Ditemukan sebanyak 33 kasus positif Omicron BA.4 dan BA.5 di Papua. Pemerintah Provinsi Papua meminta masyarakat tidak kendur melaksanakan protokol kesehatan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua memeriksa 44 sampel suspek subvarian Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5. Hasilnya, ditemukan 33 sampel positif yang berasal dari Kabupaten Mimika dan Kota Jayapura.
Juru bicara Satuan Tugas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanggulangan Covid-19 Papua, Silwanus Sumule, melalui siaran pers yang diterima Kompas di Jayapura pada Selasa (23/8/2022) malam menyebutkan, pemeriksaan itu dilakukan dengan metode whole genome sequencing (WGS).
Metode WGS adalah pengurutan genom menyeluruh yang merupakan metode pemeriksaan terhadap sampel dari pasien Covid-19 untuk mendeteksi mutasi atau galur baru virus korona baru (SARS-CoV-2). Silwanus memaparkan, sesuai literatur yang ada, varian ini memiliki daya penularan tinggi dan masa inkubasi atau waktu terinfeksi hingga muncul gejala selama tiga hari.
”Gejala ringan dirasakan bagi mereka (penderita Omicron BA.4 dan BA.5) yang telah mempunyai imunitas. Sementara itu, gejala berat akan dirasakan mereka yang belum mempunyai imunitas karena belum mendapatkan vaksin Covid-19,” katanya.
Silwanus pun mengimbau masyarakat di Papua agar tidak kendur dalam melaksanakan protokol kesehatan saat beraktivitas di ruang publik, seperti menggunakan masker. Masyarakat juga diharapkan segera mendapatkan vaksin hingga dosis ketiga.
”Kami meminta tenaga kesehatan agar meningkatkan kewaspadaan dan melakukan upaya penelusuran, pemeriksaan, dan pengobatan bagi warga yang terpapar varian ini secara lebih dini. Persiapkan fasilitas seperti ruang rawat inap, obat-obatan, dan barang-barang lainnya,” katanya.
Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua Antonius Oktavian mengungkapkan, rata-rata penderita Covid-19 dengan varian BA.4 dan BA.5 memiliki ciri nilai cycle threshold (CT) atau tingkat keparahan di bawah angka 30. Kondisi ini menyebabkan sejumlah penderita harus menjalani perawatan di rumah sakit.
”Penderita Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki ciri gejala flu yang berkepanjangan dan demam hingga 38 derajat celsius. Kondisi ini sangat berbahaya bagi penderita Covid-19 yang memiliki penyakit penyerta dan belum divaksin,” kata Antonius.
Antonius pun meminta jajaran dinas kesehatan kabupaten lainnya di Papua untuk mengirimkan sampel penderita Covid-19 yang terindikasi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ke laboratorium Balitbangkes. Ini untuk mendeteksi secara lebih dini penyebaran subvarian tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura Ni Nyoman Sri Antari mengatakan, 154 warga terpapar Covid-19 hingga Senin (22/8/2022). Sebanyak sembilan rumah sakit di Kota Jayapura disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan kasus baru Covid-19.
Ia memaparkan, angka reproduksi kasus Covid-19 meningkat drastis hingga 1,65. Jika dibandingkan dengan tanggal 5 Juli 2022, angka reproduksi baru mencapai 0,23. Sebanyak empat distrik atau kecamatan di Kota Jayapura telah masuk zona merah penyebaran Covid-19, yakni Abepura, Jayapura Selatan, Heram, dan Jayapura Utara.
”Total sebanyak 181 kamar disiapkan untuk perawatan warga yang mengalami gejala sedang dan berat di sembilan rumah sakit. Sebanyak 14 puskesmas di Kota Jayapura juga dapat melakukan pemeriksaan Covid-19,” kata Sri.