Butuh Kejelian Mengungkap Motif Pembunuhan ASN di Semarang
Pengungkapan pelaku beserta motif pembunuhan terhadap seorang ASN di Kota Semarang, Jateng, diharapkan bisa dilakukan dengan jeli. Motif lain di luar kasus korupsi juga diharapkan bisa didalami.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·5 menit baca
Pelaku dan motif pembunuhan keji terhadap Paulus Iwan Boedi Prasetijo (51), aparatur sipil negara di Badan Pendapatan Daerah Kota Semarang, Jawa Tengah, belum juga terungkap. Kejelian tingkat tinggi diperlukan untuk mengungkap peristiwa memilukan yang menggegerkan publik tersebut.
Sebuah mayat tanpa kepala ditemukan terbakar bersama satu unit sepeda motor di lahan kosong milik PT Famili di kawasan Pantai Marina, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Kamis (8/9/2022) malam. Polisi lantas mengecek DNA jasad yang sedari awal disinyalir merupakan Iwan tersebut. Hasil tes DNA yang diketahui Rabu (14/9/2022) petang menunjukkan bahwa jasad itu identik dengan Iwan.
Hingga sepekan lebih setelah mayat itu ditemukan, polisi masih belum bisa meringkus pelaku dan menentukan motif pembunuhan terhadap Iwan. Sebelum ditemukan tewas mengenaskan, Iwan dilaporkan hilang oleh keluarganya sejak Rabu (24/8/2022). Iwan menghilang setelah menyatakan kesediaan memberikan klarifikasi sebagai saksi dalam sebuah kasus dugaan korupsi yang ditangani Kepolisian Daerah Jateng.
Kriminolog Universitas Diponegoro, Semarang, Budhi Wicaksono, menyebut, pembuhuhan terhadap saksi tindak pidana bisa jadi dilakukan untuk menutupi peristiwa pidana agar tidak diketahui orang lain. Upaya itu dilakukan karena pelaku tidak ingin kehidupannya yang selama ini normal berubah menjadi menderita dengan adanya kesaksian dari seseorang.
"Ketakutan yang dirasakan pelaku mempengaruhi bentuk-bentuk usaha pembungkaman terhadap seorang saksi tindak pidana. Pelaku bisa merayu dengan cara baik-baik, menyuap, mengancam, sampai dengan membunuh saksi," kata Budhi, Jumat (16/9/2022).
Oleh karena itu, Budhi mengingatkan agar kepolisian teliti dalam menyelidiki kasus pembunuhan terhadap Iwan. Banyak pihak mengaitkan kematian Iwan dengan kesediaannya menjadi saksi kasus tindak pidana korupsi. Namun, polisi juga perlu mengembangkan penyelidikan pada kemungkinan motif lain, seperti kasus utang-piutang, kecemburuan, perselisihan, rebutan kedudukan, hingga warisan.
"Pelaku bisa saja memanfaatkan momentum dijadikannya korban sebagai saksi tindak pidana korupsi untuk mengaburkan motif pembunuhan yang sebenarnya," imbuhnya.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jateng Komisaris Besar M Iqbal Alqudusy menuturkan, polisi terus berupaya mengungkap kasus pembunuhan tersebut. Penyelidikan terkait dugaan motif pembunuhan juga dilakukan, termasuk kemungkinan motif selain kasus korupsi.
Hingga kini, sedikitnya ada 24 orang saksi yang sudah diperiksa. Mereka terdiri dari keluarga, rekan kerja Iwan, dan saksi di tempat kejadian perkara. Pelacakan secara digital melalui rekaman kamera pemantau di sekitar lokasi juga dilakukan. Bahkan, komunikasi terakhir Iwan dengan orang-orang lain melalui ponsel juga akan diperiksa.
Bersama dengan jasad Iwan, polisi menemukan sejumlah barang yang digunakan Iwan, antara lain ponsel, laptop, papan nama, hingga sepeda motor dinas bernomor polisi H 9799 RA. Sebilah pisau yang diduga digunakan untuk menghabisi Iwan sebelum jasadnya dibakar juga ditemukan di sekitar lokasi. Barang-barang itu diharapkan bisa memberikan petunjuk terkait pelaku pembunuhan.
Menurut Iqbal, Direktorat Kriminal Khusus Polda Jateng sedang mengumpulkan bahan keterangan dan dokumen terkait tindak pidana korupsi dalam pembuatan sertifikat penyerahan lahan fasilitas umum, fasilitas sosial, dan utilitas dari PT Karya Deka Alam Lestari, yang merupakan pengembang dari perumahan Bukit Semarang Baru, kepada Pemerintah Kota Semarang. PT Karya Deka Alam Lestari menyerahkan delapan bidang tanah yang terletak di Kecamatan Mijen, Kota Semarang, pada 2010-2015.
"Penyelidik telah melakukan pengumpulan bahan keterangan dan klarifikasi terhadap lebih dari dua orang sejak akhir 2021 sampai 2022. Penyelidik telah bertemu dengan saudara Iwan Boedi. Secara lisan, yang bersangkutan bersedia memberikan keterangan dan disepakati jadwal pemberian keterangan di kantor Ditreskrimsus Polda Jateng pada Kamis, 25 Agustus 2022," ujar Iqbal.
Pada hari yang telah ditentukan, Iwan tidak hadir tanpa pemberitahuan. Tak lama setelah peristiwa itu, polisi malah menerima laporan terkait hilangnya Iwan. Untuk sementara, penyelidik telah menerima beberapa informasi terkait kasus korupsi tersebut. Selanjutnya, penyelidik akan melakukan klarifikasi kembali ke beberapa pihak.
Pemeriksaan Iwan terkait kasus dugaan korupsi sudah diketahui oleh Pemerintah Kota Semarang. Kepala Badan Pendapatan Daerah Kota Semarang Indriyasari juga sempat mendapatkan surat tembusan dari Polda Jateng terkait pemanggilan terhadap Iwan. "Pemanggilannya terkait permintaan klarifikasi. (Pemanggilannya) hanya kepada Pak Iwan dan itu merupakan pemanggilan pertama," ucap Indriyasari.
Pembuhuhan terhadap saksi tindak pidana bisa jadi dilakukan untuk menutupi peristiwa pidana agar tidak diketahui orang lain.
Andalan
Indriyasari menyebut, Iwan merupakan pegawai yang tekun, fokus dalam bekerja, dan jujur. Selama berdinas di Badan Pendapatan Daerah Kota Semarang, Iwan disebut tidak pernah ada masalah dengan pimpinan maupun rekan kerjanya. Indriyasari juga menyebut, Iwan merupakan salah satu pegawai andalan di Badan Pendapatan Daerah Kota Semarang.
Di mata keluarga, Iwan juga dikenal sebagai sosok yang profesional dan bertanggung jawab dalam pekerjaan. Keluarga meyakini, Iwan tidak mungkin korupsi. Selama ini, gaya hidup Iwan juga sederhana. "Rumahnya saja rumah kuno, kalau korupsi pasti rumahnya sudah gedong (mewah). Beli mobil saja juga dia (Iwan) masih utang," tutur Yosef (41), kerabat Iwan.
Sementara itu, Theresia Onee Anggarawati, istri Iwan berharap agar kasus yang menimpa suaminya bisa diusut tuntas. Ia juga berharap, pelaku pembunuhan terhadap suaminya segera tertangkap dan diberi hukuman yang setimpal.
"Kami berharap agar kasus ini dikawal sampai tuntas dan diusut siapa pun pelakunya. Mas Iwan ini orang baik, banyak yang mendukung beliau," ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Kepolisian Resor Besar Kota Semarang, Komisaris Besar Irwan Anwar, berkomitmen akan segera mengungkap kasus tersebut. Setelah melalui serangkaian penyelidikan dan pemeriksaan, Irwan optimistis, hasilnya sudah semakin mengerucut kepada pelaku. "Kepada pelaku kami imbau untuk menyerahkan diri secepatnya," ucapnya.