Kecelakaan Maut Balikpapan, KNKT: ”Fly Over” Bukan Satu-satunya Solusi
KNKT memberikan sejumlah rekomendasi atas kecelakaan maut di Simpang Muara Rapak, Balikpapan, Kaltim, Januari lalu. Salah satunya, perlu dikaji betul opsi pembangunan jalan layang karena bukan satu-satunya solusi.
Oleh
SUCIPTO
·4 menit baca
KOMPAS/SUCIPTO
Kondisi truk tronton yang mengalami mesin blong dan menabrak puluhan kendaraan di Simpang Empat Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (21/1/2022).
BALIKPAPAN, KOMPAS — Komite Nasional Kecelakaan Transportasi atau KNKT merilis hasil investigasi kecelakaan maut di Simpang Muara Rapak, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Jumat, 21 Januari silam, yang menewaskan empat orang. Sejumlah rekomendasi dikeluarkan, salah satunya bahwa pembangunan jalan layang bukan satu-satunya solusi mengurangi potensi kecelakaan di lokasi tersebut.
Kecelakaan maut tersebut terjadi saat sebuah truk tronton melaju kencang di jalan menurun di Simpang Empat Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan Utara, Balikpapan. Alih-alih berhenti, truk itu justru meluncur dan menabrak sejumlah kendaraan di depannya yang sedang berhenti karena lampu merah. Akibatnya, beberapa motor dan mobil terseret, bahkan ada yang tersangkut di kolong truk.
Pelaksana Tugas Kepala Subkomite Investigasi Lalu Lintas Angkutan Jalan KNKT Achmad Wildan, Kamis (23/6/2022), di Balikpapan, mengatakan, ada beberapa penyebab kecelakaan di Simpang Muara Rapak, Balikpapan. Salah satunya, kecelakaan dipicu pengemudi yang gagal mengantisipasi risiko pada jalan menurun. Padahal, rem truk dalam keadaan normal.
Saat kejadian, Jumat (21/1/2022) pagi, sopir truk menggunakan gigi 3 di jalan menurun menuju Simpang Muara Rapak. Hal itu memaksa pengemudi melakukan pengereman panjang dan berulang. Cara itu tidak tepat karena akan mempercepat penurunan tekanan angin.
Saat tekanan angin berada di angka lima bar, pengemudi bakal kesulitan menekan pedal rem. Sebab, bantuan pneumatic untuk mendorong minyak rem sudah tak ada. Dalam kondisi seperti ini, menurunkan gigi sangat tidak mungkin. Sebab, syncromesh (komponen untuk menyamakan putaran roda gigi yang berhubungan dengan pengereman) tidak akan merespons. Akibatnya, gigi masuk ke posisi netral.
Dalam posisi itu, penggunaan rem tangan juga tak menolong. Pasalnya, truk menggunakan sistem rem air over hydraulic brake. Jenis rem ini merupakan kombinasi antara rem hidrolik dan rem udara bertekanan. Rentetan peristiwa itu yang membuat sopir truk tak bisa menghentikan kendaraan sehingga mengakibatkan kecelakaan dengan banyak korban.
”Seharusnya, di kondisi jalan menurun, pengemudi tidak menggunakan rem pedal. Gunakan engine brake dan exhaust brake. Sistem rem ini tugasnya melambatkan roda, bukan menghentikan. Yang menahan (laju kendaraan) itu mesin. Ini sistem pengereman yang tidak berbasis gesekan sehingga risiko rem blong sangat kecil,” ujar Wildan saat menjelaskan hasil investigasi di Kota Balikpapan, Kamis.
Selain itu, KNKT juga menilai percampuran kendaraan berat dan kendaraan roda kecil dalam waktu bersamaan membuat jatuh banyak korban. Dalam kecelakaan Simpang Muara Rapak itu, terdapat 4 korban meninggal, 4 orang luka berat, dan 26 orang luka ringan.
Polisi memasang garis polisi pada truk kontainer yang menabrak belasan kendaraan dalam kecelakaan di Simpang Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (21/1/2022). Sebanyak 4 korban meninggal dunia, 4 orang luka parah, dan 26 orang luka ringan.
Rekomendasi
Dari sejumlah faktor penyebab kecelakaan itu, KNKT memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Kota Balikpapan, Pemprov Kaltim, dan pemerintah pusat. Pertama, memisahkan jalur untuk kendaraan berat dan kendaraan masyarakat. Jika tak memungkinkan, setidaknya kendaraan berat diberi batas waktu melintas di dalam kota saat sepi.
Kedua, KNKT memberikan rekomendasi untuk membuat edukasi atau pelatihan bagi pengemudi alat berat. Hal ini penting untuk memberikan pemahaman teknik-teknik mengemudi, termasuk rem, dalam berbagai kondisi.
Ketiga, perlu adanya pengaturan kendaraan barang dengan membuat semacam tempat transit bagi kendaraan berat sebelum masuk Kota Balikpapan. Di sana ada banyak fasilitas, seperti tempat istirahat, tempat pengisian bahan bakar, dan tempat uji kendaraan.
Terakhir, KNKT memberikan rekomendasi untuk membuat papan peringatan dan rambu-rambu agar para pengemudi bersiap sebelum berkendara di jalan menurun Muara Rapak.
Suasana pemaparan hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (23/6/2022). Kegiatan ini dihadiri Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dan Pelaksana Tugas Kepala Subkomite Investigasi Lalu Lintas Angkutan Jalan KNKT Achmad Wildan.
Setelah kecelakaan maut itu, muncul opsi pembangunan fly over atau jalan layang. Namun, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengingatkan, jalan layang bukan satu-satunya solusi. Selain itu, belum tentu jalan layang tepat dibangun di sana. ”Harus dikaji betul, apakah fly over itu memang tepat direkomendasikan di sana. Jangan sampai kita memberikan solusi, tapi ternyata bukan solusi,” ujar Soerjanto.
Di sejumlah tempat pembuatan fly over malah membuat angka kecelakaan semakin besar dibandingkan dengan sebelumnya. Pasalnya, ketika ada jalan layang, pasti ada jalan menurun yang berpotensi menyebabkan kecelakaan. Jalan layang, di tempat tertentu, belum tentu cocok diterapkan.
Menanggapi rekomendasi tersebut, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Balikpapan Elvin Junaidi akan melakukan pembahasan lebih lanjut dengan forum lalu lintas Kalimantan Timur. Dalam waktu dekat, pihaknya akan membahas sistem lalu lintas di jalan menurun Muara Rapak yang di ujungnya terdapat lampu lalu lintas. ”Dalam kajian awal kami, kendaraan kecil roda dua dan roda empat akan diarahkan untuk langsung belok ke kiri, Jalan Ahmad Yani,” kata Elvin.
Suasana pembersihan jalan setelah terjadi kecelakaan di Simpang Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (21/1/2022).
Selanjutnya, untuk kendaraan yang menuju ke arah barat, diarahkan untuk memutar, kemudian belok ke kiri ke jalan di samping masjid. Sistem itu diharapkan meminimalisasi kecelakaan karena tak ada kendaraan yang berhenti di lampu lalu lintas jalan menurun Muara Rapak.
”Ada sisi jalan yang perlu dilebarkan. Ini yang sedang kami kaji. Sebab, kalau mengikuti lampu merah, akan crowded di jam-jam sibuk,” ujarnya.
Pada akhir pemaparan, KNKT memberikan pesan khusus bahwa Kota Balikpapan adalah salah satu kota penopang utama dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Hal ini akan memicu lonjakan mobilitas orang dan barang menuju dan dari Balikpapan. ”Pembangunan infrastruktur di Kota Balikpapan harus menjadi bagian dari perencanaan pembangunan infrastruktur IKN,” ujar Wildan.
SUCIPTO
Pelaksana Tugas Kepala Subkomite Investigasi Lalu Lintas Angkutan Jalan KNKT Achmad Wildan saat diwawancara di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (23/6/2022).