Inflasi Sumbar Tertinggi Kedua di Nasional, TPID Siapkan Langkah Antisipasi
Angka inflasi di Sumatera Barat pada Juli 2022 berada di posisi tertinggi kedua di tingkat nasional, mencapai 8,01 persen secara tahunan.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Angka inflasi di Sumatera Barat pada Juli 2022 berada pada posisi tertinggi kedua nasional, mencapai 8,01 persen secara tahunan. Tim Pengendalian Inflasi Daerah atau TPID menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasinya.
”Kami masih rapat secara maraton membahas permasalahan inflasi,” kata Ria Wijayanti, Kepala Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi Sumbar, ketika dihubungi di Padang, Jumat (19/8/2022) sore.
Dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2022, Kamis (18/8/2022), Presiden Joko Widodo mengatakan, Sumbar termasuk lima provinsi dengan tingkat inflasi di atas rata-rata nasional sebesar 4,94 persen.
Inflasi Sumbar berada di peringkat kedua setelah Jambi sebesar 8,55 persen. Posisi ketiga dan seterusnya, yaitu Bangka Belitung 7,77 persen, Riau 7,04 persen, dan Aceh 6,97 persen.
Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan, pihaknya bersama TPID berkomitmen menekan tingkat inflasi di Sumbar. Beberapa langkah strategis disiapkan, antara lain menggerakkan kelompok wanita tani (KWT) menanam cabai, mendorong penggunaan pupuk organik, dan mengadakan bazar murah di halaman kantor gubernur.
”Terkait pupuk organik, kami akan membuat kebijakan untuk memberikan insentif berupa pemberian rumah kompos dan mesin pengolah kompos kepada kelompok tani,” kata Mahyeldi dalam siaran pers Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Sumbar.
Mahyeldi berharap langkah-langkah tersebut dapat memengaruhi keseimbangan inflasi. Dampak dari langkah itu tidak hanya untuk tahun ini, tetapi juga pada 2023. ”Kami harus melakukan langkah jangka panjang. Di samping itu, kami harus menjaga kelancaran distribusi barang-barang di Sumbar,” ujarnya.
Gubernur menambahkan, pemprov saat ini juga mulai memperbaiki infrastruktur di tiga ruas jalan Padang-Solok yang merupakan jalur utama distribusi barang dari Pulau Jawa. Selain itu, ia juga berharap masyarakat meningkatkan produksi sejumlah komoditas, seperti beras, daging ayam, dan telur.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar Wahyu Purnama mengatakan, bazar murah akan dilaksanakan pada 31 Agustus 2022. Bazar bakal menghadirkan beberapa distributor komoditas pangan yang mengalami kenaikan akibat inflasi.
Dalam siaran pers BI Sumbar, Selasa (2/8/2022), Wahyu mengatakan, berdasarkan rincian kelompok inflasi, inflasi di Sumbar pada Juli 2022 terutama didorong inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan nilai inflasi 2,07 persen secara bulanan dan andil 0,65 persen secara bulanan.
”Inflasi pada kelompok ini terutama bersumber dari komoditas cabai merah 0,74 persen, air kemasan (0,04 persen), dan bawang merah (0,04 persen) secara bulanan,” kata Wahyu.
Wahyu menjelaskan, cabai merah mengalami inflasi akibat terbatasnya jumlah pasokan karena penurunan produktivitas dan gagal panen akibat cuaca. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan hasil panen terganggu, baik di Sumbar maupun luar Sumbar.
Kemudian, air kemasan mengalami kenaikan harga di tingkat produsen akibat meningkatnya biaya produksi. Sementara itu, bawang merah mengalami inflasi akibat keterbatasan pasokan karena curah hujan yang tinggi dan belum masuknya masa panen di sentra produksi di Sumbar dan luar Sumbar.