Penderita HIV/AIDS dari Kalangan Homoseksual Cenderung Meningkat
Jumlah penderita HIV/AIDS dari kalangan homoseksual cenderung meningkat. Tingkat kerawanan tinggi karena mereka kerap melakukan anal seks tanpa alat pengaman.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
ANTARA FOTO/DEDHEZ ANGGARA
Petugas memeriksa sampel darah saat pemeriksaan HIV/AIDS gratis dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia di Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (1/12/2018). Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengetahui sejak dini penyebaran HIV/AIDS pada masyarakat.
TEMANGGUNG, KOMPAS — Jumlah penderita HIV/AIDS dari kalangan homoseksual di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, saat ini mulai menunjukkan tren meningkat. Di tahun ini, angka penderita dari kelompok ini bahkan hampir menyamai jumlah penderita HIV/AIDS dari kalangan heteroksesual yang selama ini menjadi kelompok mayoritas dari penderita HIV/AIDS.
Subkoordinator Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Adi Susanto mengatakan, total jumlah penderita HIV/AIDS baru tahun 2021 sebanyak 53 orang. Sebanyak 50 orang di antaranya berasal dari kalangan heteroseksual, dan dua orang lainnya berasal dari kalangan homoseksual. Namun, sejak Januari hingga September 2022 ini, jumlah penderita HIV/AIDS dari kalangan heteroseksual terdata 17 orang, sedangkan dari kalangan homoseksual terdata 13 orang.
Hal itu, menurut Adi, menunjukkan bahwa bahaya HIV/AIDS rawan menyerang siapa saja dari orientasi seksual apa pun. Namun, khusus untuk kelompok homoseksual, tingkat kerawanan pun semakin tinggi karena mereka tidak terbiasa menggunakan kondom.
”Karena merasa hubungan yang dilakukan tidak berisiko menimbulkan kehamilan yang tidak diinginkan, kalangan homoseksual pun tidak pernah terbiasa menggunakan alat pengaman,” ujarnya, Kamis (22/9/2022).
Khusus untuk kalangan heteroseksual, bahaya tertular HIV/AIDS juga tidak semata-mata dipicu perilaku mereka yang suka berganti-ganti pasangan berbeda jenis. Bagi sebagian dari mereka, tingkat kerawanan semakin tinggi karena mereka pun memiliki kecenderungan biseksual, pernah berhubungan seksual dengan sesama ataupun berbeda jenis.
Terhitung sejak tahun 1997 hingga sekarang, total kumulatif penderita HIV/AIDS di Kabupaten Temanggung terdata mencapai 710 orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 70 persen di antaranya penderita dari kalangan heteroseksual, 10 persen dari kalangan homoseksual, 14 persen dari kalangan pengguna narkoba suntik, dan 4 persen lainnya dipicu oleh faktor penyebab lain, seperti penularan dari ibu hamil kepada bayinya.
Mahfudin, Koordinator Lapangan Distrik Temanggung Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kalandara, mengatakan, saat ini LSM Kalandara tengah berupaya menjangkau, mencari sebanyak mungkin homoseksual, terutama laki-laki penyuka sesama jenis, dan mengajak mereka untuk melakukan tes HIV/AIDS di puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Hal ini dilakukan karena kalangan homoseksual ini sangat rawan tertular HIV/AIDS. ”Bahaya penularan terjadi karena mereka biasanya kerap melakukan hubungan seksual anal seks,” ujarnya.
Sekitar 200 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas II A Cirebon menjalani pemeriksaan tuberkulosis dan HIV di Auditorium Adang Hamara Lapas Narkotika Cirebon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (12/3/2020). Pemeriksaan tersebut untuk mencegah penularan tuberkulosis dan HIV di Lapas. Mereka juga mendapatkan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.
Upaya pelacakan dan penjangkauan kalangan homoseksual ini dilakukan melalui media sosial, kafe, ataupun di tempat-tempat hiburan. Beberapa kali mereka pun juga mencoba mencari di pabrik-pabrik yang memiliki ratusan hingga ribuan karyawan.
Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan, lanjut Mahfudin, LSM Kalandara telah menemukan bahwa di Kabupaten Temanggung terdapat 680 komunitas homoseksual gay. Jumlah total anggota dari komunitas-komunitas tersebut sekitar 1.200 orang.
Adapun berdasarkan penelusuran di media sosial Facebook, jumlah homoseksual gay di Kabupaten Temanggung bahkan lebih dari 2.000 orang.