Banjir Garut Surut, Warga Tetap Diminta Waspadai Bencana Susulan
Banjir luapan Sungai Cimanuk di Kabupaten Garut berdampak pada 20 desa di 8 kecamatan. Meskipun berangsur surut, warga tetap diminta waspada terhadap banjir susulan karena potensi cuaca ekstrem masih ada.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Banjir yang melanda 20 desa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (15/7/2022), berangsur surut. Walaupun tidak terdapat korban jiwa, banjir akibat luapan Sungai Cimanuk ini berdampak kepada 478 warga yang bermukim di sekitar aliran sungai tersebut.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), desa-desa yang terdampak itu tersebar di delapan kecamatan, yakni Cikajang, Garut Kota, Tarogong Kidul, Karangpawitan, Bayongbong, Banyuresmi, Cilawu, dan Cibatu. Sembilan rumah rusak berat dan 295 rumah lainnya terdampak banjir tersebut.
”Warga yang masih mengungsi sebanyak 109 keluarga. Mereka tersebar di beberapa tempat, seperti RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) dr Slamet dan rumah kerabat,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, dalam rilis yang diterima Kompas di Bandung, Sabtu (16/7/2022).
Selain rumah warga, banjir luapan Sungai Cimanuk ini juga melanda sejumlah fasilitas umum. Abdul menjabarkan, infrastruktur yang terdampak, antara lain, fasilitas pendidikan sebanyak dua unit dan empat unit fasilitas umum lainnya.
Sebelumnya, BPBD Garut melaporkan banjir yang melanda delapan kecamatan tersebut terjadi sejak Jumat (15/7/2022) pukul 20.00. Aliran Sungai Cimanuk meluap sebagai dampak dari hujan deras yang mengguyur Garut sepanjang Jumat.
”Banjir yang melanda 20 desa ini telah surut. Namun, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siap siaga menghadapi potensi bencana susulan. Prakiraan cuaca esok, Minggu (17/7/2022), masih berpeluang hujan ringan,” tutur Abdul.
Meski hujan ringan, potensi hujan dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang pada siang hingga malam. Karena itu, Abdul meminta masyarakat tetap waspada terhadap peringatan dini yang dikeluarkan guna mengantisipasi bencana susulan.
”Pemerintah daerah bersama warga dapat secara rutin membersihkan saluran air, normalisasi sungai, hingga perbaikan serta penguatan tanggul. Penghijauan kembali daerah resapan air di hulu dan sepanjang aliran sungai juga diperlukan,” paparnya.
Sebelumnya, Bupati Garut Rudy Gunawan menetapkan Garut darurat bencana banjir sejak Sabtu (16/7/2022) pagi. Bantuan kebersihan hingga pangan akan disalurkan kepada masyarakat yang terdampak.
Rudy pun meminta masyarakat untuk melakukan pembersihan rumah secara mandiri setelah diberikan uang kerohiman tersebut. Dia berujar, setiap rumah yang terdampak mendapatkan dana Rp 500.000 hingga maksimal Rp 1 juta. Nominal ini sesuai kerusakan dan dampak dari banjir yang menimpa rumah masing-masing.
Selain itu, setiap keluarga yang terdampak bakal mendapatkan bantuan pangan. Rudy mengatakan, dia telah menginstruksikan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Garut untuk membagikan beras cadangan pemerintah.
”Masing-masing 4,5 kilogram untuk satu rumah yang terdampak. Ini dalam keadaan emergency untuk memulihkan pangan. Kerusakan infrastruktur akan terus didata dan diharapkan semua pihak saling berkoordinasi untuk penanganan banjir ini,” ujarnya.