Tindak Lanjuti Pertemuan Presiden Jokowi dan Ramos Horta, Menhub Langsung Datangi Perbatasan RI-Timor Leste
Kota Kupang dan Dili akan dilayani bus Damri di bawah pengelolaan Kementerian Perhubungan. Model bisnis layanan Damri pada rute itu masih dikaji.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi langsung menindaklanjuti hasil pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Timor Leste Ramos Horta di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (19/7/2022) kemarin. Pada Rabu (20/7/2022) petang, Budi mendatangi pos perbatasan Indonesia dan Timor Leste untuk memantau kesiapan percepatan konektivitas antara kedua negara.
Dengan menggunakan pesawat khusus, Budi terbang ke Kota Kupang, ibu kota Provinsi NTT, kemudian ke Atambua di Kabupaten Belu. Dari Atambua dilanjutkan dengan kendaraan darat ke Pos Lintas Batas Negara Terpadu Motaain. Pos tersebut berjarak sekitar 113 kilometer dari Dili, ibu kota Timor Leste, dan berjarak 295 kilometer dari Kota Kupang.
Kepada Kompas di Bandar Udara Eltari Kupang, Budi mengatakan, pada Selasa kemarin ia berbicara langsung dengan menteri dari Timor Leste yang menangani urusan transportasi. Salah satu poin yang disepakati adalah mengoperasikan layanan Damri dengan rute Kupang ke Dili. Dua kota itu berjarak hampir 400 kilometer.
”Saya meninjau lintas batas dan memastikan apa saja yang harus diperlukan. Saya sudah koordinasi dengan tim Damri untuk mempersiapkan, mengeksekusi hasil perjanjian (Presiden RI dan Timor Leste). Damri sedang melakukan kajian, dan dalam dua minggu akan dilaporkan kepada saya,” kata Budi.
Menurutnya, kajian dimaksud mengenai model bisnis yang akan diterapkan. Ia mencontohkan, untuk jalur perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Barat, layanan semacam itu menggunakan model bisnis komersial. Alasannya, daya beli masyarakat setempat menunjang sehingga tidak perlu disubsidi pemerintah.
”Di sini (jalur Kupang-Dili) akan dilihat dulu, apakah di sini bisa komersial. Kalau komersial, tidak perlu subsidi. Tapi kalau tidak, seperti apa kita harus kaji lebih dalam,” ujar Budi.
Dalam catatan Kompas, saat ini jalur darat dari Kupang ke Dili dilayani oleh angkutan swasta baik yang mengangkut penumpang maupun barang. Satu penumpang membayar 30 dollar AS. Rute itu ditempuh dalam waktu sekitar 12 jam.
Operasional jalur darat itu baru kembali ramai tiga bulan terakhir setelah pihak Timor Leste menormalisasi pintu perbatasan. Selama pandemi Covid-19, Timor Leste hanya membuka pintu perbatasan sekali dalam seminggu. Itu pun hanya di perlintasan Motaain. Sementara perlintasan darat lainnya, seperti Motamasin, Wini, dan Napan, ditutup. Perlintasan tradisional juga sepi.
Selain layanan Damri lewat jalur darat, lanjut Budi, pihaknya juga akan memperkuat konektivitas lewat jalur udara. Salah satu maskapai swasta akan melayani rute Denpasar, Bali, ke Dili. Menurut rencana, frekuensi penerbangan dua kali dalam satu pekan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan komitmennya untuk mendorong badan usaha milik negara dan perusahaan-perusahaan Indonesia berpartisipasi dalam pembangunan di Timor Leste, termasuk di bidang infrastruktur. Presiden juga berharap, Indonesia dan Timor Leste segera menyelesaikan perjanjian bilateral investasi (investment treaty). Hal ini penting karena nilai investasi Indonesia di Timor Leste mencapai 818 juta dollar AS. Investasi terutama di sektor perbankan, minyak dan gas, serta telekomunikasi.
Presiden Horta pun mengapresiasi dukungan Indonesia dalam pembangunan di Timor Leste, khususnya di bidang pendidikan, sumber daya manusia, serta ekonomi. Ia berharap ada peningkatan hubungan perdagangan dan ekonomi.
”Kemungkinan penguatan kerja sama lewat pembangunan bendungan untuk penyediaan air, kawasan industri di bagian timur dan sekitar perbatasan, Timor bagian barat,” katanya (Kompas, 20/7/2022).
Dihubungi secara terpisah, Administrator Pos Lintas Batas Negara Terpadu Motaain Engelberthus Klau mengatakan, fasilitas untuk menunjang kelancaran transportasi darat sudah disiapkan. ”Tempat parkir untuk Damri sudah ada. Juga tempat istirahat sementara bagi penumpang. Kami akan berupaya untuk mengoptimalkan pelayanan di pos ini,” katanya.
Menurutnya, sejak perlintasan kembali normal, mobilitas warga mulai ramai. Dalam satu hari, lebih dari 200 orang melewati perlintasan Motaain. Kebanyakan mereka mengganti kendaraan di perbatasan. Jika Damri beroperasi, hal itu semakin membantu pelaku perjalanan.
Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi Atambua KA Halim juga memastikan akan membantu kelancaran mobilitas para pelintas. Pihaknya akan menambah lagi loket pelayanan di Pos Motaain. Petugas imigrasi yang saat ini berjumlah 15 orang akan ditambah lagi menjadi 30 orang.
”Pelayanan untuk satu orang itu tidak boleh lebih dari 5 menit. Semakin cepat, semakin bagus,” kata Halim. Sistem jaringan internet di loket imigrasi yang sempat mengalami gangguan beberapa waktu lalu kini sudah diperbaiki.