Doa dari Balikpapan untuk Mereka yang Tak Pulang dari Kanjuruhan
Ia tak ingin hiburan alternatif itu menjadi malapetaka akibat orang-orang tak bertanggung jawab yang mendulang untung semata tanpa mempertimbangkan kemanusiaan dari banyaknya orang yang mencari hiburan.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
Hujan tak jadi turun di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (3/10/2022) malam. Gerimis yang sempat rintik di Kecamatan Balikpapan Utara berhenti sekitar pukul 20.00 Wita. Ratusan orang sudah berkumpul di halaman gedung Komite Nasional Pemuda Indonesia Balikpapan. Mereka mengenakan kaus, jersei, dan atribut suporter sepak bola tim kebanggaan masing-masing.
Sebagian besar merupakan Balistik, pendukung tim sepak bola Persiba Balikpapan. Terselip di antara mereka Aremania yang tinggal, menetap, atau bekerja di Kota Balikpapan. Mereka berdiri melingkar, menghadap tiang bendera, menyalakan lilin, dan berdoa.
Hey, sampai jumpa di lain hari
Untuk kita bertemu lagi
Kurelakan dirimu pergi
Lagu ”Sampai Jumpa” milik Endank Soekamti mereka lantunkan. Beberapa menunduk, memejamkan mata, dan menggandeng buah hati yang turut serta. Mereka mengenang sesama pencinta sepak bola, sesama manusia, yang pergi untuk menonton bola di Stadion Kanjuruhan, tetapi tak kembali pulang dengan selamat. Tragedi yang masih diinvestigasi itu menewaskan lebih dari 125 korban meninggal dunia dan ratusan orang mengalami luka-luka.
Mereka yang menjadi korban terbanyak adalah Aremania yang menonton langsung laga derby klasik Arema Malang versus Persebaya Surabaya. Sejumlah video yang beredar di media massa dan media sosial menggambarkan kepanikan penonton di tribune akibat gas air mata yang ditembakkan ke arah kursi penonton.
Ketua Balikstik Ade Setiawan alias Awan tak kuasa membendung kekesalan atas peristiwa kelam pada 1 Oktober 2022 malam di Kanjuruhan itu. Setelah doa bersama, ia berbicara kepada wartawan dengan napas yang tersengal-sengal lantaran kecewa dan mempertanyakan kenapa gas air mata ditembakkan ke arah tribune penonton.
”Saya tahu persis di sana adalah suporter-suporter keluarga yang membawa anak, membawa istri. Semoga teman-teman yang telah pergi mendapat tempat terbaik di sisi Allah,” katanya dengan napas tersengal.
Awan menyatakan demikian lantaran mengetahui suasana tribune penonton saat pertandingan. Ia yang sudah berkali-kali menonton pertandingan sepak bola di stadion itu melihat berbagai kalangan dan usia duduk di bangku penonton. Ia menyayangkan dan mempertanyakan prosedur apa yang dipakai sampai letupan gas air mata itu ditembakkan ke bangku penonton.
Turut hadir di antara mereka Junet, Aremania yang berdomisili di Balikpapan. Ia berharap kejadian di Kanjuruhan diusut secara tuntas. Sebab, menurut dia, ini bukanlah kejadian akibat bencana alam, melainkan ada sistem yang bekerja untuk memberi perlindungan bagi warga negara yang hadir menonton.
Menurut dia, sudah ada standar keamanan yang seharusnya dipatuhi oleh penyelenggara, pihak keamanan, dan pihak lain yang berkepentingan dalam pertandingan Arema kontra Persebaya tempo hari.
Di tengah wawancara, Junet berhenti bicara. Ia menunduk dan matanya berkaca-kaca. ”Yang pasti hal yang seperti ini, tanggung jawab pasti akan kita minta. Terutama adalah federasi. Di mana federasi adalah yang membawahi Liga Indonesia, dalam hal ini PSSI,” kata Junet, parau.
Junet, Awan, dan ratusan suporter lain membubarkan diri sekitar pukul 21.30 Wita. Perwakilan dari mereka kemudian beranjak ke Polresta Balikpapan untuk memberikan sejumlah tuntutan agar disampaikan kepada Kapolri. Mereka menuntut kasus ini diusut secara tuntas mulai dari penyelenggaraan pertandingan, dugaan penjualan tiket yang melebihi kapasitas stadion, hingga siapa yang bertanggung jawab atas tembakan gas air mata ke arah tribune penonton.
Di akhir wawancara, Junet mengatakan, menonton pertandingan olahraga adalah salah satu hiburan murah bagi warga di tengah impitan dan masalah hidup. Ia tak ingin hiburan alternatif itu menjadi malapetaka akibat orang-orang tak bertanggung jawab yang mendulang untung semata tanpa mempertimbangkan kemanusiaan dari banyaknya orang yang mencari hiburan.