Seorang Nelayan di Aceh Tamiang Terkena Tembakan Personel TNI AL
TNI AL melakukan patroli atas informasi adanya sebuah perahu nelayan yang menyelundupkan sabu. Korban berlayar bersama tiga nelayan lain. Melihat perahu itu, TNI AL meminta agar tidak bergerak.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
KARANG BARU, KOMPAS — Khairul Mahdi (38), nelayan Desa Tanjung Keuramat, Kecamatan Banda Mulia, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, terkena tembakan yang dilepaskan seorang anggota TNI Angkatan Laut, Rabu (17/8/2022). Keluarga korban mendesak pelaku penembakan mendapatkan sanksi.
Selama ini, perairan Aceh Tamiang rawan dijadikan pintu masuk penyelundupan narkoba jenis sabu. Perairan Aceh Tamiang menghadap langsung ke Selat Malaka yang terhubung dengan Malaysia, Thailand, dan negara Asia Tenggara lainnya.
Keluarga korban, Murtala, dihubungi dari Banda Aceh, Kamis (18/8/2022), menuturkan, korban baru saja menjalani operasi pengangkatan proyektil yang tersisa di lengan kiri. Kini, korban masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Aceh Tamiang.
”Kondisi mulai membaik, tapi belum boleh pulang. Masih harus menjalani perawatan di rumah sakit,” ujar Murtala.
Murtala menambahkan, Khairul merupakan tulang punggung keluarga. Akibat luka yang diderita karena tembakan, Khairul kini tidak bisa melaut untuk mencari nafkah.
Murtala mengatakan, Khairul terkena peluru dari tembakan anggota TNI Angkatan Laut di perairan Seruway, Aceh Tamiang, Rabu dini hari. Saat itu, TNI AL tengah berpatroli terkait informasi sebuah perahu nelayan yang menyelundupkan sabu. Saat bertemu aparat, korban yang berlayar bersama tiga nelayan lain diminta tidak bergerak.
Menurut informasi yang dihimpun Kompas, saat diminta berhenti, perahu itu masih bergerak. Hal tersebut membuat personel TNI AL melepaskan tembakan ke air meski ujungnya mengenai lengan Khairul.
”Setelah diperiksa perahu korban tidak ditemukan narkotika. Korban lalu dibawa ke rumah sakit untuk dirawat,” katanya.
Murtala mengatakan, pihak TNI AL telah membesuk korban dan bersedia menanggung biaya pengobatan. Namun, Murtala berharap aparat yang melepaskan tembakan itu diberikan sanksi. Dia menilai cara aparat melakukan penegakan hukum menghadirkan ketakutan bagi nelayan.
”Kami hanya nelayan kecil. Kalau dicurigai membawa narkotika seharusnya diperiksa, bukan ditembak seperti itu,” ujar Murtala.
Dihubungi terpisah, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Lhokseumawe Kolonel Marinir Dian Suryansyah menuturkan, pihaknya telah menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga. TNI AL juga memberikan santunan kepada korban.
Dian berharap kasus ini tidak dibesar-besarkan karena telah selesai dengan mediasi. ”Tidak mungkin kami menembak warga, ini insiden. Anggota melepaskan tembakan ke air untuk menghentikan kapal, tetapi melesat ke lengan korban,” kata Dian.
Menurut Dian,pengawasan di perairan Aceh Tamiang diperkuat karena menjadi jalur penyelundupan narkoba dan barang ilegal dari luar negeri. ”Sejak kami tingkatkan pengawasan, kasus semakin menurun,” katanya.