Keributan Suporter di Sleman, Polda DIY Bantah Ada Korban Tewas
Rombongan suporter klub Persis Solo terlibat keributan di wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (25/7/2022). Polda DIY membantah informasi ada korban meninggal dalam peristiwa itu.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Rombongan suporter klub Persis Solo asal Kota Surakarta, Jawa Tengah, terlibat keributan di wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (25/7/2022). Sempat beredar informasi ada suporter yang tewas akibat kejadian itu. Namun, Kepolisian Daerah DIY membantah kabar tersebut.
Keributan terjadi saat rombongan suporter Persis Solo hendak menuju Magelang. Mereka hendak memberi dukungan kepada tim kesayangannya yang akan menjalani laga melawan Dewa United dalam kompetisi sepak bola BRI Liga 1 2022-2023 di Stadion Moch Soebroto, Senin sore.
Akan tetapi, saat tiba di kawasan Sleman, mereka terlibat keributan di sejumlah lokasi. Salah satunya di kawasan Jombor, Kecamatan Mlati, Sleman. ”Ada sedikit cekcok dengan masyarakat. Ada pelemparan batu,” ujar Kepala Kepolisian Sektor Mlati Komisaris Andhies F Utomo di Jombor, Senin sore.
Andhies menjelaskan, keributan di Jombor terjadi sekitar pukul 14.00. Saat itu, rombongan suporter Persis Solo datang dari arah timur mengendarai sepeda motor. Mereka melewati jalan ringroad utara, lalu hendak naik ke flyover atau jalan layang Jombor. Saat itulah keributan antara suporter Persis Solo dan sekelompok orang pecah.
”Mungkin sudah ada sedikit keributan sebelum masuk ke flyover. Sempat muncul kesalahpahaman dan adu mulut di jalan sehingga ada lemparan-lemparan batu,” kata Andhies.
Andhies memaparkan, keributan di Jombor diduga imbas keributan sebelumnya di lokasi lain. Sekelompok orang lalu mengejar rombongan suporter Persis Solo sehingga terjadi keributan di sana.
Selain itu, sekelompok orang yang mengejar tersebut juga sempat terlibat keributan di Jombor dengan warga setempat. ”Ada pertikaian sebelumnya, lalu ada yang mengejar sampai sini. Waktu pengejar kembali, sempat ribut dengan masyarakat lokal sini,” ucap Andhies.
Menurut Andhies, polisi sempat mengeluarkan gas air mata dan menangkap empat orang. Namun, belum diketahui identitas dan dari mana orang-orang itu berasal.
Andhies menambahkan, polisi masih menginventarisasi apakah ada kerusakan yang terjadi dalam keributan tersebut. Pihaknya juga belum bisa memastikan apakah ada korban dalam keributan di wilayah Jombor.
Bantah informasi
Kepala Bidang Humas Polda DIY Komisaris Besar Yuliyanto mengatakan, selain di Jombor, keributan yang melibatkan suporter Persis Solo juga terjadi di Gejayan, Sleman. Yuliyanto menyebutkan, setelah peristiwa itu, sempat beredar informasi bahwa ada suporter yang meninggal. Namun, Yuliyanto mengatakan, informasi tersebut tidak benar.
Menurut Yuliyanto, pihaknya sudah bertanya kepada beberapa rumah sakit di DIY untuk mengecek apakah benar ada suporter yang meninggal akibat keributan tersebut. ”Dari humas rumah sakit yang saya cek menyatakan tidak ada korban yang meninggal dunia karena peristiwa tadi siang,” ucapnya.
Ke depan, Yuliyanto mengimbau para suporter klub sepak bola, baik Surakarta maupun Yogyakarta, untuk tidak melanggar hukum, termasuk merusak fasilitas umum. ”Mari kita sama-sama menjaga situasi supaya pertandingan bola, di mana pun pertandingannya, bisa dinikmati dan disaksikan dengan nyaman. Tidak perlu membuat keributan,” kata Yuliyanto.