada September 2021 berdasarkan data Badan Pusat Statistik dengan persentase 13,04. Dua daerah termiskin lainnya adalah Kabupaten Kuningan dan Kota Tasikmalaya.
Ketua Fraksi Golkar DPRD Indramayu Muhaemin menyoroti indeks pembangunan manusia di daerah pantai utara itu yang cenderung stagnan. Pada 2020 dan 2021, misalnya, IPM Indramayu termasuk kategori sedang, yakni sekitar 67 poin. Padahal, IPM Jabar rata-rata 72,45 poin.
Muhaemin juga mengkritisi hubungan bupati dan wakilnya yang kurang harmonis. Bahkan, DPRD setempat sempat mengajukan hak interpelasi terkait disharmonisasi itu. ”Masalah ini belum ada progres penyelesaiannya. Ini bisa berdampak pada masyarakat,” ujarnya.