Sebanyak 20 ton gula kelapa organik diekspor ke Malaysia dari Purbalingga. Diharapkan ekspor ini membangkitkan ekonomi masyarakat.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Sebanyak 20 ton gula kelapa bernilai Rp 500 juta diekspor ke Malaysia dari Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu (10/8/2022).
PURBALINGGA, KOMPAS — CV Bunga Palm Purbalingga bekerja sama dengan CV Maras Bekasi melakukan ekspor perdana gula merah cetak ke Malaysia. Pengiriman 20 ton gula dari Purbalingga, Jawa Tengah, ini diharapkan menjadi tanda bangkitnya ekonomi masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
”Potensi produksi gula kelapa Purbalingga ini ada keterjaminan kontinuitas produk. Di Purbalingga ada hampir 90 sentra IKM (industri kecil menengah) gula dengan penderes hampir 18.000 orang,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purbalingga Johan Arifin, di Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu (10/8/2022).
Johan menyebutkan, kapasitas produksi gula kelapa di Purbalingga mencapai 10.000 ton per tahun. Dalam lima tahun terakhir, gula kelapa dari Kabupaten Purbalingga sudah diekspor ke Amerika Serikat dan Jepang.
”Rata-rata setiap ekspor 1 kontainer atau 20-an ton. Itu nilainya berkisar Rp 500 juta hingga Rp 700 juta,” tuturnya.
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Sebanyak 20 ton gula kelapa bernilai Rp 500 juta diekspor ke Malaysia dari Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu (10/8/2022).
Direktur CV Bunga Palm Purbalingga Gunarto mengatakan, perusahaannya telah bermitra dengan sekitar 450 penderes kelapa dari sejumlah desa di Purbalingga. ”Kami biasanya kirim gula kelapa ke Amerika dan Dubai, baru kali ini kami kirim ke Malaysia,” tutur Gunarto.
Keunggulan gula kelapa organik dari Purbalingga ini, kata Gunarto, adalah karena rasanya lebih lezat dan lebih harum. Permintaan yang tinggi dari luar negeri antara lain dipicu oleh karena kesadaran hidup sehat di sana cukup tinggi. Dengan mengonsumsi gula kelapa organik, diyakini aman bagi penderita diabetes.
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyampaikan, di tengah keprihatinan pandemi Covid-19 yang meluluhlantakkan berbagai sektor ekonomi, ekspor gula kelapa ke Malaysia ini diharapkan bisa memberi semangat bagi para penderes serta pengekspor untuk bangkit. ”Kita bersyukur beberapa sektor unggulan ini sudah bangkit sesuai dengan apa yang jadi semboyan HUT Ke-77 RI, artinya pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat,” ujar Pratiwi.
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Sebanyak 20 ton gula kelapa bernilai Rp 500 juta diekspor ke Malaysia dari Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu (10/8/2022).
Dari catatan Kompas, CV Navil Natural Purbalingga selama 2,5 tahun telah mengekspor 1.700 ton. Perusahaan itu pada 2016 mencatat total pembelian gula semut atau gula kristal kelapa sebesar 322,2 ton dengan nilai Rp 6,3 miliar. Pada 2017 jumlahnya meningkat jadi 828,43 ton dengan nilai Rp 13,86 miliar dan pada pertengahan 2018 mencapai 650,38 ton dengan nilai Rp 11,632 miliar.
Perusahaan ini bermitra dengan 756 petani penderes gula kelapa dan di wilayah Cilacap mencapai 206 petani penderes. ”Gula yang dibeli dari petani penderes kelapa sudah diekspor ke semua benua, mulai dari Amerika, Eropa, Australia, Asia, dan juga Afrika,” kata Direktur Utama CV Navil Natural Darmawan saat itu.