Pemerintah Gelontorkan Rp 182,9 Miliar untuk BLT BBM di Sumsel
Pemerintah menyalurkan Rp 182,9 miliar untuk bantuan langsung tunai dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Bantuan diberikan bagi 304.803 keluarga di Sumatera Selatan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Pemerintah menyalurkan Rp 182,9 miliar untuk bantuan langsung tunai dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Bantuan diberikan kepada 304.803 keluarga di Sumatera Selatan. Bantuan akan disalurkan minggu ini di sejumlah titik pembayaran.
Kepala Dinas Sosial Sumatera Selatan Mirwansyah, Selasa (6/9/2022), di Palembang menyatakan, untuk bantuan langsung tunai (BLT) dampak dari kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, Sumsel mendapatkan jatah sekitar Rp 182,9 miliar yang akan dibagikan kepada 304.803 keluarga penerima manfaat (KPM). Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin kepada Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru dan beberapa perwakilan penerima manfaat saat kunjungannya di Palembang, Selasa (6/9).
Penerima BLT BBM adalah mereka yang mendapatkan satu dari dua jenis bantuan yakni Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH). Namun, bagi mereka yang terdaftar sebagai penerima BPNT dan PKH tidak lagi mendapatkan BLT BBM.
Bantuan itu akan dibagikan dalam dua tahapan dalam jangka waktu empat bulan. Sekali tahapan mendapatkan Rp 300.000 per keluarga. Dalam penyaluran, pihak Kementerian Sosial sudah memvalidasi penerima bantuan.
”Dengan pola ini diharapkan bantuan dapat diterima oleh mereka yang berhak,” kata Mirwansyah.
BLT BBM, menurut rencana, akan segera dibagikan di sejumlah kantor pos. Adapun untuk penerima lanjut usia dan peserta berkebutuhan khusus, bantuan tersebut akan diberikan secara langsung.
”Karena sudah diluncurkan, kemungkinan pembagian akan disampaikan dalam waktu dekat,” ujar Mirwansyah.
Eksekutif General Manager Kantor Pos Cabang Utama Palembang Fendi Anjasmara mengatakan, dalam minggu ini BLT BBM akan disalurkan. ”Dalam sekali pencairan, penerima akan mendapatkan Rp 150.000 per bulan yang akan dibagikan dalam dua bulan berturut-turut,” ujarnya.
Untuk jumlah penerima, ujar Fendi, pihaknya masih menunggu proses untuk penerimaan data dari Kementerian Sosial. Mekanisme pemberian BLT sama seperti penyaluran bantuan lainnya.
Penyaluran bantuan dimulai dengan mencetak surat panggilan kepada penerima untuk datang ke tempat pembayaran, yakni di titik bayar di kantor pos, komunitas, dan diantar langsung ke penyandang disabilitas atau orang tua. Pelibatan komunitas bertujuan untuk mendekatkan penyaluran kepada penerima dan juga untuk menghindari penumpukan massa di satu titik.
”Kami akan membuat jadwal sampai ke tingkat kelurahan agar tidak terjadi penumpukan,” ujarnya.
Dalam proses penyaluran, Kantor Pos diberi waktu sekitar dua minggu. Pada penyaluran kali ini, selain bantuan BLT, KPM juga akan mendapatkan bantuan sosial sembako.
”Jadi, pada penyaluran kali ini, KPM akan mendapatkan bantuan sebesar Rp 500.000,” ujar Fendi.
Salah satu penerima BLT BBM di Sumsel, Siti Anjaria, mengatakan, BLT BBM ini sangat dibutuhkan mengingat harga kebutuhan pokok sudah melonjak akibat kenaikan harga BBM.
Dengan pendapatan sebesar Rp 600.000 per bulan, ibu tiga anak ini harus mencari cara agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Belum lagi biaya bensin yang juga meningkat.
Dalam satu bulan, dia menganggarkan dana sekitar Rp 100.000 untuk bahan bakar sepeda motor. ”Saya hanya punya satu sepeda motor yang digunakan untuk kebutuhan lima orang di rumah. Oleh karena suami sakit, jadi kami bersiasat agar bisa memenuhi kebutuhan. Mulai dari mengatur pola makan sampai mencari pekerjaan tambahan,” ujarnya.
Selain sebagai buruh cuci, Siti juga mencari pendapatan tambahan dengan menjadi buruh pemetik cabai di Pasar Induk Jakabaring,Palembang. ”Dengan memetik cabai saya mendapatkan uang tambahan sebesar Rp 20.000 per hari. Lumayan untuk makan,” ujarnya.