Banjir Melanda Tiga Kecamatan di Kotawaringin Timur, Akses Jalan Terganggu
Kalimantan Tengah masih terus dihantui bencana banjir. Di Kabupaten Kotawaringin Timur, banjir melanda tiga kecamatan dan menyebabkan jalan akses masuk ke beberapa desa terputus.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Tiga kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, terendam banjir akibat luapan Sungai Mentaya. Banjir tersebut menyebabkan jalan akses masuk ke beberapa desa terendam sehingga tidak bisa dilintasi masyarakat.
Pada September 2022, sejumlah daerah di Kalimantan Tengah (Kalteng) memang dilanda banjir. Setidaknya ada enam kabupaten di Kalteng yang terdampak banjir, yakni Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Seruyan, Sukamara, Lamandau, dan Kabupaten Katingan.
Di Kotawaringin Timur, banjir yang terjadi pada September sebenarnya sempat surut total. Namun, pada Selasa (4/10/2022) air sungai kembali meluap dan mengakibatkan banjir di tiga kecamatan. Tiga kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Antang Kalang, Mentaya Hulu, dan Kota Besi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur Rihel menjelaskan, total terdapat delapan desa yang terdampak banjir. Dia menambahkan, pihaknya masih melakukan pendataan berapa banyak warga yang terdampak banjir dan berapa yang mengungsi. ”Informasinya belum banyak, kami saat ini sedang menuju ke beberapa lokasi terdampak,” katanya.
Rihel menjelaskan, Kabupaten Kotawaringin Timur sudah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Banjir sejak pertengahan September lalu. Banjir sempat surut total di seluruh wilayah yang terdampak banjir. Namun, kini air sungai kembali meluap dan menyebabkan banjir.
”Intensitas hujan yang tinggi membuat air di Sungai Mentaya meluber dan menggenangi permukiman masyarakat, khususnya wilayah yang berada di sekitar sungai,” kata Rihel.
Sungai Mentaya merupakan salah satu sungai besar di Kalteng dengan panjang sekitar 400 kilometer atau hampir sama dengan jarak DKI Jakarta ke Semarang, Jawa Tengah. Sekitar 80 persen desa dan kelurahan di Kotawaringin Timur berada di sekitar sungai tersebut.
Selain Sungai Mentaya, Sungai Katingan di Kalteng juga sering menjadi penyebab banjir. Sungai yang panjangnya 650 kilometer itu kini sedang meluap sehingga menyebabkan setidaknya dua desa terendam banjir di Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Katingan Roby menjelaskan, sampai saat ini aktivitas masyarakat masih normal karena banjir hanya menggenangi beberapa ruas jalan dan belum meluas. Meski demikian, BPBD Kabupaten Katingan menghimbau masyarakat tetap waspada karena masih ada potensi hujan dengan intensitas tinggi dalam beberapa waktu ke depan.
”Kalau menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memang ada potensi hujan tinggi. Dengan begitu, potensi banjir juga besar,” kata Roby.
Intensitas hujan yang tinggi membuat air di Sungai Mentaya meluber dan menggenangi permukiman masyarakat.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Palangkaraya, Reni, mengungkapkan, pada Oktober ini Kalteng memang memasuki musim hujan. Dia menyebut, sebelumnya, banjir di Kalteng terjadi pada peralihan musim dan bahkan musim kemarau. Hal itu dipengaruhi banyak faktor, salah satunya fenomena La Nina. Meski begitu, saat ini La Nina masih terpantau dalam kondisi lemah.
”Kondisi La Nina yang lemah masih berlangsung sampai Desember 2022, bahkan Februari 2023. Saat ini, intensitas hujan beragam, tetapi tetap disertai petir atau kilat, juga angin kencang,” kata Reni.
Reni menambahkan, pihaknya terus memberikan imbauan terkait prakiraan cuaca kepada masyarakat Kalteng melalui berbagai cara. Sosialisasi secara digital juga dilakukan agar masyarakat bisa tetap waspada terhadap cuaca.