Kurangi Potensi Kecelakaan Maut di Balikpapan, Pemerintah Bangun Lajur Baru di Muara Rapak
Lajur jalan baru akan dibuat di Simpang Muara Rapak Panjang. Panjangnya sekitar 700 meter dengan titik paling lebar mencapai 5,8 meter. Tujuannya mengurangi potensi kecelakaan di jalan itu.
Oleh
SUCIPTO
·2 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Lajur di Simpang Muara Rapak bakal ditambah untuk mengurangi potensi kecelakaan lalu lintas di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Proyek tersebut ditargetkan selesai akhir tahun ini.
Simpang Muara Rapak sempat menjadi perhatian publik setelah beredarnya video CCTV yang merekam kecelakaan pada 21 Januari 2022. Kejadian itu menewaskan empat orang dan puluhan lainnya luka-luka. Itu merupakan kecelakaan terparah di kawasan simpang lima tersebut.
Pada Juni 2022, Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) merilis hasil investigasi kecelakaan maut di Muara Rapak. Sejumlah rekomendasi dikeluarkan. Salah satunya, KNKT menyebutkan bangunan yang dibuat di atas jalan raya (fly over), bukan satu-satunya opsi untuk mengurangi potensi kecelakaan. Sebab, fly over yang dibangun di sejumlah daerah malah membuat masalah baru, seperti kemacetan dan kecelakaan.
Dari berbagai rekomendasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bakal menambah lajur jalan baru. Lajur baru itu dibuat agar tak terjadi penumpukan kendaraan saat lampu merah di jalan menurun Muara Rapak. Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim Junaridi mengatakan, proyek tersebut menggunakan APBN senilai Rp 13 miliar.
”Sekarang sudah mulai dikerjakan. Panjang lajur baru sekitar 700 meter dengan titik paling lebar mencapai 5,8 meter,” ujar Junaidi di Kota Balikpapan, Rabu (7/9/2022).
Selain itu, BBPJN Kaltim juga sedang mengkaji kemungkinan lain untuk mengurangi kecelakaan, seperti opsi pembangunan jalur lalu lintas yang berbentuk terowongan yang dibangun di atas jalan lain (underpass). Opsi itu masih dikaji untuk solusi jangka panjang.
Sementara itu, Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud mengatakan, penambahan lajur itu penting untuk perbaikan geometrik. Nantinya, terdapat lajur khusus agar pengguna jalan bisa langsung belok kiri di jalan menurun. Itu bisa menjadi opsi untuk menghindari antrean panjang saat lampu merah atau ketika kondisi jalan tengah padat.
”Pemkot Balikpapan juga berharap kepada masyarakat, khususnya yang sebagian lahan dan bangunannya terdampak, untuk dapat mendukung pekerjaan ini. Kebutuhan ganti ruginya telah dialokasikan pada APBD Perubahan Tahun 2022,” ujar Rahmad.
Pembangunan lajur baru ini akan dimulai di lahan milik Pertamina. Seiring dengan itu, pemerintah melakukan pembebasan lahan warga dan melakukan sosialisasi. Sejauh ini, terdapat 16 bangunan milik warga yang bakal terdampak dan luas lahan warga sekitar 1.200 meter persegi. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan Murni mengatakan, pemerintah menyiapkan Rp 12 miliar untuk pembebasan lahan warga terdampak.