Kekeringan di Lanny Jaya Meluas hingga Empat Kampung
Luas lahan pertanian warga di Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, Papua, yang mengalami kerusakan karena fenomena embun beku mencapai 36 hektar. Sebanyak empat kampung terdampak.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Bencana kekeringan di Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, Papua, meluas dari tiga menjadi empat kampung. Total luas lahan pertanian warga yang mengalami kerusakan akibat fenomena embun beku mencapai 36 hektar.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Jonathan Koirewoa yang berada di Distrik Tiom, ibu kota Lanny Jaya, Jumat (5/8/2022), mengatakan, empat kampung yang terdampak kekeringan akibat fenomena embun beku meliputi Uwone, Luarem, Yugunomba, dan Tumbubur.
Adapun luasan lahan pertanian yang terdampak bencana kekeringan akibat embun beku meliputi Luarem 12 hektar, Yugunomba 10 hektar, Tumbubur 10 hektar, dan Uwome 4 hektar. Tanaman pangan yang mengalami kerusakan adalah ubi dan keladi.
Ia memaparkan, total terdapat 7.670 jiwa di Distrik Kuyawage. Warga di empat kampung yang terdampak musibah kekeringan berdasarkan data terkini sebanyak 548 orang.
Total korban meninggal di Kuyawage mencapai empat orang, yang meliputi dua orang dewasa dan dua anak balita, sedangkan 61 warga dalam kondisi sakit. Tim Pemprov Papua dan Pemkab Lanny Jaya masih menyelidiki penyebab kematian empat orang itu terkait kelaparan atau sakit.
”Pemkab Lanny Jaya telah menerjunkan 11 tenaga kesehatan dengan pesawat dari Wamena ke Kuyawage pada Kamis kemarin. Tim akan menyelidiki penyebab empat warga yang meninggal dan mengobati puluhan warga yang sakit,” kata Jonathan.
Untuk memaksimalkan penanganan bencana, Pemkab Lanny Jaya telah merevisi surat keputusan penetapan status tanggap darurat kekeringan di Kuyawage. Masa tanggap darurat diubah dari 30 hari menjadi 90 hari.
Tidak Kondusif
Jonathan pun mengungkapkan, kondisi keamanan di Kuyawage yang tidak kondusif menyebabkan upaya pendataan dampak kekeringan tidak berjalan optimal. Hanya tenaga kesehatan yang dapat memasuki area tersebut.
Diketahui Kuyawage termasuk salah satu tempat di Lanny Jaya, tempat bercokolnya kelompok kriminal bersenjata. Terdapat kelompok pimpinan militer Murib dan Purom Wenda yang sering menyerang aparat keamanan.
”Kami bersama Pemkab Lanny Jaya telah membuka posko penanggulangan bencana kekeringan di Tiom. Masa tanggap darurat terhitung dari tanggal 25 Juli hingga 25 Oktober 2022,” tutur Jonathan.
Sementara itu, Kapolres Lanny Jaya Ajun Komisaris Besar Umar Nasatekay mengatakan, bantuan sembako berupa beras dan selimut dari Kementerian Sosial telah tiba di Tiom pada Jumat sore. Bantuan ini yang kedua kalinya dari Kementerian Sosial untuk mengatasi masalah krisis pangan yang dialami masyarakat Kuyawage.
”Bantuan dari Kemensos yang tiba di Tiom pada Jumat ini adalah beras mencapai 2,8 ton dan 8 karung pakaian untuk dewasa dan anak-anak. Kami bersama rekan TNI akan membawa bantuan melalui jalur darat dan bertemu dengan perwakilan masyarakat di lokasi yang aman,” kata Umar.
Sebelumnya bantuan yang telah disalurkan Kementerian Sosial meliputi 500 paket sembako, beras seberat 10 kilogram sebanyak 280 karung, 500 paket makanan untuk anak-anak, dan 1.000 paket makanan siap saji untuk orang dewasa. Bantuan lainnya adalah 1.000 selimut, 500 pakaian untuk orang dewasa pria dan wanita, serta 500 pakaian untuk anak kecil.
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Hendro Nugroho memaparkan, Lanny Jaya dilanda musim kemarau sejak awal bulan Juni. Penurunan curah hujan terjadi karena potensi pembentukan awan cenderung tidak signifikan. Pertumbuhan awan yang tidak signifikan juga menyebabkan suhu udara menjadi lebih dingin karena panas yang diterima langsung dipantulkan kembali keluar bumi.
”Pengaruh dari musim kemarau, udara akan terasa lebih dingin karena masa udara dari selatan yang bersifat kering dan dingin. Selain itu, terjadi proses evapotranspirasi mengakibatkan tumbuhan semakin kering dan tidak dapat bertahan hidup,” ujar Hendro.