Banjir di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, terjadi di tengah musim kemarau. BMKG memperingatkan kondisi cuaca saat ini berubah-ubah.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
KASONGAN, KOMPAS – Tiga kecamatan di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, dilaporkan terendam banjir. Banjir melanda wilayah itu di tengah musim kemarau. Fenomena La Nina diduga menjadi pemicu hujan dan menyebabkan sungai meluap hingga ke permukiman penduduk.
Tiga kecamatan yang terdampak banjir adalah Petak Malai, Sanaman Mantikei, dan Katingan Tengah. Belum diketahui jumlah pasti desa yang terendam di tiga kecamatan tersebut. Ketinggian banjir bervariasi mulai dari 20 sentimeter sampai 120 sentimeter.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Katingan Roby menjelaskan, banjir terjadi akibat meluapnya sejumlah anak Sungai Katingan, termasuk Sungai Samba. ”Kami masih melakukan pendataan di lapangan. Namun, dari laporan camat, di beberapa wilayah desa, banjir perlahan surut,” kata dia, saat dihubungi dari Palangkaraya, Minggu (7/8/2022).
Roby menjelaskan, banjir mulai dilaporkan ke BPBD Kabupaten Katingan pada 4 Agustus 2022. Pihaknya lalu mengirim sejumlah petugas beserta fasilitas pendukung untuk melakukan pemantauan. Meskipun pihak BPBD telah menyiapkan sejumlah lokasi pengungsian, warga memilih bertahan di rumah masing-masing.
Biasanya, kata Robby, saat banjir melanda, warga membuat panggung di dalam rumah atau yang biasa disebut dengan "katil". Semua barang berharga hingga tempat tidur dinaikkan ke atas katil sehingga warga bisa tetap tinggal di rumahnya. ”Ini banjir bisa berlanjut ke daerah lain karena memang hampir tiap tahun begini. Makanya warga tetap bertahan di rumahnya masing-masing,” ujar Roby.
Saat ini, lanjut dia, banjir di Sanaman Mantikei dan Petak Malai dilaporkan mulai surut. Sementara itu, banjir masih bertahan dan berpotensi terus naik di beberapa wilayah di Katingan Tengah, seperti Desa Tumbang Samba dan sekitarnya.
Berdasarkan catatan Kompas, banjir di Kabupaten Katingan terjadi setiap tahun. Tahun 2020-2021 merupakan yang terburuk. Saat itu, setidaknya 10 kecamatan terendam banjir dengan total 1.536 orang terdampak dan 253 rumah, lima unit bangunan sekolah, dan dua unit tempat ibadah terendam banjir dengan ketinggian 50-200 sentimeter (Kompas, 23 Agustus 2021).
Roby mengantisipasi banjir kiriman dari wilayah hulu Katingan menuju Katingan bagian hilir, seperti Kecamatan Pulau Malan, Tewang Sanggalang Garing, Katingan Hilir, Tasik Payawan, dan Kamipang. ”BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) juga memprediksi masih ada hujan di wilayah Katingan bagian utara, jadi kami waspada juga,” ungkapnya.
Sebelumnya, BMKG Stasiun Meteorologi Kota Palangkaraya memprediksi musim kemarau akan memasuki Kalteng pada awal Juli. Namun, sepanjang Juli sampai awal Agustus hujan masih terus turun dengan beragam intensitas.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kota Palangkaraya Lian Adriani menjelaskan, saat ini wilayah yang memasuki musim kemarau hanya sebagian kecil daerah di Kabupaten Barito Selatan bagian selatan, Kabupaten Barito Timur bagian selatan, dan sebagian kecil Kabupaten Kapuas bagian tenggara. Hal itu ditunjukkan pada analisis perkembangan musim terbaru.
“Wilayah lainnya terpantau masih sering terjadi hujan. Hal ini terjadi karena faktor La Nina yang masih aktif meski menunjukkan kategori lemah,” ungkap Lian.
Lian menambahkan, fenomena La Nina berdampak pada meningkatnya potensi hujan di Indonesia, termasuk Kalteng. Selain itu, faktor kondisi lokal atau ketidakstabilan atmosfer di Kalteng juga cukup mendukung proses pembentukan awan hujan (awan konvektif) pada skala lokal.
”Jadi, tahun ini, untuk bulan-bulan yang biasanya kering (kemarau), akan lebih basah jika dibandingkan kondisi normal karena masih berpotensi sering terjadinya hujan,” ujarnya.
BMKG juga terus mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang dapat terjadi kapan saja. ”Perlu berhati-hati terhadap dampak bencana yang ditimbulkan, seperti banjir, genangan air, tanah longsor, dan angin kencang juga pohon tumbang,” kata Lian.