Banjir di Katingan Mulai Surut, Aktivitas Warga Kembali Normal
Banjir di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, mulai surut. Aktivitas warga kembali normal. Banjir di Katingan sangat dipengaruhi curah hujan yang saat ini dipicu fenomena La Nina.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
KASONGAN, KOMPAS — Banjir di Kabupaten Katingan mulai surut dan aktivitas warga kembali normal. Banjir yang sudah berlangsung hampir satu minggu itu setidaknya telah merendam 413 rumah di lima kecamatan dan menelan satu korban tewas.
Sebelumnya, banjir sudah melanda Kabupaten Katingan sejak 4 Agustus 2022. Dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Katingan, terdapat 350 rumah yang terendam, sebanyak 733 keluarga terendam banjir, juga fasilitas publik lainnya.
Lima kecamatan yang terendam banjir adalah Kecamatan Petak Malai, Sanaman Mantikei, Katingan Tengah, Kecamatan Tasik Payawan, dan Kecamatan Katingan Hilir.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Katingan Roby menjelaskan, banjir di wilayah hulu seperti Kecamatan Petak Malai, Sanaman Mantikei, dan Katingan Tengah sudah bergerak ke wilayah hilir. Sementara di wilayah hulu banjir sudah surut dan aktivitas warga kembali normal.
”Banjir kiriman sudah bergerak ke wilayah hilir, yakni Kecamatan Tasik Payawan dan Katingan Hilir. Namun, kondisinya tidak separah banjir sebelumnya, karena sudah tiga hari tidak terjadi hujan,” kata Roby di Kasongan, Rabu (10/8/2022).
Banjir terjadi akibat luapan Sungai Katingan yang panjangnya mencapai 650 kilometer dengan lebar rata-rata 250 meter. Sungai itu melintas hampir di tiap kecamatan di Kabupaten Katingan.
Roby menambahkan, intensitas hujan yang rendah saat ini mampu ditampung oleh Sungai Katingan sehingga tidak terjadi luapan berlebihan seperti tahun lalu maupun dua tahun lalu.
”Banjir kiriman memang lewat Sungai Katingan, kondisinya tak separah di bagian utara atau hulu tempo hari meskipun masih ada bagian sekitar sungai yang digenangi air itu karena dataran rendah,” kata Roby.
Camat Katingan Hilir Dony Merianto mengungkapkan, banjir kali ini lebih cepat surut. Total di dua kelurahan di wilayahnya hanya tiga rumah yang terendam banjir selama dua hari. ”Kondisinya kini sudah normal kembali, masyarakat mulai beraktivitas seperti biasa,” katanya.
Dalam pantauannya, lanjut Dony, masih terdapat genangan air, tetapi akses jalan masih bisa dilewati kendaraan roda dua maupun roda empat. ”Selama wilayah hulu sudah surut, banjir di wilayah kami akan lebih cepat surut,” ujarnya.
Kemarau basah
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kota Palangkaraya Lian Adriani menjelaskan, dari prediksinya terdapat 12 kabupaten dan kota yang masih terus dilanda hujan dengan intensitas kecil hingga sedang atau kemarau basah. Sementara dua kabupaten lainnya tidak ada intensitas hujan sama sekali seperti wilayah Barito.
Kondisinya kini sudah normal kembali, masyarakat mulai beraktivitas seperti biasa. (Dony Merianto)
Menurut Lian, kemarau basah di Pulau Kalimantan dan beberapa wilayah di Indonesia pada umumnya dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya fenomena alam La Nina.
”La Nina terpantau masih dalam kategori lemah, tetapi berpengaruh pada intensitas hujan,” jelasnya.
Lian menambahkan, fenomena La Nina berdampak pada meningkatnya potensi hujan di Indonesia, termasuk Kalimantan Tengah. Selain itu, faktor kondisi lokal atau ketidakstabilan atmosfer di Kalteng juga cukup mendukung pembentukan awan hujan (awan konvektif) pada skala lokal.
”Jadi tahun ini, untuk bulan-bulan sekarang yang biasanya kering (kemarau), akan lebih basah jika dibandingkan kondisi normal karena masih berpotensi sering terjadinya hujan,” jelas Lian.
BMKG juga terus mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang dapat terjadi kapan saja. ”Perlu berhati-hati terhadap dampak bencana yang ditimbulkan, seperti banjir, genangan air, tanah longsor, dan angin kencang juga pohon tumbang,” tambah Lian.