Genjot Produksi Pangan dan Atur Masa Tanam untuk Tekan Inflasi di Aceh
Komoditas pangan yang memicu inflasi dalam dua bulan terakhir adalah bawang merah, cabai merah, cabai hijau, hingga ikan.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Tingginya inflasi di Aceh dipicu oleh kenaikan harga beberapa komoditas pangan dan energi. Untuk menekan laju inflasi, produksi dan masa tanam komoditas pangan perlu diatur. Selain itu, subsidi energi juga harus dipastikan tepat sasaran.
Akumulasi laju inflasi Aceh pada 2022 sebesar 6,97 persen. Angka ini menempatkan Aceh sebagai provinsi inflasi terbesar kelima di Indonesia.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Aceh Achris Sarwani yang dihubungi pada Jumat (19/8/2022) mengatakan, inflasi di Aceh selalu lebih tinggi daripada inflasi nasional. Menurut Achris, ada dua penyebab inflasi di Aceh, yakni kenaikan harga komoditas pangan dan energi.
Komoditas pangan yang memicu inflasi dalam dua bulan terakhir adalah bawang merah, cabai merah, cabai hijau, hingga ikan. Sementara pemicu inflasi dari energi, di antaranya, kenaikan harga elpiji, bahan bakar minyak, dan biaya transportasi.
Harga bawang merah di Aceh sering tidak stabil. Hal ini disebabkan stoknya tidak mencukupi. ”Kebutuhan bawang merah di Aceh setahun 70.000 ton, tetapi yang mampu diproduksi 12.000 ton. Kekurangan dipasok dari Sumatera Utara,” kata Achris.
Pada musim panen harga bawang turun, namun saat tidak ada yang panen melonjak lagi. “Solusi terbaik adalah meningkatkan produktivitas sehingga kebutuhan bawang merah bisa kita penuhi sendiri,” kata Achris.
Berdasarkan pantauan Kompas, Jumat, harga bawang merah di Pasar Almahirah, Kota Banda Aceh, Rp 30.000 per kilogram. Harga tersebut turun dari sebelumnya Rp 55.000 per kilogram. Penurunan harga terjadi karena sentra produksi bawang di Kabupaten Pidie sedang panen besar.
Sementara harga cabai merah dan cabai hijau juga tidak stabil karena pola tanam yang tidak diatur. Pada musim tertentu panen melimpah, harga murah, sebaliknya saat panen sedikit, harga melonjak.
”Karena itu perlu diatur masa tanam agar panen merata di setiap bulan,” kata Achris.
Achris menambahkan, untuk menekan inflasi di sektor energi salah satunya dengan subsidi dari pemerintah, tetapi harus tepat sasaran. Achris menilai belum semua subsidi pemerintah diterima oleh warga yang berhak.
Inflasi dalam jangka lama dapat menurunkan tingkat kesejahteraan warga karena kemampuan memenuhi kebutuhan akan semakin rapuh. Khusus bagi warga yang berada di garis kemiskinan berpotensi jatuh ke kelompok miskin. Angka kemiskinan di Aceh pada Maret 2022 sebesar 14,64 persen atau 806.000 orang.
Inflasi dalam jangka lama dapat menurunkan tingkat kesejahteraan warga karena kemampuan memenuhi kebutuhan akan semakin rapuh.
Tekan inflasi
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat melakukan kunjungan ke Pasar Almahirah, Jumat, mengatakan, pemerintah kabupaten/kota harus memiliki solusi menekan inflasi. Menurut Zulkifli, pemerataan distribusi kebutuhan pangan harus dijaga.
”Silakan gunakan anggaran untuk menyubsidi biaya angkut. Pemerintah daerah silakan menyusun rencana penanganan,” kata Zulkifli.
Zulkifli mengatakan, hasil pantauan di pasar tersebut, harga komoditas pangan stabil. Dia berharap kondisi pasar tersebut dapat dijaga agar daya beli warga tetap terjangkau.
Penjabat Wali Kota Banda Aceh Bakri Siddiq mengatakan, harga pangan di Banda Aceh saat ini tidak mengalami gejolak. Pihaknya menjaga pasokan komoditas pangan agar harga-harga tidak naik.