Banjir Bandang di Obyek Wisata Aceh Besar, Dua Wisatawan Tewas
Saat itu, para wisatawan sedang mandi di sungai tersebut, tetapi tiba-tiba debit air naik disertai arus yang deras. Air yang semula jernih berubah keruh.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
JANTHO, KOMPAS — Banjir bandang yang melanda obyek wisata pemandian Brayeun, Kecamatan Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, memakan korban. Ahmadal Hadi (17) dan Reza Asri (18), Jumat (26/8/2022), ditemukan tidak bernyawa, sedangkan dua korban lainnya hingga kini belum ditemukan.
Banjir bandang menerjang Sungai Brayeun pada Kamis (25/8/2022) sore. Sungai itu berhulu ke kawasan ekosistem Ulu Masen. Saat itu, para wisatawan sedang mandi di sungai tersebut, tetapi tiba-tiba debit air naik disertai arus yang deras. Air yang semula jernih berubah keruh.
Dalam keadaan panik, wisatawan berusaha menyelamatkan diri. Namun, naas bagi Fakhrul Razi (20), Reza Asri, Darazatul Aulia (17), Saiful Amani (17), dan Ahmadal Hadi, mereka terseret arus deras. Mereka berusaha menyelamatkan diri dengan memegang batang kayu, tetapi arus tak kuasa dilawan.
Beruntung bagi Saiful Amani, dia dapat meraih tepi sungai sehingga selamat dari lidah maut. Sementara empat korban lain tenggelam dalam arus yang tajam.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Besar Ridwan Jamil mengatakan, tim gabungan sejak Kamis melakukan pencarian korban. Pada Jumat pukul 11.30, jasad Ahmadal Hadi ditemukan meninggal, 500 meter dari lokasi dia hanyut.
Jenazahnya tersangkut pada batang kayu. Jenazah diantar ke rumah duka di Desa Lam Asan, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar.
Sementara jenazah Reza Asri ditemukan pada Jumat sore, tersangkut di tepi sungai di jarak 1,5 kilometer dari lokasi kejadian. Korban merupakan warga Desa Punge, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh.
Sungai Brayeun adalah salah satu obyek wisata paling populer di Aceh Besar. Berada di tengah hutan, Sungai Brayeun memiliki air yang jernih. Tidak hanya pada akhir pekan, pada hari biasa banyak wisatawan lokal berlibur ke sana.
Mandi di sungai atau bermain dengan perahu karet jamak dilakukan oleh para wisatawan. Sungai itu juga menjadi sumber air bagi petani sekitar.
Kepala Jaga Harian Badan SAR Nasional Rahmad Kenedy menyebutkan, hingga kini timnya masih menyisir Sungai Brayeun untuk mencari korban.
Selain menyusuri sungai, tim juga menyisir daratan. Pencarian dilakukan hingga radius 5 kilometer dari lokasi korban terseret. Pencarian melibat puluhan personel gabungan.
”Kondisi arus sungai sangat deras dan keruh sehingga menyulitkan proses pencarian,” ujar Rahmad.
Penjabat Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto mengatakan, peristiwa tersebut harus menjadi pelajaran untuk meningkatkan mitigasi bencana di lokasi wisata. Pengelola harus dapat mengedukasi pengunjung terhadap potensi bencana di lokasi wisata.
Kematian di lokasi wisata terus berulang. Ini menandakan fasilitas keselamatan dan standar mitigasi di lokasi wisata masih buruk. Sebelumnya, Rabu (18/5/2022), tiga wisatawan asal Sumatera Utara meninggal di Pantai Lhoknga, Aceh Besar. Mereka meninggal karena terseret ombak.
Ketua Perhimpunan Taman Rekreasi Indonesia (Putri) Aceh Zulfitri mengatakan, persoalan keselamatan di lokasi wisata masih diabaikan, baik oleh pengunjung maupun pengelola lokasi wisata. Dia berharap setiap obyek wisata punya standar mitigasi dan reaksi cepat terhadap bencana yang terjadi di lokasi wisata.