Investigasi Prajurit TNI Tertembak di Yahukimo Dimulai
Seorang prajurit TNI tertembak ketika pihak kepolisian mencegah massa menyerang Markas Polsek Deikai, Kabupaten Yahukimo, Papua. Tim gabungan TNI-Polri kini tengah menginvestigasi insiden itu.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Tim gabungan TNI-Polri memulai investigasi insiden tertembaknya Prajurit Kepala AS ketika aparat kepolisian mencegah aksi penyerangan Markas Polsek Deikai di Kabupaten Yahukimo, Papua, Rabu (27/7/2022). Tim akan menyelidiki pemicu awal peristiwa tersebut hingga terjadinya penembakan.
Komandan Distrik Militer 1715/Yahukimo Letnan Kolonel Inf Johanis Victorianus Tethool, saat dihubungi dari Jayapura, Papua, Sabtu (30/7/2022), mengatakan, investigasi terkait tertembaknya Praka AS telah dimulai. Tim investigasi berasal dari Polisi Militer Kodam XVII/Cenderawasih dan Polda Papua.
Johanis pun menyatakan situasi di Deikai masih kondusif dan warga beraktivitas seperti biasa. Ia menjamin soliditas antara TNI dan Polri tetap terjaga meskipun terjadi insiden tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh Kompas dari Polda Papua, insiden tertembaknya Praka AS terjadi pada Rabu (27/7/2022) pukul 20.30 WIT. AS terkena tembakan di paha bagian kanan.
Saat itu, pihak kepolisian melepaskan tembakan peringatan ketika massa yang berjumlah sekitar 70 orang membakar pagar Markas Polsek Deikai. Massa pun melempari Markas Polsek Deikai dengan batu sehingga menyebabkan kaca jendela di sejumlah ruangan pecah.
Insiden penyerangan Polsek Deikai diduga dipicu peristiwa yang terjadi pada Rabu siang. Saat itu, anggota Polsek Deikai mengamankan seorang prajurit TNI berinisial Pratu UA yang bertengkar dengan seorang pemilik warung di Distrik Deikai, ibu kota Yahukimo, pada Rabu sekitar pukul 13.00 WIT. Pratu UA mengalami luka di bagian kepala karena diduga bertengkar dengan pihak kepolisian.
Adapun Pratu UA dan Praka AS merupakan anggota TNI yang bertugas di Kodim 1715/Yahukimo. Diduga massa yang menyerang Markas Polsek Deikai memiliki hubungan dekat dengan Pratu UA.
”Kondisi Praka AS semakin membaik setelah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Deikai. Sementara Pratu UA juga telah mendapatkan pengobatan dan sudah bertemu tim investigasi,” kata Johanis.
Johanis menegaskan, insiden yang terjadi pada Rabu lalu hanyalah perbuatan oknum anggota dan sama sekali tidak memengaruhi sinergitas TNI dan Polri di Yahukimo. ”Saya bersama Kapolres Yahukimo AKBP Deni Herdiana selalu menjalin komunikasi dan bahu-membahu untuk menjaga Yahukimo tetap kondusif,” tambah Johanis.
Sementara itu, Komandan Resor Militer 172/Praja Wira Yakhti Brigadir Jenderal Juinta Omboh Sembiring mengatakan, pihaknya turut mengirimkan perwakilan dalam tim investigasi dari Kodam XVII/Cenderawasih. Ia pun mengaku menyesalkan insiden ini terjadi di tengah sinergitas TNI-Polri yang semakin solid.
”Korem 172/PWY dan Polda Papua berkomitmen menyelesaikan persoalan ini sehingga mencegah situasi yang tidak kondusif di antara dua institusi. Panglima Kodam Cenderawasih telah memerintahkan untuk memproses hukum prajurit yang bersalah. Kami juga berharap pihak kepolisian mengambil langkah yang sama bagi anggotanya yang terbukti bersalah,” kata Juinta.
Saat itu, pihak kepolisian melepaskan tembakan peringatan ketika massa yang berjumlah sekitar 70 orang membakar pagar Markas Polsek Deikai.
Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Papua Komisaris Besar Gustav Urbinas menuturkan, pihaknya telah menerjunkan tim investigasi untuk mengetahui langkah penanganan hukum yang digunakan anggota dari peristiwa awal di warung hingga peristiwa penyerangan Polsek Deikai.
”Kami akan menyelidiki upaya tembakan peringatan yang dilepaskan anggota sudah sesuai dengan prosedur atau tidak. Anggota juga tidak mengetahui terdapat prajurit TNI yang diduga berjarak dekat dengan massa saat terjadi penyerangan di Markas Polsek Deikai,” kata Gustav.